Ilmu
1485 Hits

Bertaubat dari Kesalahan


BERTAUBAT DARI KESALAHAN
(Tadabbur Qs. At-Tahrim: 3-4)
Dr.  Ahmad Zain An-Najah
Resume Kajian Bakda Subuh
Masjid Darussalam Kota Wisata
Sabtu, 8 Februari 2020
•••
Kita mereview pertemuan yang lalu. Walaupun seorang Rasul, namun sebagai manusia tetap dapat melakukan kesalahan. Begitu pula dengan keluarga beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditegur oleh Allah dalam surah at-Tahrim. Sesuai denagn namanya, surah at-Tahrim artinya pengharaman.
Ada beberapa hukum: halal, haram, mubah, makruh, sunnah dan wajib.  Kita bisa saja terjebak atau khilaf melakukan apa yang diharamkan oleh Allah atau sebaliknya. 
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 
(بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ ۖ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ)
"Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. At-Tahrim: 1)
Seorang Nabi pun dapat terjebak hal-hal yang berhubungan dengan perasaan. Ayat pertama menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ingin menyenangkan istrinya hingga melakukan pengharaman (bagi diri beliau sendiri) atas suatu hal yang dihalalkan oleh Allah. 
Manusia itu tempat salah dan lupa. Akan tetapi yang paling baik adalah manusia yang mau bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan kembali memperbaiki kesalahannya. 
(قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ ۚ وَاللَّهُ مَوْلَاكُمْ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ)
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (Qs. at-Tahrim: 2)
Ayat kedua, Allah memerintahkan Nabi untuk membatalkan sumpah beliau.
Sekarang kita masuk bahasan utama,  tadabbur ayat ketiga. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 
(وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ)
"Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad, lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah), lalu Hafsah bertanya, "Siapakah yang telah memberitahukan hal itu kepadamu?” Nabi menjawab, "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. at-Tahrim 3)
Rasulullah memberitahukan sebuah rahasia kepada salah satu istri beliau. Ternyata istri tersebut membocorkan rahasia kepada istri yang lainnya lagi. 
Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwasanya istri yang membocorkan rahasia itu harus bertaubat.
Hafsah memiliki dua kasus diceritakan dalam ayat ini, dimana beberapa ulama mufassir berbeda pendapat:
1⃣ Ketika Nabi keluar dari rumah Zainab binti Jahsy, sering makan dan minum di rumah Zainab. Hal ini membuat cemburu Aisyah dan Hafsah. Aisyah dan Hafsah membuat rekayasa dengan mengatakan mulut Rasulullah bau, setelah pulang dari rumah Zainab. Lalu Rasul bersumpah untuk tidak makan dan minum di rumah Zainab, untuk menentramkan hati kedua istri beliau tersebut.
Namun kemudian Nabi ditegur oleh Allah karena makan minum di rumah Zainab itu halal dan menyuruh Nabi untuk membatalkan sumpahnya. Nabi pun beristighfar kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 
Pepatah Arab mengatakan: 
Ridha manusia itu tidak mungkin bisa dikejar. Ridha Allah itu tujuan yang tidak boleh ditinggalkan. Maka tinggalkan apa yang tidak bisa dikejar. Kejarlah apa yang tidak bisa ditinggalkan (yaitu ridha Allah). 
Kaidah Cinta: 
Mencintai Allah itu sepenuh hati. Sedangkan cinta kepada manusia itu kadang-kadang saja.
2⃣ Ini khusus untuk ayat ketiga. Nabi membisikkan suatu rahasia kepada Hafsah. Hafsah menjumpai budaknya Nabi yaitu Mariyah al-Qibtiyyah di rumahnya berduaan dengan Rasulullah. Kemudian Rasulullah membisikkan kepada Hafsah bahwa beliau tidak akan menggauli Mariyah lagi, namun harus dirahasiakan. Hafsah menceritakan rahasia tersebut kepada Aisyah. Malaikat Jibril memberitahu Nabi bahwa Hafsah sudah membocorkan rahasia. Hafsah terkejut dan Rasulullah menyebutkan bahwa Allah lah yang memberitahu Nabi tentang Hafsah membocorkan rahasia. 
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 
(إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا ۖ وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ)
"Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula." (Qs. At-Tahrim 4)
Firman-Nya: إِنْ تَتُوبَا 
Jika kalian berdua, Hafsah dan Aisyah, yang sudah membuat Rasulullah bersusah hati dengan membuat rekayasa-rekayasa di atas, mau bertaubat maka Allah Maha Penerima Taubat.
Firman-Nya: فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا 
Apabila hati kalian berdua cenderung (kepada kebatilan).
Firman-Nya:  وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ 
Apabila kalian berdua (Hafsah dan Aisyah)  tetap menyusahkan Nabi, maka Allah menjadi wali/pelindung Nabi, begitu pula dengan Jibril, para malaikat dan orang-orang beriman yang shalih.
Penjelasan ayat:
Para Sahabat Nabi itu cerdas dalam menerima takdir. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kamu itu akan menjadi orang yang paling bahagia kalau ridha dengan takdir Allah. Oleh karena itu Aisyah tidak sakit hati ketika Rasulullah lebih mencintai Khadijah. Saudah tidak sakit hati ketika mau dicerai lalu menyerahkan hari gilirnya kepada Aisyah agar tetap menjadi istri Nabi.
Seandainya Aisyah dan Hafsah tetap membuat susah hati Nabi maka Nabi akan dibantu oleh Allah, Malaikat Jibril, dan orang-orang beriman yang shalih, ditambah para malaikat yang lainnya. Hal ini mengesankan bahwa bermuamalah dengan sembilan istri ini tidak mudah. 
Tidak semuanya dapat diselesaikan dengan undang-undang atau aturan. Jika hatinya sudah benar maka bisa saling merelakan.  Akan tetapi kalau hatinya rusak, maka aturan sebanyak apapun sulit untuk mengatur.
Pelajaran yang dapat diambil dari Qs. at-Tahrim: 4,
(1). Nabi sebagai manusia juga dapat berbuat salah.
(2). Dalam konflik keluarga tidak semudah menyelesaikan konflik dalam perusahaan.
(3). Perlakukan suami-istri dengan layak sesuai dengan kondisinya (ma'ruf).
(4). Setiap orang pasti salah, jika melakukan kesalahan harus bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
(5). Kalau kedua istri tersebut tetap melawan Rasulullah, maka Allah, malaikat Jibril, orang-orang beriman yang shalih dan para malaikat membantu Nabi.
(6). Mengalah untuk menang. Tidak mau melawan Nabi atau orang besar lainnya karena ibaratnya seperti bunuh diri. Mengalah itu tidak selalu kalah. 
Oleh karena itu,  jika ada sebuah keluarga yang sedang mengalami masalah, maka patut untuk membaca dan merenungi Qs. at-Tahrim ini.  Qs. at-Tahrim berisi dengan nilai-nilai pelajaran bagi kehidupan berumah tangga. Bahwa jika melakukan kesalahan maka perlu bertaubat dan berbaikan kembali.
Wallahu a'lam. 
•••
resume by: ~ad
Kud

(Tadabbur Qs. At-Tahrim: 3-4)

Dr.  Ahmad Zain An-Najah


Resume Kajian Bakda Subuh

Masjid Darussalam Kota Wisata

Sabtu, 8 Februari 2020


•••


Kita mereview pertemuan yang lalu. Walaupun seorang Rasul, namun sebagai manusia tetap dapat melakukan kesalahan. Begitu pula dengan keluarga beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditegur oleh Allah dalam surah at-Tahrim. Sesuai denagn namanya, surah at-Tahrim artinya pengharaman.


Ada beberapa hukum: halal, haram, mubah, makruh, sunnah dan wajib.  Kita bisa saja terjebak atau khilaf melakukan apa yang diharamkan oleh Allah atau sebaliknya. 


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 


(بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ ۖ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ)


"Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. At-Tahrim: 1)


Seorang Nabi pun dapat terjebak hal-hal yang berhubungan dengan perasaan. Ayat pertama menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ingin menyenangkan istrinya hingga melakukan pengharaman (bagi diri beliau sendiri) atas suatu hal yang dihalalkan oleh Allah. 


Manusia itu tempat salah dan lupa. Akan tetapi yang paling baik adalah manusia yang mau bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan kembali memperbaiki kesalahannya. 


(قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ ۚ وَاللَّهُ مَوْلَاكُمْ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ)


"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (Qs. at-Tahrim: 2)


Ayat kedua, Allah memerintahkan Nabi untuk membatalkan sumpah beliau.


Sekarang kita masuk bahasan utama,  tadabbur ayat ketiga. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 


(وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ)


"Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad, lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah), lalu Hafsah bertanya, "Siapakah yang telah memberitahukan hal itu kepadamu?” Nabi menjawab, "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. at-Tahrim 3)


Rasulullah memberitahukan sebuah rahasia kepada salah satu istri beliau. Ternyata istri tersebut membocorkan rahasia kepada istri yang lainnya lagi. 


Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwasanya istri yang membocorkan rahasia itu harus bertaubat.


Hafsah memiliki dua kasus diceritakan dalam ayat ini, dimana beberapa ulama mufassir berbeda pendapat:


1⃣ Ketika Nabi keluar dari rumah Zainab binti Jahsy, sering makan dan minum di rumah Zainab. Hal ini membuat cemburu Aisyah dan Hafsah. Aisyah dan Hafsah membuat rekayasa dengan mengatakan mulut Rasulullah bau, setelah pulang dari rumah Zainab. Lalu Rasul bersumpah untuk tidak makan dan minum di rumah Zainab, untuk menentramkan hati kedua istri beliau tersebut.

Namun kemudian Nabi ditegur oleh Allah karena makan minum di rumah Zainab itu halal dan menyuruh Nabi untuk membatalkan sumpahnya. Nabi pun beristighfar kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 


Pepatah Arab mengatakan: 

Ridha manusia itu tidak mungkin bisa dikejar. Ridha Allah itu tujuan yang tidak boleh ditinggalkan. Maka tinggalkan apa yang tidak bisa dikejar. Kejarlah apa yang tidak bisa ditinggalkan (yaitu ridha Allah). 


Kaidah Cinta: 

Mencintai Allah itu sepenuh hati. Sedangkan cinta kepada manusia itu kadang-kadang saja.


2⃣ Ini khusus untuk ayat ketiga. Nabi membisikkan suatu rahasia kepada Hafsah. Hafsah menjumpai budaknya Nabi yaitu Mariyah al-Qibtiyyah di rumahnya berduaan dengan Rasulullah. Kemudian Rasulullah membisikkan kepada Hafsah bahwa beliau tidak akan menggauli Mariyah lagi, namun harus dirahasiakan. Hafsah menceritakan rahasia tersebut kepada Aisyah. Malaikat Jibril memberitahu Nabi bahwa Hafsah sudah membocorkan rahasia. Hafsah terkejut dan Rasulullah menyebutkan bahwa Allah lah yang memberitahu Nabi tentang Hafsah membocorkan rahasia. 


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, 


(إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا ۖ وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ)

"Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula." (Qs. At-Tahrim 4)


Firman-Nya: إِنْ تَتُوبَا 

Jika kalian berdua, Hafsah dan Aisyah, yang sudah membuat Rasulullah bersusah hati dengan membuat rekayasa-rekayasa di atas, mau bertaubat maka Allah Maha Penerima Taubat.


Firman-Nya: فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا 

Apabila hati kalian berdua cenderung (kepada kebatilan).

Firman-Nya:  وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ 

Apabila kalian berdua (Hafsah dan Aisyah)  tetap menyusahkan Nabi, maka Allah menjadi wali/pelindung Nabi, begitu pula dengan Jibril, para malaikat dan orang-orang beriman yang shalih.


Penjelasan ayat:

Para Sahabat Nabi itu cerdas dalam menerima takdir. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kamu itu akan menjadi orang yang paling bahagia kalau ridha dengan takdir Allah. Oleh karena itu Aisyah tidak sakit hati ketika Rasulullah lebih mencintai Khadijah. Saudah tidak sakit hati ketika mau dicerai lalu menyerahkan hari gilirnya kepada Aisyah agar tetap menjadi istri Nabi.


Seandainya Aisyah dan Hafsah tetap membuat susah hati Nabi maka Nabi akan dibantu oleh Allah, Malaikat Jibril, dan orang-orang beriman yang shalih, ditambah para malaikat yang lainnya. Hal ini mengesankan bahwa bermuamalah dengan sembilan istri ini tidak mudah. 


Tidak semuanya dapat diselesaikan dengan undang-undang atau aturan. Jika hatinya sudah benar maka bisa saling merelakan.  Akan tetapi kalau hatinya rusak, maka aturan sebanyak apapun sulit untuk mengatur.


Pelajaran yang dapat diambil dari Qs. at-Tahrim: 4,

(1). Nabi sebagai manusia juga dapat berbuat salah.

(2). Dalam konflik keluarga tidak semudah menyelesaikan konflik dalam perusahaan.

(3). Perlakukan suami-istri dengan layak sesuai dengan kondisinya (ma'ruf).

(4). Setiap orang pasti salah, jika melakukan kesalahan harus bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

(5). Kalau kedua istri tersebut tetap melawan Rasulullah, maka Allah, malaikat Jibril, orang-orang beriman yang shalih dan para malaikat membantu Nabi.

(6). Mengalah untuk menang. Tidak mau melawan Nabi atau orang besar lainnya karena ibaratnya seperti bunuh diri. Mengalah itu tidak selalu kalah. 


Oleh karena itu,  jika ada sebuah keluarga yang sedang mengalami masalah, maka patut untuk membaca dan merenungi Qs. at-Tahrim ini.  Qs. at-Tahrim berisi dengan nilai-nilai pelajaran bagi kehidupan berumah tangga. Bahwa jika melakukan kesalahan maka perlu bertaubat dan berbaikan kembali.


Wallahu a'lam. 


•••


resume by: ~ad

Kudus, 11/02/2020

KARYA TULIS