Karya Tulis
748 Hits

Tafsir An-Najah (Qs.Al-Baqarah :63-66) Bab 49-Diangkat gunung Thursina


DIANGKATNYA GUNUNG THURSINA DAN PELANGGARAN HARI SABTU


وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّوْرَۗ خُذُوْا مَآ اٰتَيْنٰكُمْ بِقُوَّةٍ وَّاذْكُرُوْا مَا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۞ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ لَكُنْتُمْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ ۞ وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِيْنَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِى السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِـِٕيْنَ ۞ فَجَعَلْنٰهَا نَكَالًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ ۞

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa, Kemudian setelah itu kamu berpaling. Maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi,  Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!, Maka Kami jadikan (yang demikian) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”

(Qs. al-Baqarah: 63-66)

 

(1) Diangkatnya Gunung Thursina

Ketika Nabi Musa turun dari gunung Thursina membawa kitab taurat menemui Bani Israel, sambil berkata kepada mereka, “Ambillah kitab Taurat ini dan amalkan isinya”; mereka menjawab, “Tidak, sampai Allah berbicara kepada kita (secara langsung) sebagaimana Allah berbicara kepada anda”. Kemudian Allah mematikan mereka lalu menghidupkan mereka kembali. Nabi Musa kembali mengatakan kepada mereka  kembali, “Ambillah Taurat ini dan amalkan isinya”, mereka pun berkata “Tidak”. Maka Allah memerintahkan malaikat untuk mencabut Gunung Thursina dan membawanya seakan mendung yang ada di atas kepala mereka. Kemudian dikatakan kepada mereka, “Ambillah kitab Taurat ini dan amalkan”, dan diambil perjanjian dari mereka. Jika mereka menolak, maka gunung tersebut akan dijatuhkan di atas mereka. Mereka takut, lalu bersujud sebagai bentuk taubat kepada Allah.

Adapun firman Allah,

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّوْرَۗ خُذُوْا مَآ اٰتَيْنٰكُمْ بِقُوَّةٍ وَّاذْكُرُوْا مَا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 63)

Maksudnya: ‘Ambillah kitab Taurat ini dengan sungguh-sungguh dan ambillah isinya dengan sebenarnya.’

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّوْرَۗ خُذُوْا مَآ اٰتَيْنٰكُمْ بِقُوَّةٍ وَّاذْكُرُوْا مَا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْن

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 63)

Maksudnya adalah pelajari selalu isinya dan juga perintah-perintahnya yang ada di dalamnya, agar mereka bertakwa.

 

(2) Pelanggaran Hari Sabtu

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِيْنَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِى السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِـِٕيْنَ

“Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, ‘Jadilah kamu kera yang hina!’” (Qs. al-Baqarah: 65)

Sabtu artinya secara bahasa adalah istirahat dan berhenti. Maksudnya di sini adalah Hari Sabtu dimana orang-orang Yahudi beristirahat dari bekerja dan beraktifitas, untuk fokus beribadah saja. Tetapi mereka melanggar aturan tersebut secara sengaja dengan cara memasang jaringan ikan pada Hari Jum’at dan mengambilnya pada Hari Ahad.

Hal itu mereka lakukan, karena Hari Sabtu ikan-ikan sangat banyak sedang hari lain ikan-ikan sangat sedikit. Itu semua sebagai ujian bagi mereka, tetapi mereka justru melanggar larangan Allah tersebut. Perbuatan mereka itu dianggap sebuah pelanggaran terhadap hukum Allah secara serius. Karena mempermainkan hukum Allah. Maka Allah menurunkan kepada mereka sanksi yang berat yaitu wajah mereka diubah seperti wajah kera.

Kera itu secara lahir seperti manusia, tetapi hakikatnya secara batin bukan manusia. Begitu juga perbuatan mereka, secara lahir tidak melanggar aturan Allah, karena Hari Sabtu mereka tidak bekerja, tetapi secara batin mereka melanggar aturan Alah, karena  secara diam-diam mereka memasang jaringan ikan. Jadi, sanksi yang Allah turunkan kepada mereka sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan.

Kisah pelanggaran Hari Sabtu ini akan diteruskan lebih lengkap pada firman Allah,

وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِۘ اِذْ يَعْدُوْنَ فِى السَّبْتِ اِذْ تَأْتِيْهِمْ حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَّيَوْمَ لَا يَسْبِتُوْنَۙ لَا تَأْتِيْهِمْ ۛ كَذٰلِكَ ۛنَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ

“Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada Hari Sabtu, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik.”  (Qs. al-A’raf: 163)

Para ulama berbeda pendapat apakah wajah mereka,berubah menjadi kera sungguhan atau hanya kiasan?

Pendapat Pertama, mengatakan bahwa yang diubah adalah hati mereka, bukan wajah mereka. Ini hanyalah permitsalan sebagaimana Allah memberikan permitsalan keledai pada firman-Nya,

مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْن

“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (Qs. al-Jumu’ah: 5)

Pendapat Kedua, mengatakan bahwa mereka benar-benar diubah menjadi wajah kera sungguhan dan mereka mempunyai ekor juga. Sebagian ulama menjadi orang-orang muda dari mereka menjadi kera, sedangkan orang-orang tua dari mereka menjadi babi. Ini berdasarkan firman Allah,

قُلْ هَلْ اُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِّنْ ذٰلِكَ مَثُوْبَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗمَنْ لَّعَنَهُ اللّٰهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيْرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوْتَۗ اُولٰۤىِٕكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضَلُّ عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ

“Katakanlah (Muhammad), “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah Thaghut.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (Qs. al-Maidah: 60)   

Dikatakan bahwa mereka yang berubah menjadi kera tidak hidup kecuali tiga hari saja, kemudian mereka mati semua. Firman-Nya,

كُونُوا۟ قِرَدَةً خَٰسِـِٔينَ

“Jadilah kamu kera yang hina.”  (Qs. al-Baqarah: 65)

 

(3) Pelajaran Orang-Orang Bertakwa

فَجَعَلْنٰهَا نَكَالًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ

“Maka Kami jadikan (yang demikian) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 66)

Maka kami jadikan peristiwa itu (perubahan manusia menjadi kera) sebagai sangsi bagi orang-orang yang hidup di masa itu dan orang-orang yang hidup sesudahnya, bahwa perbuatan maksiat dan melanggar aturan Allah akan menyebabkan kesengsaraan dunia dan akhirat.

Dan itu semua menjadi pelajaran bagi orang-orang yang muttaqin. 

 

***

Jakarta, Senin, 3 Januari 2022

KARYA TULIS