Karya Tulis
809 Hits

Tafsir An-Najah (Qs.2:124) Bab 69 - Nabi Ibrahim sebagai Pemimpin


NABI IBRAHIM SEBAGAI PEMIMPIN

 

وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari zalim.”

 (Qs. Al-Baqarah [2] : 124)

 

Beberapa pelajaran dari ayat diatas.

1)      Pada ayat ayat sebelumnya Allah  Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kisah Bani Israil yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah dan tidak mau mengikuti Nabi mereka ,terutama Nabi Musa ‘Alaihi as Salam. Bahkan kaum Yahudi di Madinah yang merupakan keturunan mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam padahal kedatangannya sudah termasuk di dalam Taurat. Maka pada ayat ini dan seterusnya, Allah menerangkan bagaimana karakter Nabi Ibrahim sebagai bapak para Nabi dan yang menjadi panutan seluruh umat, termasuk kaum Yahudi dan Nasrani. Bagaimana Allah mengujinya dengan berbagai ujian dan beliau mampu melewatinya dengan baik.

 

2)       Sebelum mengangkat Nabi Ibrahim seagai pemimpin dan panutan, Allah mengujinya dahulu dengan berbagai ujian. Darinya akan diketahui kualitas seseorang, dan Nabi Ibrahim mampu melewatinya dengan baik, sehingga beliau berhak menjadi pemimpin para Nabi dan pemimpin manusia dalam kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَاِبْرٰهِيْمَ الَّذِيْ وَفّٰىٓ ۙ

 “Dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?”

  (Qs. An-Najm [53]  :37 )

 

Dari situ bisa diambil pelajaran bahwa pemimpin yang berkualitas dan baik adalah pemimpin yang telah melewati berbagai tahapan dan ujian. Ini juga terjadi terhadap Nabi Nabi lain seperti Nabi Yusuf diuji dengan sumur, penjara, godaan wanita, perbudakan, Nabi Ayyub dengan penyakit puluhan tahun lamanya. Nabi Yunus diuji dengan ikan paus dan para Nabi lainnya.

 

3)      Para ulama berbeda pendapat tentang ujian yang diujikan terhadap Nabi Ibrahim atau dalam kalimat disebut dengan (kalimat) diantara pendapat itu adalah sebgai berikut,

a)       Sepuluh fitrah pada manusia: 5 di kepala dan 5 di badan. Adapun 5 di kepala yaitu, memotong kumis, berkumur, intisyaq ( menghirup air kedaam hidung ), bersiwak dan menyela nyela janggut, sedangkan 5 di badan adalah, memotong kuku,mencukur bulu kemaluan, khitan, mencabut bulu ketiak serta mencuci bekas buang air besar dan buang air kecil.

Ini sesuai dengan hadist ‘Aisyah Radhiyallahu anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

عن عائشة أم المؤمنين -رضي الله عنها- حيث قالت: قال رسول الله عليه الصّلاة والسّلام: عشرٌ من الفِطرةِ: قصُّ الشَّاربِ، وإعفاءُ اللِّحيةِ، والسِّواكُ، واستنشاقُ الماءِ، وقصُّ الأظافر، وغسلُ البراجمِ، ونتفُ الإبطِ، وحلْقُ العانةِ، وانتقاصُ الماءِ. قال زكريَّاءُ: قال مصعبٌ: ونسيتُ العاشرةَ، إلَّا أن تكونَ المضمضةَ. زاد قُتيبةُ: قال وكيعٌ: انتقاصُ الماءِ يعني الاستنجاءَ

“Terdapat sepuluh hal mengenai fitrah: (yaitu) memangkas kumis, memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air (memasukkan air ke dalam hidung dalam rangka pembersihan), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, beristinja’ dengan air. Zakariya berkata bahwa Mushab berkata: Aku lupa yang kesepuluh, aku rasa yang kesepuluh itu adalah berkumur,”. ( HR. Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan,

حَديثَ عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الِاخْتِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الْإِبِطِ  وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ شَّارِبِ

Abu Hurairah berkata: Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda,: Tuntunan fitrah ada lima (atau lima dari tuntunan fitrah): Khitan, mencukur bulu, mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan mencukur kumis. (HR. Bukhori Muslim)

a)    Nabi Ibrahim diuji dengan manasik haji.

b)   Nabi Ibrahim diuji dengan dibakar api.

c)    Nabi Ibrahim diuji dengan hijrah ke Syam.

d)   Nabi Ibrahim diuji dengan perintah menyembelih Ismail ( putranya).

e)   Nabi Ibrahim diuji dengan bintang, matahari dan bukan.

 

Kesimpulannya, sebagaimana disebut oleh Atthabari bahwa kalimat kalimat itu adalah seluruh apa yang disebutkan diatas, boleh juga sebagiannya, tetapi tidak boleh memastikan bagian tetentu darinya, kecuali berdasarkan hadist atau ijma dan hal itu tidak ada.

 

 

4)       Setelah diuji oleh Allah dengan berbagai ujian dan lulus dengan baik, maka Allah mengangkatnya sebagai imam (pemimpin) dan pnutan bagi umat manusia.

Berkata Ibnu Abbas “ Tidaklah seorang diuji dengan ujian-ujian sebanyak itu, kemudian mampu melewatinya, kecuali Nabi Ibrahim Alaihi as Salam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَ جَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ اَٮِٕمَّةً يَّهۡدُوۡنَ بِاَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُوۡا‌ ؕ وَ كَانُوۡا بِاٰيٰتِنَا يُوۡقِنُوۡنَ

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.

( Qs. As-Sajdah [32] : 24).

Ayat-ayat diatas menunjukan bahwa kepimpinan (dalam agama) tidak akan diperoleh dengan kesabaran dan keyakinan. Dan itulah yang dilkukan Nabi Ibrahim, sabar dan yakin.

 

5)       Ketika dijadikan imam oleh Allah agar dari keturunannya jika ada yang menjadi pemimpin seperti dirinya, maka Allah mengabulkan permohonannya tersebut dengan catatan sebagian dari keturunannya terdapat orang orang yang berbuat dzolim dan maksiat, maka mereka tidak akan menjadi imam dan panutan umat.

Dalil dikabulkannya permohonan Nabi Ibrahim itu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

 

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ وَاٰتَيْنٰهُ اَجْرَهٗ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ

“Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, termasuk orang yang saleh.” ( Qs. Al-Ankabut [29] : 27)

 

Dari ayat diatas disimpulkan, bahwa setiap Nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah Nabi Ibrahim adalah berasal dari keturunannya, sejak Nabi Ismail, Ishaq, Yakub, Yusuf, Musa, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa hingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.

 

Adapun dalil bahwa sebagian keturunan Nabi Ibrahim terdapat orang orang yang dzolim adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

 

وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ

“Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” ( Qs.As-Saffat [37] :113 )

 

6)       Sebagian ulama menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwa pemimpin negara itu harus orang-orang yang jujur, adil dan bijaksana, bukan orang yang dzolim.

Seandainya terdapat pemimpin yang terpilih dengan cara yang sah atau mampu menguasai suatu negara dengan acara apapun dari kekayaan di tangannya, maka orang sepperti itu tetap dianggap sebagai pemimpin walaupun belum memenuhi syarat diatas. Para ulama menyebutnya dengan ppemimpin yang mafdhul ( yang tidak ideal ) dan ini di bolehkan dan di nyatakan sah demi kemaslahatan bangsa dan umat.

 

 

Terjadinya pemimpin yang tidak ideal telah berlangsung lama sepanjang sejarah islam hingga sekarang. Sebagian lain berpendapat bahwa pemimpin dalam ayat ini adalah pemimpin agama dan bahwa orang-orang yang dzolim tidak berhak menjadi pemimpin negara.

Wallahu A’lam

****

Jakarta, Senin, 17 Januari 2022.

KARYA TULIS