Tafsir An-Najah(QS.2: 253)Bab ke-117 Perselisihan Setelah Datang Rasul
Perselisihan Setelah Datangnya Rasul
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللّٰهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍ ۗ وَاٰ تَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنٰتِ وَاَ يَّدْنٰهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِيْنَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ وَلٰـكِنِ اخْتَلَفُوْا فَمِنْهُمْ مَّنْ اٰمَنَ وَمِنْهُمْ مَّنْ كَفَرَ ۗ وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ مَا اقْتَتَلُوْا ۗ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ
"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulqudus. Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya."
(QS. Al-Baqarah [2] : 253)
1. Melebihkan Antara Rasul
1) Ayat di atas menunjukkan bahwa sebagian Rasul lebih utama dari sebagian yang lain. Dan ini dikuatkan dengan firman-Nya,
وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ وَّاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا
“Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS. Al-Isra' [17] : 55)
2) Tetapi dalam beberapa hadits ada larangan untuk membedakan dan mengutamakan satu nabi atas nabi yang lain, diantarannya,
لا تفضلوني على الأنبياء
“Janganlah kalian melebihkan aku atas Nabi-nabi yang lain.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan :
لا تفضلوا بين الأنبياء
“Janganlah kalian membanding-bandingkan diantara para nabi.”
3) Para ulama berbeda pendapat didalam menggabungkan antara ayat dan hadist di atas,
a) Ini adalah bentuk ketawadhuan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan pengunggulan itu hak Allah, bukan hak kaum Muslimin.
b) Ini sebelum turunnya ayat tentang pengutamaan sebagian nabi.
c) Adapun sabdanya, “Saya adalah pemimpin Bani Adam.” Ini berlaku pada hari kiamat.
d) Maksudnya jangan melebihkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam atas nabi yang lain dalam amal perbuatan.
e) Larangan untuk melebihkan satu Nabi atas Nabi yang lain karena hal itu menyebabkan pertengkaran dan perselisihan.
f) Al-Qurthubi menjelaskan bahwa larangan membedakan dan melebihkan antara para Nabi adlah dalam maslah kenabian, karena semua nabi sama. Hanya saja perbedaan diantara mereka terletak pada kekhususan masing-masing. Dan mukjizat yang dimilikinya makanya diantara mereka ada yang menjadi Ulul Azmi, ada yang menjadi kalimullah (orang diajak bicara oleh Allah).
4) Firman-Nya,
وَاٰ تَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنٰتِ
“Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat.”(QS. Al-Baqarah [2] : 253)
“Al-Bayyinat” pada ayat-ayat diatas mekjizat-mukjizat yang jelas untuk membedakan antara hak dan bathil, seperti beliau bisa berbicara ketika masih bayi, menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan penyakit buta sejak lahir dan penyakit kusta. Ini sebagaimana yang terdapat didalam (Qs. ali-Imran [3] : 46-49)
5) Firman-Nya
وَاَ يَّدْنٰهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِ
“dan Kami perkuat dia dengan Rohulqudus.” (QS. Al-Baqarah [2] : 253)
Maksud Ruhul Qudus pada ayat ini adalah malaikat Jibril. Penyebutan Ruhul Qudus disini mempunyai dua fungsi :
a) Membantah kaum Yahudi dan membuktikan bahwa Nabi Isa adalah Nabi dan Rasul. Karena kaum Yahudi meragukan kenabian dan kerasulannya.
b) Membantu kaum Nasrani yang mengungkapkan tuhan tetapi dia adalah manusia biasa yang diberikan wahyu dan mukjizat-mukjizat.
6) Perselisihan Manusia
- Kalau Allah berkehendak, niscaya orang-orang yang datang setelah diutusnya seorang Nabi tidak akan berselisih. Tetapi kenyataannya mereka berselisih baik kaum Yahudi, Nasrani, maupun kaum muslim. Perselisihan terbagi dua : perselisihan dalam masalah Aqidah dan perselisihan masalah Furu’
a) Perselisihan dalam masalah Aqidah, adalah perselisihan dalam masalah dasar agama dan keyakinan. Ini digambarkan dalam firman-Nya
فَمِنْهُمْ مَّنْ اٰمَنَ وَمِنْهُمْ مَّنْ كَفَرَ
“maka ada di antara mereka yang beriman.” (QS. Al-Baqarah [2] : 253)
yaitu sebagian beriman dengan para Nabi yang diutus Allah, sebagian yang lain kafir terhadapnya.
b) Perselisihan dalam aqidah dan Furu’. Ini sering menimpa umat Islam.
- Ada beberapa ayat dan hadits yang menyebutkan bahwa manusia ini pada dasarnya suka berselisih, kecuali yang Allah berikan kepadanya rahmat-Nya. Diantaranya :
a) Firman-Nya,
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَـعَلَ النَّا سَ اُمَّةً وَّا حِدَةً وَّلَا يَزَا لُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ
"Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat)," (QS. Hud [11]: 118)
اِلَّا مَنْ رَّحِمَ رَبُّكَ ۗ وَلِذٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَاَ مْلَـئَنَّ جَهَـنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَا لنَّا سِ اَجْمَعِيْنَ
"Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Tuhanmu telah tetap, "Aku pasti akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud [11] : 119)
b) Firman-Nya
وَمَا كَا نَ النَّا سُ اِلَّاۤ اُمَّةً وَّا حِدَةً فَا خْتَلَفُوْا ۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَـقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
"Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah telah diberi keputusan (di dunia) di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu." (QS. Yunus [10] : 19)
c) Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam :
إِنَّ بني إسرائيلَ تفرقَتْ على ثنتينِ وسبعينَ مِلَّةً ، وتفْتَرِقُ أمتي على ثلاثٍ وسبعينَ ملَّةً كلُّهم في النارِ إلَّا ملَّةً واحدَةً ، قال من هِيَ يا رسولَ اللهِ ؟ قال : ما أنا عليه وأصحابي
"Sesungguhnya Bani Israel telah berpecah kepada 72 golongan, manakala umatku pula akan berpecah kepada 73 golongan. Kesemua mereka di neraka kecuali satu golongan sahaja. (Para sahabat) bertanya, "Siapakah (golongan yang tersebut) wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, "golongan yang aku dan para sahabatku berada di atasnya" (Hadist Hasan, HR. Tirmidzi, 2641)
- Firman-Nya,
“Tetapi Allah berbuat yang dikehendaki.” (QS. Al-Fatihah [1] : 6)
Ayat diatas menunjukkan ketetapan Allah dalam kehidupan ini bahwa manusia akan memilih kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Untuk mengetahui kebenaran dan kebatilan. Seseorang harus terus menerus menuntut ilmu tanpa kenal berhenti dan selalu meminta petunjuk kepada Allah. Sebagaimana dalam surah Al-Fatihah
اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ
(QS. Al-Fatihah [1] :6)
Selain itu senantiasa memohon agar diberikan jalan keluar dari segala perselisihan, sebagaimana di dalam hadits Aisyah Radiallahu ‘Anhu bahwa nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda,
اللَّهمَّ ربَّ جبريلَ وميكائيلَ وإسرافيلَ فاطرَ السَّمواتِ والأرضِ عالِمَ الغيبِ والشَّهادةِ أنتَ تحكُمُ بينَ عبادِكَ فيما كانوا فيهِ يختلِفونَ اهدِني لما اختُلِفَ فيهِ منَ الحقِّ بإذنِكَ إنَّكَ تهدي من تشاءُ إلى صِراطٍ مستقيمٍ
“Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika`il, dan Israfil; Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim, 1289. Dari Aisyah)
7) Berinfak Sebelum Kiamat
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah [2] : 254)
- Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk menginfakkan yang Allah rezekikan kepada mereka sebelum datangnya dua hal :
a) Sebelum datangnya kiamat kecil yaitu kematian
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاَ نْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَاۤ اَخَّرْتَنِيْۤ اِلٰۤى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۙ فَاَ صَّدَّقَ وَاَ كُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.’" (QS. Al-Munafiqun [63] : 10)
b) Sebelum datangnya kiamat besar, Allah berfirman (QS. Al-Baqarah [2] : 254) diatas.
- Pada hari kiamat terdapat tiga hal yang tidak bermanfaat :
a) Bai’un (jual beli) maksudnya disini adlah uang tebusan ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَا تُوْا وَهُمْ كُفَّا رٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَ رْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖ ۗ اُولٰٓئِكَ لَـهُمْ عَذَا بٌ اَلِـيْمٌ ۙ وَّمَا لَـهُمْ مِّــنْ نّٰصِــرِيْنَ
"Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong." (QS. Ali 'Imran [3] : 91)
b) Khullatun (pertemanan) termasuk didalamnya hubungan kekerabatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلْاَ خِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ
"Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf [43] : 67)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun [23] : 101)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا تَّقُوْا يَوْمًا لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْئًـا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَا عَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ
"Dan takutlah kamu pada hari (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun. Sedangkan syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong." (QS. Al-Baqarah [2] : 48)
- Firman-Nya
وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Orang-orang kafir adalah orang-orang yang berbuat zalim. Hal itu karena Allah yang menciptakan dan memberikan rezeki kepada mereka, tetapi justru mereka menyembah selain Allah. Inilah perbuatan zalim yang nyata, yaitu meletakkan sesuatu tidak ada pada tempatnya.
****
Jakarta, Senin 14 Februari 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »