Karya Tulis
575 Hits

Tafsir An-Najah(QS.3: 18)Bab ke-137 Persaksian terhadap ke-Esaan Allah


 

Persaksian terhadap ke-Esaan Allah

 

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

 

“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana.” (QS. Ali-Imran [3]: 18)

 

Pertama : Keutamaan kalimat tauhid.

1)      Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berada di Madinah, ada dua uskup dari Syam datang menemui beliau, ketika melihat keadaan kota Madinah, salah satunya berkata kepada sahabatya, “kota ini sangat mirip dengan kota seorang Nabi yang akan muncul di akhir zaman.” Setelah bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mereka mengenali beliau dengan sifat-sifat yang beliau miliki. Lalu mereka berdua berkata, “ kamu Muhammad?” beliau menjawab, “Benar.”  Mereka  berdua bertanya, “Dan kamu juga Ahmad?” Beliau berkata ‘Benar.’ Kami ingin bertanya kepadamu tentang sebuah as-Syahadah (persaksian atau pernyataan), jika kamu bisa menjelaskan kepada kami tentang asy-Syahadah tersebut, maka kami akan beriman kepadamu dan membenarkanmu.” Lalu Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada mereka berdua :  “Bertanyalah kepadaku.” Lalu  mereka berdua berkata, “ Beritahukan kepada kami tentang asy-Syahadah yang paling agung yang ada di dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Lalu Allah menurunkan ayat ini (QS. Ali-Imran [3]: 18) lalu mereka berdua pun masuk Islam dan membenarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

 

2)      Ayat di atas menunjukkan keutamaan kalimat tauhid, dimana Allah sendiri bersaksi  bahwa tidak ada Illah ( sesembahan ) yang berhak disembah selain Allah , kemudian diikuti oleh para malaikat-Nya, Rasul-Nya dan juga para ulama-Nya.

 

3)      Berkata Al-Qurthubi, “ ayat ini sebagai dalil tentang keutamaan ilmu dan kemuliaan para ulama. Hal itu, jika terdapat orang yang lebih utama dari para ulama, maka tentunya Allah akan menyebutkan mereka bersamaan dengan penyebutan nama-Nya dan para malaikat-Nya. Sebagian para ulama disebutkan bersama mereka.

 

4)      Ayat lain yang menunjukkan keutamaan ilmu dan ulama adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا

 

“Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ” (QS. Thaha [20: 114)

 

Berkata Al-Qurthubi, “Seandainya ada sesuatu yang lebih mulia dari ilmu, niscaya Allah akan menyuruh nabi-Nya untuk meminta tambahan, sebagaimana beliau diperintahkan untuk menambah ilmu.

 

 

Kedua : Allah penegak keadilan.

 

قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ

“yang menegakkan keadilan”

 

1)      Ini adalah kesaksian Allah atas perbuatan-Nya yang selalu berbuat adil kepada semua makhluk-Nya. sehingga bisa disimpulkan bahwa dalam ayat ini ada dua kesaksian :

 

a)      Kesaksian akan Dzat Allah yang Maha Esa.

b)      Kesaksian akan perbuatan Allah yang belaku adil kepada hamba-Nya.

 

Kedua kesaksian itu dilakukan oleh Allah, malaikat dan orang-orang yang berilmu.

 

2)      ( الْقِسْطِ) artinya keadilan yang memuaskan semua pihak atau keadilan yang meliputi alam semesta. Berbeda dengan (العدل) atau adil yang belum tentu memuaskan seluruh pihak dan mencakup alam semesta. Diantara dalil perbedaan antara Al-Qisth dan adil di atas adalah,

 

a)      Firman Allah,

وَالسَّمَاۤءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَۙ

اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ

وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ

“Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.”  (QS. Ar-Rahman [55]: 7-9)

 

Ayat ini menunjukkan bahwa (Al-Qisth) adalah keadilan yang memuaskan kedua belah pihak yang sedang bertransaksidan juga menunjukkan bahwa (Al-Qisth) adalah keadilan yang mencakup alam semesta dengan disebutkannya langit. Bahkan pada ayat sebelumnya yaitu ayat 5-6 disebutkan matahari, bulan, bintang, dan pepohonan.

 

b)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

 

وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ

“Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah,” (QS. Al-Baqarah [2]: 282)

 

Pada ayat ini Allah menyebut Al-Qisth dalam pembayaran utang pada waktunya, karena hal itu memuaskan kedua belah pihak , yang mengutangi dan yang diutangi.

 

3)      Firman-Nya,

لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْم

     “ tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana.”

a)      Kalimat tauhid diulangi lagi dalam, ayat 18 ini, padahal sudah disebutkan sebelumnya. Hal ini untuk menunjukkan pentingnya ayat ini, karena walaupun pendek tetapi mengandung dua kalimat tauhd.

b)      Pengulangan kalimat tauhid juga untuk menunjukkan dua kesaksian :

 

Kesaksian pertama bersifat ilmiyah atau sebuah konsep sedangkan kesaksian kedua berisfat faktual, sesuatu yang sudah terjadi dan bisa disaksikan oleh makhluk-Nya.

 

 

****

 

Jakarta, Rabu 2 Maret 2022.

 

KARYA TULIS