Tafsir An-Najah (QS.3 :37) Bab ke-147 Rezeki dari Allah
Rezeki Dari Allah
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ ٣٧
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah). Dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Al-Imran [3] : 37)
Pertama: Terkabulnya Doa
1) Allah menerima doa Hannah isrti Imran,dengan penerimaan yang baik dan Allah menjadikan Maryam anak yang berkembang dan terdidik dengan pendidikan yang baik. Sehingga layak menjadi pengasuh rumah ibadah Baitul Maqdis. Sesuai dengan harapan ibunya untuk mencapai dan tujuan tersebuat Allah menjadikan Nabi Zakaria sebagai pengasuh, pendidik, dan perawatnya.
2) Firman-Nya ( فَتَقَبَّلَهَا ) mempunyai banyak arti diantaranya
a) Merawat dan mendidiknya
b) Tidak menyiksa dan menyengsarakan sedikitpun diwaktu siang maupun malam.
3) Firman-Nya (وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا ) mempunyai beberapa arti juga diantaranya
Allah menyempurnakan ciptaannya, tanpa ditambah dan dikurangi. Diriwayatkan bahwa perkembangan Maryam sangat pesat, dalam satu hari berkembang seperti perkembangan satu tahun orang-orang pada umumnya.
Kedua: Nabi Zakaria Merawatnya
وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ
“Dan Allah menjadikan Zakarian pemeliharanya.” (QS. Ali-Imran [3] : 37)
1) Zakariya adalah salah seorang Nabi dari kalangan Bani Israil, keturunan Nabi Sulaiman dan Nabi Daud Alaihi Sallam. Beliau menikah dengan saudari Hannah istri Imran.
2) Allah memilih Nabi Zakaria sebagai perawat dan pendidik Maryam tidak lain demi kebaikan Maryam sendiri. Dari Nabi Zakaria, Maryam bisa mengambil ilmu yang banyak dan bermanfaat. Dan Maryam pun bisa meniru ke shalehan akhlak dan ibadah Nabi Zakaria.
3) Dari sini bisa diambil pelajaran bahwa untuk mendidik seorang anak, tidak cukup anak tersebut disekolahkan disekolah umum atau bahkan pesantren. Tetapi perlu ada yang memberikan kepadanya ilmu dan contoh akhlak yang baik. Pada dunia ilmu, hal seperti ini sering diseut “Mulazanah” yaitu selain membersamai gurunya dalam setiap keadaan agar ilmu dan akhlaknya bisa diambil dan dicontoh oleh muridnya.
Kisah Nabi Musa yang ditemani Yusya’ bin Nun ketika bertemu Nabi Khidhir bisa dijadikan contoh mulazanah seorang murid kepada gurunya.
4) Yusya’ bin Nun selalu membersamai Nabi Musa kemana beliau pergi, bahkan ketika melakukan safar dengan jarak tempuh yang sangat jauh. Maka dikemudian hari sepeniggalan Nabi Musa, Yusya’ bin Nun yeng memimpin Bani Israil memasuki Baitul Maqdis dan mampu mengalahkan musuhnya.
5) Nabi musa bermulazamah dengan Nabi Khidhir, walau tidak lama menemani beliau kemana saja pergi. Sehingga akhirnya harus berpisah untuk suatu hikmah.
Ketiga: Rezeki Dari Allah
كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ
“Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah). Dia dapati makanan di sisinya.” (QS. Ali-Imran [3] : 37)
1) Maksudnya bahwa Nabi Zakaria mendapatkan disisi Maryam terdapat buah-buahan musim panas pada musim dingn. Dan buah-buahan musin dingin pada musim panas.
2) Kata ( ٱلۡمِحۡرَابَ ) adalah sebuah riwayat yang terdapat didalam rumah ibadah (masjid) biasa terletak dibagian depan dan memiliki pintu untuk keluar masuk. Orang yang berada didalamnya tidak terlihat dari luar.
Sebagian menyatakan bahwa mihrab berasal dari Al-Harbu yang artinya perang. Sehingga mihrab diartikan naungan khusus didalam tempat ibadah (Masjid) yang diperuntukkan beribadah kepada Allah, berdoa dan bermunajat kepada-Nya dalam rangka memerangi hawa nafsu dan godaan setan.
3) Ayat ini juga menunjukkan bahwa Maryam adalah salah satu “Wali Allah” yang diberi “Al-Karomah” yaitu keajaiban-keajaiban pada dirinya yang diluar kebiasaan masyarakat umu, untuk menguatkan keimanannya dan keimanan orang lain. Adapun yang keajaiban yang terjadi pada diri Nabi, disebut dengan “Al-Mukjizat.”
4) Pelajaran lain yang bisa dipetik dari ayat diatas bahwa siapa saja yang banyak beribadah kepada Allah dan mendekatkan didi kepada-Nya dengan amal-amal saleh baik yang bersifat ibadah Mahdhah seperti salat, zikir, dan membaca al-Qur’an, maupun dengan ibadah Ghairu Mahdhah, seperti berbuat baik kepada orang tua, menyambung silahturahim, berinfak, bersedakah, membantu fakir miskin, menyebarkan ilmu dan berdakwah, mengajak orang lain ke jalan Allah. Maka Allah akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka sebagaimana yang diberikan kepada Maryam. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ
“Barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq [65] : 2-3)
5) Ini dikuatkan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah orang yang bertakwa.” (QS. Ta-ha [20] : 132)
Dua ayat diatas menunjukkan bahwa bertaqwa dan sholat mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Keempat: Amalan Rahasia
قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
“Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Ali-Imran [3] : 37)
1) Jawaban Maryam, “Rezeki tersebut dari sisi Allah” menunjukkan kedalaman iman dan kuat keyakinan Maryam kepada Allah.bahkan Maryam hanya menjawab sumber rezeki yaitu Allah tanpa menerangkan bagaimana beliau memperolehnya secara detail. Seakan-akan ada hal-hal yang merupakan rahasia anrata dirinya dengan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang tidak perlu orang lain mengetahuinya.
2) Didalam hadits panjang yang menceritakan tiga orang yang terjebak didalam Gua, kemudia Allah menolong mereka dari kematian, karena masing-masing dari mereka mempunyai amalan rahasia antara dirinya dengan Allah yang tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Jadi, amalan rahasia yang diniatkan ikhlas karena Allah bisa menolong seseorang dari berbagai bencana dan musiabah serta menjadi sebab turunnya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
3) Firman-Nya
إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Ali-Imran [3] : 37)
Penjelasan ayat ini sudah disampaikan pada penafsiran ayat 27 dari surat Ali-Imran. Silahkan di rujuk kembali.
****
Jakarta, Jum’at 11 Maret 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »