Tafsir An-Najah (QS. 3: 45-47)Bab ke-151 Kelahiran Nabi Isa
Kelahiran Nabi Isa
اِذْ قَالَتِ الْمَلٰۤىِٕكَةُ يٰمَرْيَمُ اِنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُۖ اسْمُهُ الْمَسِيْحُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيْهًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ
“(Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (fir-man) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),” (QS. Ali- imram [3] : 45)
Pertama : Kabar Gembira.
1) Ayat ini melanjutkan kembali pembicaraan tentang Maryam, setelah berhenti sejarah yang menjelaskan bahwa peristiwa-peristiwa yang diceritakan merupakan wahyu dari Allah bukan buatan atau karangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
2) Ayat menjelaskan bahwa malaikat Jibril memberitahukan kabar gembira keoada Maryam akan lahirnya seorang anak dari rahimnya. Kedatangan malaikat Jibril kepada Maryam diterangkan secara rinci didalam surat Maryam. Allah Subhanahu Wa Ta’Ala berfirman
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًاۗ فَاَرْسَلْنَآ اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
قَالَتْ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ اِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
قَالَ اِنَّمَآ اَنَا۠ رَسُوْلُ رَبِّكِۖ لِاَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا
قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا
قَالَ كَذٰلِكِۚ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌۚ وَلِنَجْعَلَهٗٓ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّاۚ وَكَانَ اَمْرًا مَّقْضِيًّا
“lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. Dia (Maryam) berkata, “Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa. Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.’ Dia (Maryam) berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!” Dia (Jibril) berkata, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.” (QS. Maryam [19] :17-21 )
3) Malaikat Jibril memberikan kabar gembira kepada Maryam dengan “ kalimat dari-Nya “ meksudnya bahwa kelahiran Nabi Isa Alaihi Sallam tidaklah seperti kelahiran manusia biasa. Tetapi kelahirannya melalui penciptaan luar biasa melalu kalimat (كُنْ فَيَكُوْنُ) ‘Jadilah maka jadilah dia’ Ini seperti pada ayat sebelumnya, (ayat 39) ketika menjelaskan bahwa Nabi Yahya membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah.
Kedua : Arti Al-Masih.
1) Nama anak yang akan lahir adalah “Al-Masih Isa Ibnu Maryam.” Apa artinya dibalik nama tersebut ?
Al-Masih ( ) arti secara bahsa adalah orang yang diusap. Adapun secara istilah minimal mempunyai 3 arti :
a) Orang yang melakukan perjalanan di muka bumi menyebarkan keberkahan dengan mengajarkan ilmu dan hikmah serta mengobati orang-orang yang sakit. Allah berfirman,
وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;” (QS. Maryam [19]: 31 )
b) Orang yang mengusap pra penderita penyakit buta, kusta dan penyakit-penyakit lainnya, sehingga mereka sembuh.
c) Orang yang diusap dengan keberkahan atau dengan minyak yang digunakan untuk mengusap para nabi. Minyak tersebut memiliki bau yang harum.
2) Selain Nabi Isa yang dijuluki Al-Masih, ada orang lain juga yang dijuluki Al-Masih yaitu Al-Masih Ad-Dajjal. Dajjal disebut Al-Masih karena dua hal.
1) Karena matanya diusap satu, maksudnya dibutakan satu. Dajjal hanya mempunyai satu mata saja.
2) Karena Dajjal mengusap bumi, yaitu melakukan perjalanan diseluruh muka bumi. Bahkan tidak ada kota yang tidak didatanginya, kecuali Mekkah, Madinah, dan Baitul Maqdis. Ini dikuatkan dalam hadist Anas bin Malik. Bahwa Rasulullah bersabda,
ليسَ مِن بَلَدٍ إلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ، إلَّا مَكَّةَ والمَدِينَةَ؛
“Tidak ada suatu kotapun kecuali akan didatangi oleh dajjal kecuali Mekkah dan Madinah.” (HR. Muslim)
Di dalam riwayat Abdullah bin Mas’ud disebutkan,
الا الكعبة و بيت المقديس
"Kecuali ka'bah dan Baitul maqdis."
3) Apa perbedaan Al-Masih Isa bin Maryam dengan Al-Masih Dajjal ?
Al-Qurthubi berkata,
(krg arab)
“Dajjal mengelilingi dunia sebagai ujian dan fitnah, sedangkan Ibnu Maryam mengelilingi dunia sebagai pemberian (Allah) (untuk manusia)”
4) Isa ibnu Maryam (عيسى ابن مريم)
Disebut ibnu Maryam, karena beliau lahir tanpa bapak, jadi namanya dinisbatkan kepada ibunya yang melahirkan. Ini sekaligus sebagai bantahan terhadap delegasi Nasrani Najran atau orang-orang Nasrani secara umum bahwa Nabi Isa adalah anak seorang manusia bukan anak Allah, keduanya juga memakan makanan seperti manusia biasa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
مَا الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ وَاُمُّهٗ صِدِّيْقَةٌ ۗ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرْ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ
“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).” (QS. Al-Maidah [5] : 75)
Ketiga : 4 Sifat Nabi Isa.
Beberapa sifat Nabi Isa yng dsiebut pada ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya.
1) (وَجِيْهًا) orang yang terhormat di dunia dan akhirat. Nabi Isa adalah seorang Nabi yang penampilannya sangat terhormat, perawakannya sedang dan berwibawa, terpancar dari wajahnya rasa kasih sayang.
Nabi Isa terhormat di dunia, karena memilki kedudukan yang mulia di mata para pengikutnya dan dihadapan orang-orang beriman. Juga terhormat di Akhirat karena kedudukannya yang tinggi diantara umat yang lain.
2) (وَمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ) orang yang didekatkan kepada Allah. Beliau termasuk nabi dalam golongan Ulul Azmi ( orang-orang yang mempunyai ketabahan yang luar biasa ) ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّٖنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖوَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,” (QS. Al-Ahzab [33]: 7)
Ini dikuatkan dengan firman-Nya,
شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ
“Diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syura [42]: 13)
3) Firman-Nya,
وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِى الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَّمِنَ الصّٰلِحِيْنَ
“Dan dia berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang saleh.” (QS. Ali-Imran [3]: 46)
1) Mampu berbicara dengan manusia baik di waktu kecil maupun ketika sudah dewasa.
Kemamuan berbicara diwaktu kecil ditunjukkan secara detail di dalam surah Maryam. Allah berfirman,
فَاَشَارَتْ اِلَيْهِۗ قَالُوْا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِى الْمَهْدِ صَبِيًّا
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, ‘Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?’ Dia (Isa) berkata, ‘Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.’” (QS. Maryam [19]: 29-30)
2) Bayi yang bisa berbicara ada tujuh,
a) Bayi yang menjadi saksi Nabi Yusuf. Ini terdapat di dalam firman-Nya,
قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِيْ عَنْ نَّفْسِيْ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ
وَاِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ
“Dia (Yusuf) berkata, ‘Dia yang menggodaku dan merayu diriku.’ Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, ‘Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang benar.’” (QS. Yusuf [12]: 26-27)
b) Bayi Siti Masyitah, tukang sisir rambut Asiyah istri Firaun. ( ada yang mengatakan tkang sisir ini anak perempuan firaun).
c) Nabi Isa.
d) Nabi Yahya.
e) Bayi dalam kisah Juraij.
f) Bati dalam kisah oranjg yang sombong dan sewenang wenang.
g) Bayi dalam kisah Ashabul Ukhdud yaitu kisah yag tersebut di dalam durah Al-Buruj, Allah berfirman,
قُتِلَ اَصْحٰبُ الْاُخْدُوْدِۙ
النَّارِ ذَاتِ الْوَقُوْدِۙ
اِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُوْدٌۙ
وَّهُمْ عَلٰى مَا يَفْعَلُوْنَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ شُهُوْدٌ ۗ
وَمَا نَقَمُوْا مِنْهُمْ اِلَّآ اَنْ يُّؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِۙ
“Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman, yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin. Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji,” (QS. Al-Buruj [85] : 4-8)
3) Di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallhu Anhu bahwa Rasulullah bersabda,
(krg hadits)
“tidak ada yang bisa berbicara ketika masih dalam buaian (ayunan) kecuali tiga bayi: Isa, Seorang bayi pada masa Juraij dan seorang bayi lainnya” (Hadits Al-Bukhari dan Muslim)
4) Kemampuan berbicara ketika sudah dewasa (tua menunjukkan bahwa Nabi Isa akan tetap hidup sampai umur dimana dia masih mampu berbicara.
kata (كَهْلًا) artinya usia lanjut atau dewasa. Para ulama menafsi rkan ( kahlan) pada ayat di atas dengan usia antara 30-40 tahun. Diriwayatkan bahwa Nabi Isa menerima wahyu pada usia 30 tahun dan masa kenabiannya hanya sekitar 3 tahun, kemudian setelah itu Nabi Isa diangkat ke langit.
4) (وَّمِنَ الصّٰلِحِيْن ) “dan beliau dari kalangan orang-orang yang saleh.”
berkata Ibnu Katsir, “Yaitu saleh dalam perkataan dan perbuatan. Dan beliau mempunyai ilmu yang benar dan amal yang saleh.”
Keempat : Kun Fayakun.
قَالَتْ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ وَلَدٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ ۗ قَالَ كَذٰلِكِ اللّٰهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
“Dia (Maryam) berkata, ‘Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?’ Dia (Allah) berfirman, ‘Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Ali Imran [3] : 47)
1) Ketika malaikat Jibril menyampaikan kabar gembira kepada Maryam akan lahirnya anak dari rahimnya. Maryam kaget dan heran seraya mengatakan “Bagaimana aku punya anak sedangakan, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang pernah menyentuhku dan aku tidak bersuami ?”
Di dalam ayat lain disebutkan,
قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا
“Dia (Maryam) berkata, ‘Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!’” (QS. Maryam [19]: 20)
2) Maka Malaikat Jibril menjawab,
قَالَ كَذٰلِكِ اللّٰهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗ
“Dia (Allah) berfirman, ‘Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki.”
Pada ayat ditegaskan bahwa Allah “menciptakan siapa yang dikehendaki.” Sedangkan dalam ayat 40 dalam kisah zakaria, malaikat menjawab,
كَذٰلِكَ اللّٰهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ
Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
3) Perbedaan redaksi pada dua ayat di atas yaitu ayat 4o dan ayat 47 dikarenakan mujizat lahirnya anak dari seorang wanita yang tidak bersuami jauh lebih dahsyat dari lahirnya seorang anak dari suami istri yang sudah lanjut usia dan mandul. Oleh karenanya dalam kisah Maryam ditegaskan bahwa Allah, “menciptakan” apa yang dikehendakinya. Ini juga bertujuan untuk menghilagkan syubhat (kesalahpahaman ) dan keraguan.
4) Firman-Nya,
اِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
“Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu.”
1) Ungkapan ini meguatkan ungkapan sebelumnya, yaitu jika Allah menghendaki sesuatu. Maka dia berfirman, “Kun (jadilah) maka jadilah sesuatu itu.”
2) Ada dua pelajaran dari kalimat (كُنْ فَيَكُوْنُ)
a) Perintah yang terdapat dalam kata ‘kun’ adalah perintah untuk penciptaan sesuatu, bukan perintah kepada seseorang untuk mengerjakan sesuatu, seperti perintah “ tegakkanlah salat.”
b) Ungkapan ini mengandung keagungan Allah dan kepastian terlaksananya kehedak-Nya dalam waktu cepat.
3) Jadi kata “Kun” untuk menggambarkan betapa mudahnya bagi Allah untuk menciptakan sesuatu yang dikehendaki-Nya dan betapa cepat proses tercitanya sesuatu tersebut.. walauun bagi Allah untuk menciptakan sesuatu tidak memerlukan apapun untuk mewujudkan kehendak-Nya.
4) Kata ‘Kun” pada ayat ini seperti firman Allah dalam penciptaan langit dan bumi.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا شَفِيْعٍۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ
“Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Bagimu tidak ada seorang pun penolong maupun pemberi syafaat selain Dia. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah [32]: 4)
Penciptaan langit dan bumi dalam waktu enam hari hanya pendektan yang sesuai dengan akal pikiran manusia, bahwa segala sesuatu itu memerlukan proses. Tetapi bagi Allah menciptakan sesuatu tidak memerlukan waktu, termasuk menciptakan langit dan bumi.
****
Jakarta, Senin 14 Maret 2022.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »