Karya Tulis
519 Hits

Tafsir An-Najah (QS. 3 :52-53) Bab ke -153 Para Penolong Nabi Isa


Para Penolong Nabi Isa

 

فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

“Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan agama) Allah?” Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.” (QS. Ali-Imran [3]: 52)

Pertama : Para Penolong Nabi Isa.

1)      Ketika Nabi Isa mengetahui dan menyadari sikap sebagian Bani Israil yang tetap bersikeras di dalam kekafiran serta tidak mau mengakui bahwa Nabi Isa adalah nabi dan rasul. Beliau bertanya kepada umatnya untuk mengetahui secara jelas dan tegas siapa saja yng benar benar beriman kepadanyadan akan menjadi penolongnya di dalam berdakwah dan menyampaikan ayat-ayat Allah.

 

مَنْ اَنْصَارِيْ اِلَى اللّٰهِ ۗ

“Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan agama) Allah?”

 

Maksud ayat ini adalah, siapa yang akan menjadi penolong-penolongku dalam berdakwah kepada Allah.” Hal ini dikatkan di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, ‘Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?’ Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,’ lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang.”’ (QS. Ash-Shaf [61]: 14)

2)      Apa yang dikatakan Nabi Isa adalah sunah para nabi dan para pendakwah. Mereka akan dimusuhi orang-orang kafir. Maka perlu para penolong untuk membantu kegiatan dakwah .

Allah berfirman tentang Nabi Luth,

 

بَقِيَّتُ اللّٰهِ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ەۚ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ

“Sisa (yang halal) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.” (QS. Hud [11]: 86)

 

3)      Rasulullah berkata kepada jama’ah haji pada musim haji sebelum beliau berhijrah ke Madinah.” Siapakah yang mau bersedia memberikan perindungan dan pertolongan kepadaku  agar aku bisa menyampaikan ayat-ayat Rabbku ? karena orang-orang Qurisy menghalangiku untuk menyampaikan ayat-ayat Rabb-ku.”

 

Kedua: Pernyataan Al-Hawariyyun.

قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

“Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.”

1)      Al-Hawariyyun adalah para penolong Nabi Isa. Mereka berjumlah 12 orang.

 

2)       Al-Hawariyyun berasal dari kata (Al-Hawar) yang artinya putih. Disebut demikian karena,

a)      Hati mereka sangat bersih dan tulus. Serta putih bersih.  Karena tidak ternodai kotoran maksiat.

b)      Nampak pada wajah mereka cahaya keimanan yang putih bersih.

c)      Mereka menggunakan baju putih-putih.

 

3)      Di dalam hadits disebutkan,

 

إنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوارِيًّا وإنَّ حَوارِيَّ الزُّبَيْرُ بنُ.

“Sesungguhnya setiap nabi mmpunyai Al-Hawari (Para penolong) dan para penolongnya adalah Az-Zubair.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

4)      Al-Hawariyyun berkata berkata kepada Nabi Isa dengan tiga hal,

a)      Kami adalah para penolong agama Allah. Perlu seseorang mengucapkan hal ini untuk menguatkan dalam hatinya bahwa dia benar-benar ingin menolong agama Allah. Allah berfirman Subhanahu wa Ta’ala,

 

يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47]: 7)

 

b)      Kami beriman kepada Allah. Perkataan Hawariyyun ini seperti kalimat syahadat di dalam Islam

اشهد ان لا اله الا الله

 “Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah yang disembah kecuali Allah.”

 

c)      Saksikanlah bahwa kami termasuk orang-orang muslim. Ini menunjukkan bahwa ajaran Nabi Isa membawa ajaran seperti ajaran Islam dan para pengikutnya juga disebut orang-orang muslim.

 

Ketiga : Doa Al-Hawariyyun.

رَبَّنَآ اٰمَنَّا بِمَآ اَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu tetapkanlah kami bersama golongan orang yang memberikan kesaksian.” (QS. Ali-Imran [3]: 53)

 

1)      Kami beriman kepada apa yang Engkau turunkan kepada para rasul-Mu seperti, Zabur, Taurat dan Injil.

2)      Kami mengikuti rasul-Mu yaitu Nabi Isa Alaihi Assalam dngan mentaatinya dan melaksanakan segala perintahnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa prsaksian iman kepada Allah saja tidak cukup, tetapi harus juga mengikuti rasul dan melaksanakan segala perintah nya. ini sesuai dengan firman-Nya,

 

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” (QS. Ali-Imran [3]: 31)

3)      Tetapkanlah kami bersama golongan orang-orang yang memberikan kesaksian. Maksud pernyataan di atas adalah,

a)      Tetapkan kami bersama umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

b)      Tetapkan kami bersama orang-orang yang memberika kesaksian bahwa para nabi-Mu adalah benar.

c)      Tetapkanlah kami bersama orang-orang yang bersaksi akan ke-Esaan-Mu dan bahwa tiada Tuhan kecuali diri-Mu.

 

4)      Ayat di atas menguatkan bahwa umat Nabi Muhammad akan menjadi saksi bagi umat-umat yang lain pada hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ‘umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 143)

Ini dikuatkan dalam firman-Nya,

 

لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِۖ

“agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.” (QS. Al-Hajj [22]: 78)

 

****

Jakarta, Rabu 16 Maret 2022.

 

KARYA TULIS