Karya Tulis
504 Hits

Tafsir An-Najah (QS. 3: 69-74) Bab ke-158 Enam Misi Ahlul Kitab


Enam Misi Ahlul Kitab

وَدَّتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يُضِلُّوْنَكُمْۗ وَمَا يُضِلُّوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ

"Segolongan Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu. Padahal (sesungguhnya), mereka tidak menyesatkan melainkan diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari."  (QS. Ali-Imran [3] :69)

Pertama : Menyesatkan Umat Islam

1)      Para pemimpin dan pendeta ahlul kitab sangat menginginkan agar umat Islam sesat, meninggalkan ajaran Islam, dan masuk ke dalam agama mereka. Ini ditunjukan oleh beberapa ayat, diantaranya adalah

a)     Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (Qs al-Baqarah [2] : 120)

b)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah [2] : 109)

c)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

... وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِه فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ 

"… Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 217).

2)      Tetapi keinginan dan misi mereka gagal dan tidak berhasil karena kuatnya keyakinan orang-orang beriman di dalam memegang ajaran agama-Nya.

Diriwayatkan bahwa para pemimpin  Ahlul kitab telah mendekati sebagian sahabat, yaitu Muadz bin Jabal, Hudzaifah bin Yaman dan 'Aiman bin Yasir agar mereka mau meninggalkan Islam dan masuk ke dalam agama Yahudi. Tetapi tidak satupun dari mereka yang mengikuti ajaran tersebut, bahkan mereka teguh di dalam memegang ajaran Islam.

3)      Mereka tidak bisa menyesatkan para sahabat kecuali diri mereka sendiri yang sesat. Karena mungkin bisa mencapai tujuan, tetapi ternyata gagal dan yang lebih parah lagi mereka tidak menyadari hal tersebut.

Kedua : Mengingkari Sebagian Isi Taurat dan Injil

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَاَنْتُمْ تَشْهَدُوْنَ

"Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya)?" (QS. Ali-Imran [3] :70)

1)      Inilah misi dan program Ahlul kitab yang kedua yaitu mengkafiri dan mengingkari ayat-ayat Allah di dalam Taurat dan Injil yang menyebutkan kedatangan NAbi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam sebagai nabi dan rasul terakhir. Padahal mereka menyaksikan ayat-ayat itu dan mengakui kebenaran apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

2)      Hal ini juga dijelaskan pada ayat lain sebagaimana di dalam Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْ ۗ وَاِنَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya)." (QS. Al-Baqarah [2] : 146)

Ketiga : Mencampur adukan antara Al-Haq dan Al-Batil

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَلْبِسُوْنَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ 

"Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?" (QS. Ali Imran [3] : 71)

Ini adalah misi dan program Ahlul kitab yang ketiga yaitu mencampur adukan kebenaran dengan kebatilan. Terlihat dari luar bahwa yang disampaikan itu benar, tetapi jka diperhatikan dengnan seksama di celah-celah kebenaran itu dimasukan kebohongan-kebohongan dan kebatilan-kebatilan dalam bentuk yang sangat halus hamper tidak bisa diketahui kecuali orang-orang yang teliti.

keempat : Menyembunyikan Kebenaran

وَتَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"… dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?" (QS.. Ali- Imran [3] : 71)

1)      Ini adalah misi dan program Ahlul kitab yang keempat yaitu menyembunyikan kebenaran dengan tidak menyampaikannya ketika dibutuhkan. Salah satunya adalah menyembunyikann berita tentang kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul di akhir zaman. Begitu mereka telah menyembunyikan hukum rajam di dalam Taurat ketika Rasulullahh menanyakan hukum perzinaan di dalam Taurat kepada mereka.

2)      Di dalam Injil, seperti menyembunyikan bahwa Nabi Isa memerintah mereka hanya untuk menyembah Allah, bukan menyembah dirinya,

Ayat ini mirip dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah [2] : 42)

Kelima : Mengelabui Umat Islam

وَقَالَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اٰمِنُوْا بِالَّذِيْٓ اُنْزِلَ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوْٓا اٰخِرَه لَعَلَّهُمْ

يَرْجِعُوْنَۚ

"Dan segolongan Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya), “Berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman pada awal siang dan ingkarilah di akhirnya, agar mereka kembali (kepada kekafiran)." (QS. Ali-Imran [3] : 72)

1)      Ini adalah misi dan program Ahlul kitab yang kelima yaitu mengelabui umat Islam dengan berpura-pura menampakan keislaman mereka pada awal hari.

2)      Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata, "Abdullah bin ash-Shaif, 'Adi bin Zaid dan al-Harits bin Auf, mereka bertiga saling berkata kepada : " mari kita beriman kepada yang ditirunkan oleh Allah SWT kepad Muhammad dan para sahabtnya pagi hari dan pada sore harinya, kita kufur dan mengingkarinya, sehingga kita bisa menipu dan memunculkan kekaburan padda keberagaman mereka, dengan tujuan mereka terbujuk melakukan apa yang kita lakukan ini, sehingga hal itu bisa menjadikan mereka keluar dari agama mereka". Lalu Allah menurunkan ayat ini.

3)      Bentuk-bentuk pengelabuhan terhadap umat Islam, diantaranya :

a)      Memperlihatkan kepada umat Islam bahwa mereka beriman kepada Al-Quran pada pagi hari, kemudian mereka mengingkarinya pada sore hari,

b)      Memperlihatkan kepada umat islam bahwa mereka mengikuti Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan berkiblat ke Mekkah pada pagi hari dan kemudian mereka berkiblat lagi ke Baitul Maqdis pada sore hari.

c)      Merek datang kepada Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, kemudian pulang dan berkata kepada orang-orang awam, " Dia adalah Nabi yang benar, ikutilah, tapi tunggu sampai kami lihat di dalam Taurat ". kemudian pada sore harinya mereka berkata kepada orang-orang awam, " Kami sudah melihat di dalam Taurat, ternyata Nabi yang dijanjikan bukan Muhammad Shalallhu Alaihi wa Sallam, maka jangan ikuti dia."

d)      Untuk zaman sekarang, salah satu dari mereka berpura-pura masuk Islam ketika maau menikahi seorang muslimahh. Kemudian setelah istrinya hamil atau punya anak, dia menyatakan kemabli ke agamanya dan memaksa istrinya yang muslimah untuk ikut pindah agama.

e)      Begitu juga, salah satu dari mereka berpura-pura masuk Islam, kemudian mengaku sebagai da'i atau ustadz. Kemudian setelah beberapa tahun, dia mengumumkan dirinya keluar dari Islam dan murtad dengan dalih menemukan kebenaran di agama barunya, yaitu Nashrani atau Yahudi atau agama lainnya.

4)      Tujuan pengelabuhan ini agar sebagian umat Islam yang lemah imannya ikut terpengaruh dan ragu-ragu terhadap kebenaran Islam.

Keenam : Mengarahkan Pengikut Mereka Untuk Tidak Beriman Kepada Nabi Shallahu alaihi Wa sallam

وَلَا تُؤْمِنُوْٓا اِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِيْنَكُمْ ۗ قُلْ اِنَّ الْهُدٰى هُدَى اللّٰهِ ۙ اَنْ يُّؤْتٰىٓ اَحَدٌ مِّثْلَ مَآ اُوْتِيْتُمْ اَوْ يُحَاۤجُّوْكُمْ

عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ قُلْ اِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللّٰهِ ۚ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۚ 

"Dan janganlah kamu percaya selain kepada orang yang mengikuti agamamu.” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk Allah. (Janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan diberi seperti apa yang diberikan kepada kamu, atau bahwa mereka akan menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu.” Katakanlah (Muhammad), “Sesungg uhnya karunia itu di tangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Ali-Imran [3] : 73)

1)      Ini adalah misi dan program Ahlul kitab yang keenam, yaitu mengarahkan para pengikut mereka agar tidak mengakui kebenaran apa yang dibawa oleh Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam.

2)      Dalam hal ini ada beberapa penafsiran terhadap ayat di atas, karena mnurut  sebagian ulama ayat ini cukup sulit untuk dipahami secara lahiriyah.

Penafsiran pertama

(وَلَا تُؤْمِنُوْٓا اِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِيْنَكُمْ)

"Dan janganlah kamu percaya selain kepada orang yang mengikuti agamamu.”

Orang Yahudi berkata kepada sasama Yahudi, "Janganlah kalian percaya kecuali kepada orang-orang yang mengikuti agama kalian".

a)      Maksudnya, "Janganlah percaya kecuali sesama Yahudi dan jangan percaya sama Muhammad."

(قُلْ اِنَّ الْهُدٰى هُدَى اللّٰهِ)

“Sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk Allah."

Menanggapi hal itu, Allah perintahkan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam untuk menjawab. " Katakanlah : "Sesungguhnya petunjuk yang sempurna itu petunjuk Allah."  Artinya bahwa jika Allah berkehendak untuk memeberikan hidayah kepada seseorang maka tidak ada seorangpun yang bisa menghalanginya walaupun orang-orang Yahudi membujuknya atau mengelabuinya.

b)      Kemudian ayat tersebut dilanjutkan dengan menerangkan kekhawatiran kaum Yahudi bahwa ada seseorang yang akan diberikan wahyu sebagaimana diberikan kepada nabi-nabi mereka dari kalangan Bani isra'il. Dan mereka juga khawatir orang yang diberikan wahyu tersebut bisa menguatkan hujjah mereka pada hari kiamat. Hal ini diterangkan pada firman-Nya, sebagai berikut :

اَنْ يُّؤْتٰىٓ اَحَدٌ مِّثْلَ مَآ اُوْتِيْتُمْ اَوْ يُحَاۤجُّوْكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ

"…bahwa seseorang akan diberi seperti apa yang diberikan kepada kamu, atau bahwa mereka akan menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu.”

Menanggapi hal itu, Allah perintahkan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam untuk menjawab,

قُلْ اِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللّٰهِ ۚ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Maksudnya kenabian itu Allah berikan kepada siapa saja yang dia kehendaki. Tidak terbatas pada bani Israil saja. Sesungguhnya karunia Allah sangat luas, dan Allah Maha Tahu siapa  yang berhak mendapat karunia tersebut.

Ini dikuatkan dengan Firman Allah yang lain,

اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗۗ

"Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya." (QS. Al-An'am [6] : 124).

Penafsiran kedua :

Orang yahhudi berkata kepada sesama Yahudi,

a)      "Janganlah kalian percaya kecualai kepada orang yang mengikuti agama kalian"

b)     "Janganlah kalian percaya kalua ada seseorang (Nabi Muhammad) diberi kitab (wahyu) sebagaimana diberikan kepadda kalian (nabi-nabi bani Israil)

c)      "Janganlah kalian percaya bahwa ada umat (umat Islam0 yang akan mengalahkan hujjah kalian di sisi Tuhan kalian"

Kemudian Allah membalas dengan dua jawaban,

a)      " Petunjuk yang benar adalah petunjuk Allah "

b)      " Allah memberikan karunia-Nya (kenabian) kepada yang dikehendaki-Nya."

Penafsiran Ketiga ;

Orang-orang Yahudi berkata kepada sesama Yahudi,

a)      " Janganlah kalian percayai atau memperlihatkan rahasia kalian keculai kepada orang-orang yang mengikuti agama kalian."

b)      " Janganlah kalian memeperlihatkan bukti yang kalian miliki akan kebenaran bahwa kaum Muslimn diberi kitab suci, seperti yang diberikan kalian. Agar hal itu tidak dimanfaatkan kaum Muslimin.

3)      Untuk Memilih Kalian di Sisi Tuhan kalian

يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِه مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ

"Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki karunia yang besar." (QS. Ali Imran [3] : 74)

Ayat ini menguatkan ayat sebelumnya bahwa Allah mengkhusukan Rahmat-Nya kepada yang dikehendaki-Nya. Maksudnya memberikan kenabian kepada yang dikehendakinya dan memberikan rahmat-Nya yang khusus kepada umat Islam. Dialah yang mempunyai karunia yang besar.

***

Jakarta, Sabtu 19 Maret 2022

 

KARYA TULIS