Tafsir An-Najah (QS.3:106-109)Bab ke-168 Wajah Putih Berseri dan Hitam
Wajah Putih Berseri dan Hitam Suram
يَّوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَّتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ ۚ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْۗ اَ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
"Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), “Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.”"
(QS. Ali-Imran [3] : 106)
Pertama : Wajah Putih Berseri dan hitam Suram
- Para ulama berbeda pendapat tentang perselisihan ayat di atas.
1) Maksudnya pada hari kiamat,,ketika dibangkitkan dari kuburan. Maka wajah orang-orang beriman putih berseri, sedangkan wajah orang-orang kafir hitam muram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِيْنَ يَوْمَىِٕذٍ زُرْقًا ۖ - ١٠٢
" Pada hari (Kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali) dan pada hari itu Kami kumpulkan orang-orang yang berdosa dengan (wajah) biru muram," (QS. Taha [20] : 102)
2) Maksudnya ketika membaca kitab amal pada hari kiamat. Siapa yang mendapatkan amal baik di dalm kitab amalnya, dia gembira dan wajhnyya putih berseri. Sedangkan siapa yang mendapatkan kitab amalnya berisi amal-amal jeleknya, wajahnya hitam muram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
اِقْرَأْ كِتَابَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ - ١٤
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (QS. Al-Isra' [17] : 14)
Allah juga berfirman,
فَاُولٰۤىِٕكَ يَقْرَءُوْنَ كِتٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
"…mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun." (QS. Al-Isra' [17] : 71)
3) Maksudnya ketika amal manusia ditimbang pada hari kiamat. Siapa yang timbangannya berat (amal sholehnya) wajanya berseri-seri. Sedangkan yang timbangannya ringan (amal sholehnya) wajahnya hitam muram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالْوَزْنُ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْحَقُّۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُه فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ - ٨ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُه فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَظْلِمُوْنَ - ٩
"Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A'raf [7] : 8-9).
4) Maksudnya, ketika Allah berfirman,
وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ - ٥٩
"Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!" (QS. Yasin [36] : 59)
5) Maksudnya, ketika setiap orang diperintahkan kembali ke Tuhan yang dia sembah sewaktu di dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا مَكَانَكُمْ اَنْتُمْ وَشُرَكَاۤؤُكُمْۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاۤؤُهُمْ مَّا كُنْتُمْ اِيَّانَا تَعْبُدُوْنَ – ٢٨
فَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغٰفِلِيْنَ - ٢٩
"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) itu Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang yang mempersekutukan (Allah), “Tetaplah di tempatmu, kamu dan para sekutumu.” Lalu Kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka, “Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami. Maka cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, sebab kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami).”" (QS. Yunus [10] : 28-29)
- Siapa pemilik wajah yang putih berseri dan wajah hitam suram? Para ulama berbeda pendapat di dalam menentukannya :
1) Wajah Ahlus Sunnah putih berseri, sedangkan wajah Ahlul Bid'ah hitam suram.
2) Wajah para Muhajirin dan Anshor putih berseri, sedangkan wajah orang0orang Yahudi (Bani Quraidhah, Bani NAdhir, dan Bani Qainuqa' ) hitam suram.
Kedua : Kafir Setelah Beriman
Firman-Nya,
كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ أ
“Mengapa kamu kafir setelah beriman?
Bagaimana dikatakan seperti itu? Kapan mereka beriman dan kapan mereka menjadi kafir kembali ? para ulama' berbeda pendapat dalam menafsirkannya.
1) Mereka beriman pada waktu hari "al-mitsaq" (hari pengembalian janji sebelum diciptakan di muka bumi). Allah berfirman,
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang)…" (QS. Al-A'raf [7] : 172)
2) Mereka adalah orang-orang Yahudi yang beriman kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam karena kenabiannya tercantum di dalam Taurat. Tetapi ketika beliau diutus, mereka mengkafirinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ كِتٰبٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْۙ وَكَانُوْا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَى الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۚ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ مَّا عَرَفُوْا كَفَرُوْا بِهٖ ۖ فَلَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ - ٨٩
"Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar." (QS. Al-Baqarah [2] : 89)
3) Mereka adalah orang-orang Munafik. Mereka beriman kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam secara terang-terangan. Tetapi di dalam hati mereka kafir kepadanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ - ٨
"Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah." (QS. Al-Baqarah [2] : 8)
Ketiga : Rahmat Allah
وَاَمَّا الَّذِيْنَ ابْيَضَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَفِيْ رَحْمَةِ اللّٰهِ ۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ - ١٠٧
"Dan adapun orang-orang yang berwajah putih berseri, mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya." (QS. Ali-Imran [3] : 103)
Rahmat Allah pada ayat ini artinya surge sebagian ulama mengartikannya lebih luas dari surga, yaitu surga dan ridho Allah. Serta bisa melihat wajah-Nya, ridho Allah lebih tinggi daripada surga. Allah Berfirman,
وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ - ٧٢
"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah [9] : 72)
Melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah tambahan setelah mendapatkan surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah)…" (QS. Yunus [10] : 26)
Kata (زِيَادَةٌ) artinya "tambahan" pada ayat di atas, maksudnya adalah melihat wajah Allah.
Keempat : Membaca Ayat Allah
تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ ۗ وَمَا اللّٰهُ يُرِيْدُ ظُلْمًا لِّلْعٰلَمِيْنَ - ١٠٨
"Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidaklah berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam." (QS. Ali-Imran [3] : 108)
Firman-Nya,
تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ
" itulah ayat-ayat Allah"
1) Maksudnya ayat-ayat yang telah dijelaskan sebelumya tentang ke-Esaan allah, kebenaran Nabi, kecaman terhadap orang-orang yang mendustakannya, larangan taat kepada orang-orang kafir, keharusan untuk bertaqwa kepada Allah, keharusan mati dalam keadaan Islam, pentingnya persatuan, bahayanya perpecahan, pahala bagi yang taat dan sanksi bagi yang bermaksiat.
2) Ayat di atas menggunakan kata (تِلْكَ) "itu" yang menunnujukan sesuatu yang jauh, padahal sesuatu yang dimaksud dekat dengan hal ini untuk menunjukan kemuliaan dan keagungan ayat-ayat yang telah disebutkan di atas
3) Firman-Nya,
نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ
"Kami bacakan kepada kamu dengan benar,"
Membedakan (تِلَاوَةٌ) ayat-ayat Alalh sangat penting bagi iorang beriman, karena akan menambah keimanan sesorang. Allah berfirman,
وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُه زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا
"Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya" (QS. Al-Anfal [8] : 2)
Allah juga berfirman,
وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ اَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِه اِيْمَانًاۚ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَزَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ - ١٢٤
"Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira." (QS. At-Taubah [9] : 124)
Membacakan al-quran kepada manusia adalah salah satu tugas utama rasul.
Allah berfirman,
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ - ٢
"Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Jumu'ah [62] : 2)
Kelima : Allah Tidak Berbuat Zhalim
Firman-Nya,
وَمَا اللّٰهُ يُرِيْدُ ظُلْمًا لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Dan Allah tidaklah berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam." (QS. Ali-Imran [3] : 108)
1) Ayat-ayat yang telah disebutkan sebelumnya adalah benar adanya (hak) tidak ada kebohongan di dalamnya. Hal itu agar manusia tahu bahwa Allah tidak berkehendak sedikitpun berbuat aniaya kepada hamba-Nya. Termasuk kepada Ahlul Kitab, oornag-orang kafir, musyrik dan munafik.
seandainya mereka ditimpa musibah, hal itu semata-mata karean perbuatan mereka sendiri yang bermaksiat kepada Allah dan mendustkan ayat-ayat-Nya.
Allah berfirman,
ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْقُرٰى نَقُصُّه عَلَيْكَ مِنْهَا قَاۤىِٕمٌ وَّحَصِيْدٌ – ١٠٠
وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَمَآ اَغْنَتْ عَنْهُمْ اٰلِهَتُهُمُ الَّتِيْ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ لَّمَّا جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۗ وَمَا زَادُوْهُمْ غَيْرَ تَتْبِيْبٍ -–١٠١
"Itulah beberapa berita tentang negeri-negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad). Di antara negeri-negeri itu sebagian masih ada bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sesembahan yang mereka sembah selain Allah, ketika siksaan Tuhanmu datang. Sesembahan itu hanya menambah." (QS. Hud [11] : 100-101)
2) Firman-Nya,
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗوَاِلَى اللّٰهِ تُرْجَعُ الْاُمُوْرُ ࣖ - ١٠٩
"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan." (QS. Ali-Imran [3] : 109)
Ayat ini sebagai penutup dari ayat-ayat sebelumnya. Paling tidak ada dua hikmah yang tidak terkandung di dalamnya.
Pertama : Allah memiliki apa yang ada di langit dan bumi, untuk menunjukan kekuasan-Nya yang begitu luas. Seluruh makhluk di bawah kendali-Nya dan tunduk dengan hokum-hukum-Nya. Hal ini untuk memberikan peringatan kepada orang-orang kafir yang menentang dakwah rasul-Nya bahwa mereka tidak akan bisa lari dari kekuasaan Allah.
Kedua : juga unutk menunjukan bahwa di dalam menetapkan hokum-hukumnya, Allah sedikitpun tidak ada kehendak berbuat dzalim (aniaya) kepada hamba-hamba-Nya. Hal itu karena yangberbuat dzalim (aniaya) baisanya untuk memenuhi kebutuhannya sehingga dia merampas hak orang lain. Sedangkan Allah Maha kaya tidak membutuhkan apapun dari hamba-hamba-Nya.
Ketiga : semua makhluk dan urusan meeka akan diekamblikan kepada Allah. Ini untuk menguatkan para hamba yang taat kepada-Nya, jika mendapatkan penentangan dari orang-orang kafir di dalam beribadah kepada Allah dan di dalam berdakwah serta amar ma'ruf nahi munkar, hendaknya bersabarr dan tetap teguh memegang ajaran Allah, karena segala urusan akan di kembalikan kepada-Nya.
***
Jakarta, Sabtu 26 Maret 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »