Karya Tulis
529 Hits

Tafsir An-Najah (QS.3: 181-184) Bab ke 193 Mereka Menghina Allah


Mereka Menghina Allah

لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ

“Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.’ Kami akan mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), ‘Rasakanlah olehmu azab yang membakar!”

(QS. Ali-Imran [3]: 181)

Pelajaran (1): Perkataan yang Lancang

1)      Diriwayatkan Ibnu Abbas Alaihi Sallam, beliau berkata, “ketika turun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَه لَه اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗ وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

“Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 245)

            Berkata pimpinan Yahudi Huyai bin Akhthab, “sesungguhnya Allah miskin, sedang kita kaya. Dia meminta pinjaman kepada kita” maka turunlah ayat ini

2)      Menurut riwayat lain disebutkan bahwa yang mengatakan hal itu adalah Finhash bin Azura’ di depan Abu Bakar Ash-Shidiq Radhiyallahu Anhu, kemudian di laporkan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan turunlah ayai ini

3)      Allah Maha kaya dan manusia fakir 

قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ

“Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya”

a)      Perkataan di atas menyebabkan orang yang mengucapkannya menjadi kafir karena telah melecehkan Allah dan mengkafiri ayat-ayat-Nya yang menyebutkan bahwa Allah dan manusia fakir.

b)      Ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa Allah kaya dan manusia miskin adalah

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS.Fathir [35]: 15)

Ini dikuatkan di dalam firman Allah yang lain,

... وَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ..

“Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya).” (QS. Muhammad [47]: 38)

4)      Perkataan dan perbuataan mereka akan ditulis,

                                                                                                                          … سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا.,

“Kami mencatat perkataan mereka”

a)      Maksud menulis perkataan mereka adalah akan membalasnya pada hari kiamat dan mengazabnya dengan azab yang pedih. Karena arti di tulisan itu adalah dicatat oleh malaikat. Kemudian dimasukan juga dalam buku catatan amal mereka pada hari kiamat.

b)      Ini mirip dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

..  وَاِنَّا لَه كَاتِبُوْنَ..

Kamilah yang mencatat untuknya.” (QS. Al-Anbiya [21]: 94)

Ayat diatas menunjukan setiap amal salih akan dicatat, begitu juga amal buruk, termasuk perkataan buruk dari kaum Yahudi di atas.

c)      Yang lebih mirip lagi dengan ayat ini (QS.Ali-Imran [3]: 181) adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

اَفَرَاَيْتَ الَّذِيْ كَفَرَ بِاٰيٰتِنَا وَقَالَ لَاُوْتَيَنَّ مَالًا وَّوَلَدًا ۗ

اَطَّلَعَ الْغَيْبَ اَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا ۙ

كَلَّاۗ سَنَكْتُبُ مَا يَقُوْلُ وَنَمُدُّ لَه مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا ۙ

“Lalu apakah engkau telah melihat orang yang mengingkari ayat-ayat Kami dan dia mengatakan, Pasti aku akan diberi harta dan anak. ‘Adakah dia melihat yang gaib atau dia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih?’ Sama sekali tidak! Kami akan menulis apa yang dia katakan, dan Kami akan memperpanjang azab untuknya secara sempurna,” (QS. Maryam [19]: 77-79)

Pelajaran (2): Membunuh para Nabi

وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ..

“dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar)”

1)      Allah juga akan menulis perbuataan mereka yang membunuh para nabi. Apakah Yahudi pada zaman nabi juga membunuh para nabi?

Jawabannya, bahwa Yahudi pada zaman Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak membunuh para nabi dengan pembunuhan secara fisik, karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam masih hidup pada waktu itu, tetapi walaupun begitu, mereka pada ayat ini dinyatakan membunuh para nabi, karena dua hal,

Pertama, mereka ada rencana membuhuh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkali-kali, tetapi Allah melindungi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dari rencana jahat tersebut.

a)      Diantaranya ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang ke salah satu bentemg mereka untuk suau keperluan, diantara mereka ada yang telah mempersiapkan batu besar dari atap untuk dijatuhkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Tetapi Allah melindungi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

b)      Begitu juga seorang wanita Yahudi yang menghadiahkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam makanan yang beracun untuk membuh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, tetapi Allah melindungi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ٦٧

“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (QS. Al-Maidah [5]: 67)

 

Ini dikuatkan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا ࣖ

“Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, “Sungguh, (ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (aqqum) dalam Al-Qur’an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.” (QS. Al-Isra’ [17]: 60)

Kedua,

a)      Mereka rela dengan pembunuhan para nabi. Walaupun yang membunuh para nabi adalah nenek moyang mereka (seperti membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya serta nabi-nabi yang lain). Tetapi mereka rela dan setuju dengan perbuatan tersebut, setuju dengan pembunuhan di anggap dalam kategori membunuh juga.

b)      Kemudian dari sini muncul kaidag, “barang siapa yang ridha dengan maksiat adalah suatu kemaksiatan tersendiri”. Hal ini dikuatkan dengan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jika suatu dosa dikerjakan di muka bumi ini, maka orang yang melihatnya kemudian mengingkarinya, menggangap dia tidak melihatnya. Dan barang siapa tidak melihatnya tetapi ridha dengannya, dia dianggap ikut menyaksikannya”

Pelajaran (3): Ulah Tangan Mereka

ذٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِۚ

“Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali-Imran [3]: 182)

1)      Disebutkan “perbuataan tanganmu sendiri” untuk menunjukan bahwa mereka melakukan dosa-dosa tersebut secara langsung melalui perantara. Ini berbeda dengan orang yang hanya menyuruh anak buahnya untuk melakukan kejahataan sebagaimana yang dilakukan Fir’aun. Ketika menyembelih anak-anak Bani Israel. Dia tidak menyembelih langsung, tetapi memerintahkan anak buahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى الْاَرْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَعًا يَّسْتَضْعِفُ طَاۤىِٕفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَيَسْتَحْينِسَاۤءَهُمْ ۗ انَّه كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ

“Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas [28]: 4)

2)      Allah ketika memberikan sanksi kepada orang yang berdosa, maka Dia tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri mereka sendiri.

Penggunaan kata (عَبِيْدِ) untuk menunjukan bahwa hambahamba yang taat, biasanya digunakan kata (عَبِادْ).

Pelajaran (4): Mereka Berbohong

اَلَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ عَهِدَ اِلَيْنَآ اَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُوْلٍ حَتّٰى يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاۤءَكُمْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِيْ بِالْبَيِّنٰتِ وَبِالَّذِيْ قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوْهُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

“(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api.’ Katakanlah (Muhammad), ‘Sungguh, beberapa orang rasul sebelumku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, tetapi mengapa kamu membunuhnya jika kamu orang-orang yang benar.’” (QS. Ali-Imram [3]: 183)

1)      Ayat ini lanjutan ayat sebelumnya. Jika pada ayat sebelumnya menerangkan kaum Yahudi yang merendahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ayat ini menjelaskan tentang perkataan mereka yang merendahkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan menolak kenabiaannya

2)      Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa ayat ini turun berkaitan dengan beberapa pembesar kaum Yahudi seperti Ka’ab bin Asyraf, Malik bin Shaif, finhash bin Azura’ dan yang lainnya. Mereka datang menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau menyaku sebagai nabi sebelumnya Allah telah memerintahkan kepada kita di dalam Taurat untuk tidak beriman kepada seorang rasul pun sampai dia mendatangkan kepada kami seekor kurban yang dimakan api yang turun dari langir. Jika engkau bisa mendatangkan bentuk kurban seperti itu, maka kami akan membenarkan kamu. Lalu turunlah ayat ini.

3)      Permintaan kaum Yahudi. Kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mendatangkan kurban, hanyalah kebohongan belaka. Karena telah datang sebelum Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, para rasul yang membawa berbagai mukjizat, termasuk kurban yang dimakan api dari langit tetap saja mereka tidak mau beriman. Bahkan mereka membunuh para nabi dan rasul tersebut, diantarnya Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.

Pelajaran (5): Menghibur Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ جَاۤءُوْ بِالْبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتٰبِ الْمُنِيْرِ

“Maka jika mereka mendustakan engkau (Muhammad), maka (ketahuilah) rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zubur dan Kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (QS. Ali-Imran [3]: 184)

1)      Ayat ini untuk menghibur Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, agar tidak sedih ketika didustakan kaum Yahudi dan orang-orang musyrik, karena para nabi dan rasul sebelumnya juga telah didustakan padahal mereka membawa bukti-bukti yang jelas, mukjizat dan kitab suci, seperti kitab Zabur dan lainnya.

2)      Kata (الزُّبُرِ)  jama dari Zabur yang artinya buku (kitab), sesuatu yang ditulis. Zabur juga berarti larangan, kalua kedua arti tersebut digabungkan maka artinya mejadi “Larangan-larangan yang tertulis” kata “Zubur” seperti kata “Suhuf” yang artinya adalah lembaran-lembaran untuk zubur atau zabur diturunkan kepada Nabi Daud, sedang “Suhuf” diturunkan kepada Nabi Ibrahim Alaihi Sallam

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ

صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ

 

“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”(QS. Al-A’la [87}: 18-19)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman

وَاٰتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًاۚ ..

“Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.” (QS. An-Nisa [4]: 163)

***

Jakarta, Selasa 12 April 2022

 

KARYA TULIS