Karya Tulis
556 Hits

Tafsir An-Najah (Qs. 4: 49-52) Bab 220 Merasa Suci


Merasa Suci

(Ayat 49-52)

 

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يُزَكُّوْنَ اَنْفُسَهُمْ ۗ بَلِ اللّٰهُ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا

“Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci (orang Yahudi dan Nasrani)? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.”

(Qs. an-Nisa’: 49)

 

Pelajaran (1) Kaum Yahudi Merasa Suci

(1) Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi yang menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang suci, para kekasih Allah, ahli surga, dan anggapan-anggapan lain yang menunjukkan kepada pujian terhadap diri mereka.

(2) Di antara perkataan mereka yang menunjukkan pujian terhadap diri mereka, sebagai berikut:

(a) “Kami adalah para putra Allah dan kekasih-Nya”, ini sesuai dengan firman Allah ﷻ,

وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصٰرٰى نَحْنُ اَبْنٰۤؤُ اللّٰهِ وَاَحِبَّاۤؤُهٗ ۗ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوْبِكُمْ ۗ بَلْ اَنْتُمْ بَشَرٌ مِّمَّنْ خَلَقَۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ

“Orang Yahudi dan Nasrani berkata, ‘Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.’ Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali’.” (Qs. al-Ma’idah: 18)

(b) “Tidak akan masuk surga kecuali kaum Yahudi”, ini sesuai dengan firman Allah ﷻ,

وَقَالُوْا لَنْ يَّدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلَّا مَنْ كَانَ هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى ۗ تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.” (Qs. al-Baqarah: 111)

(c) “Kami tidak akan disentuh api neraka keculi beberapa hari saja”, ini sesuai dengan firman Allah ﷻ,

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ

“Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong.” (Qs. al-Baqarah: 86)

(d) “Dosa yang kami lakukan di siang hari, akan diampuni pada malam hari. Dan dosa yang kami lakukan di malam hari akan diampuni pada siang hari.”

(e) “Kami seperti anak-anak yang tdak mempunyai dosa.”

 

Pelajaran (2) Allah yang Mensucikan Hamba-Nya

بَلِ اللّٰهُ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُ

“Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki.”

(1) Ayat ini mengandung dua hal, yaitu:

(a) Membantah anggapan kaum Yahudi bahwa apa yang mereka katakan tidaklah benar. Mereka berbohong kepada diri mereka sendiri dan kepada orang lain.

(b) Hak untuk mensucikan orang hanya di tangan Allah saja. Dialah yang lebih tahu siapa yang berhak dikecam. Ini sesuai dengan firman Allah ﷻ,

فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى

“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.”  (Qs. an-Najm: 32)

(2) Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Muhammad bin ‘Amr bin al-‘Ash berkata, “Saya menamai anakku dengan Barrah.” Kemudian Zainab binti Abu Salamah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ melarang menggunakan nama tersebut. Beliau bersabda,

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ

“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim)

(3) Mereka tidak akan dizalimi sedikitpun.

وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا

“Dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.”

(a) Ayat ini berlaku untuk semua orang, mencakup termasuk orang yang memuji dirinya sendiri, atau yang dipuji oleh Allah, atau kelompok lain yang tidak disebut dalam ayat ini, bahwa Allah tidak menzhalimi mereka semua. Allah tidak mengurangi pahala orang yang beramal shalih dan tidak pula menyiksa orang yang tidak bersalah. Allah hanya memuji orang yang berhak dipuji dan tidak mengecam kecuali orang yang berhak dikecam.

(b) Kata (فَتِيْلًا) artinya semacam benang yang disobek dari biji kurma atau serat yang terlihat pada biji kurma yang dibelah. Kata ini digunakan untuk menyebut sesuatu yang sangat kecil dan tidak ada harganya.

 

Pelajaran (3) Berbohong kepada Allah

اُنْظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَۗ وَكَفٰى بِهٖٓ اِثْمًا مُّبِيْنًا

“Perhatikanlah, betapa mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah! Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).” (Qs. an-Nisa’: 50)

(1) Ayat di atas membantah anggapan orang-orang Yahudi bahwa mereka adalah orang-orang suci, kekasih Allah yang tidak mempunyai dosa. Itu semua adalah kebohongan belaka.

(2) Bahkan mereka telah berani berbohong atas nama Allah (يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَۗ). Perbuatan macam ini termasuk dosa yang nyata.

 

Pelajaran (4) Beriman kepada Jibti dan Thagut

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُؤْمِنُوْنَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ وَيَقُوْلُوْنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا هٰؤُلَاۤءِ اَهْدٰى مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا سَبِيْلًا

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada Jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.” (Qs. an-Nisa’: 51)

(1) Diriwayatkan bahwa Ka’ab bin al-Asyrab, Huyay bin al-Akhtab dan beberapa pimpinan Yahudi pergi ke Mekkah untuk menjalin kerjasama dengan orang-orang Quraisy. Dalam menghadapi Nabi Muhammad dan umat Islam, Abu Sufyan dan tokoh-tokoh Quraisy meminta mereka untuk sujud kepada berhala yang ada di Ka’bah. Mereka pun memenuhi permintaan kaum Quraisy. Setelah selesai, Abu Sufyan berkata kepada Ka’ab, “Engkau membaca kitab suci, siapakah yang lebih tepat jalannya dan lebih benar ajarannya, kami atau Muhammad?” Kami menyambut para jama’ah haji, penjaga Ka’bah dan memberi minum untuk jamaah haji. Ka’ab pun menjawab “Kalian lebih baik dari Muhammad dan para sahabatnya.” Maka turunlah ayat ini.

(2) Arti Jibti dan Thagut (يُؤْمِنُوْنَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ)

(a) Kata (الْجِبْتِ) mempunyai beberapa arti, diantaranya:

- Tukang sihir.

- Syaitan.

- Sesuatu yang tidak ada kebaikan di dalamnya.

- Iblis.

- Segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah.

- Berhala.

(b) Kata (الطَّاغُوْتِ) berasal dari kata (طغى - يطغى), yaitu segala sesuatu yang melampaui batas. Adapun maksudnya di sini adalah:

- Dukun.

- Syetan.

- Apa yang disembah selain Allah dan ditaati dalam bermaksiat kepada Allah.

- Para pengikut Iblis.

- Wali syaitan.

(3) Kaum Yahudi adalah orang-orang yang percaya dengan tukang sihir dan para dukun. Hal ini dikuatkan dengan firman Allah yang menjelaskan bahwa mereka mengikuti apa yang dibacakan para syetan pada kerajaan Nabi Sulaiman.

وَٱتَّبَعُواْ مَا تَتۡلُواْ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلۡكِ سُلَيۡمَٰنَۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلۡمَلَكَيۡنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٞ فَلَا تَكۡفُرۡۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَزَوۡجِهِۦۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡۚ وَلَقَدۡ عَلِمُواْ لَمَنِ ٱشۡتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖۚ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Qs. sl-Baqarah: 102)

(4) Sampai hari ini pun orang-orang Yahudi lah yang sering bermain dengan dihir. Bahkan mereka menjadi pemuja syetan. Mereka juga ikut menyembah berhala-berhala di Ka’bah bersama orang-orang musyrik.

 

Pelajaran (5) Membela Orang Kafir

وَيَقُوْلُوْنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا هٰؤُلَاۤءِ اَهْدٰى مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا سَبِيْلًا

“Dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.”

(1) Sebagaimana yang telah disebut di dalam sebab turunnya ayat bahwa Ka’ab bin al-Asyraf pergi ke Mekkah bersama 70 orang Yahudi setelah Perang Uhud. Untuk bekerjasama dengan kaum Quraisy dalam memerangi umat Islam. Kemudian Ka’ab berkata di depan Abu Sufyan, “Kalian lebih benar jalannya daripada orang-orang beriman.”

(2) Firman Allah ﷻ,

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ ۗوَمَنْ يَّلْعَنِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ نَصِيْرًا

“Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah. Dan barangsiapa dilaknat Allah, niscaya engkau tidak akan mendapatkan penolong baginya.” (Qs. an-Nisa’: 52)

Ayat di atas menjelaskan balasan orang-orang Yahudi yang membela kaum musyrikin, yaotu akan dilaknat oleh Allah dan dijauhkan dari rahmat-Nya. mereka tidak mendapatkan penolong di akhirat, ketika mereka dimasukkan ke dalam api neraka.

 

***

Jakarta, Rabu, 27 April 2022.

KARYA TULIS