Karya Tulis
97 Hits

Tafsir An-Najah (Qs.al-Ma'idah): Bab 271 Mukaddimah


Pelajaran (1) Seputar Turunnya Surat

(1) Surat al-Ma’idah adalah surat ke-5 menurut urutan surat yang tertulis di dalam mushaf al-Qur’an.

(2) Surat al-Ma’idah adalah surat Madaniyah menurut kesepakatan para ulama, yaitu surat yang turun setelah hijrah, walaupun turun di luar kota Madinah.

(3) Adapun jumlah ayatnya:

(a) Menurut ulama Kufah jumlahnya 120 ayat.

(b) Menurut ulama Hijaz dan Syam jumlahnya 122 ayat.

(c) Sedangkan menurut ulama Bashrah jumlahnya 123 ayat.

(4) Tentang turunnya surat al-Ma’idah, bahwa sebagian besar ayat-ayatnya turun setelah perjanjian Hudaibiyah, Fathu Makkah, dan Haji Wada’.

Tetapi sebagian ayat yang lain turun sebelum peristiwa-peristiwa itu secara terpisah-pisah. Misalnya, ayat tentang Tayamum yang turun setelah perang al-Muraisi (Qs. al-Ma’idah: 6), dan ayat tentang penjagaan Nabi ﷺ dan orang-orang yang ingin berbuat jahat kepada beliau yang turun di dalam persitiwa perang Dzatu Riqa’ (Qs. al-Ma’idah: 67)

 

Pelajaran (2) Nama Surat

(1) Surat ini dinamakan al-Ma’idah yang artinya “Hidangan”, karena surat ini satu-satunya yang menceritakan kisah permintaan al-Hawariyun (para pengikut Nabi Isa) agar Allah menurunkan hidangan (al-Ma’idah) dari langit.

Ini sebagaimana firman Allah ﷻ,

اِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيْعُ رَبُّكَ اَنْ يُّنَزِّلَ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ ۗقَالَ اتَّقُوا اللّٰهَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

“(Ingatlah) ketika para pengikut setia Isa berkata, “Wahai Isa putra Maryam, sanggupkah (bersediakah) Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab, “Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang mukmin”.” (Qs. al-Ma’idah: 112)

(2) Surat ini disebut juga al-‘Uqud yang artinya “Janji-janji”, karena menyebutkan perintah untuk memenuhi syarat-syarat dalam akad, sebagaimana di dalam firman-Nya,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ اُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيْمَةُ الْاَنْعَامِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَنْتُمْ حُرُمٌۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji! Dihalalkan bagimu hewan ternak, kecuali yang akan disebutkan kepadamu (keharamannya) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.” (Qs. al-Ma’idah: 1)

 

Pelajaran (3) Korelasi dengan Surat An-Nisa’

(1) Adapun hubungan surat al-Ma’idah dengan surat an-Nisa’ adalah bahwa di dalam surat an-Nisa’ disebutkan beberapa akad, diantaranya: akad nikah, akad perjanjian, akad perdamaian, akad wasiat, akad penitipan, yang semuanya itu masuk di dalam ayat,

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. an-Nisa’: 58)

Kemudian di dalam surat al-Ma’idah, Allah perintahkan orang-orang beriman untuk memenuhi perjanjian dan syarat-syarat yang sudah disepakati, sebagaimana di dalam firman-Nya,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ اُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيْمَةُ الْاَنْعَامِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَنْتُمْ حُرُمٌۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji! Dihalalkan bagimu hewan ternak, kecuali yang akan disebutkan kepadamu (keharamannya) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.” (Qs. al-Ma’idah: 1)

(2) Salah satu alasan didahulukannya surat an-Nisa’ dari surat al-Ma’idah dalam urutan surat, karena di dalam surat an-Nisa’ dimulai dengan panggilan kepada seluruh manusia,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ

dimana hal itu identik dengan ciri-ciri surat al-Makkiyah.

Sedangkan di dalam surat al-Ma’idah dimulai dengan panggilan kepada orang-orang beriman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ

dimana hal itu identik dengan ciri-ciri surat al-Madaniyah. Maka surat Makkiyah didahulukan daripada surat Madaniyah.

 

Pelajaran (4) Isi Kandungan Surat

Terdapat tiga kisah di dalam surat al-Ma’idah yang mengandung banyak pelajaran, yaitu:

(a) Kisah Nabi Musa ‘alaihi as-salam dan Bani Israel ketika ingin memasuki Baitul Maqdis (Qs. al-Ma’idah: 20-26).

(b) Kisah Habil dan Qabil, dua putra Nabi Adam ‘alaihi as-salam (Qs. al-Ma;idah: 27-31).

(c) Kisah turunnya hidangan (al-Ma’idah) dari langit untuk pada pengikut Nabi Isa ‘alaihi as-salam (Qs. al-Ma’idah: 111-115).

 

***

            Jakarta, Jum’at, 27 Mei 2022

KARYA TULIS