Ustadz apakah betul tidur orang puasa itu berpahala? Bagaimana penjelasannya?
Jawaban :
Tidur orang yang berpuasa berpahala jika diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Jika ia tidur dengan tujuan dan berniat untuk dapat melaksanakan shalat berjama'ah atau shalat terawih atau tahajud dengan penuh konsentrasi, tidur orang tersebut berpahala. Begitu juga orang puasa yang tidur dengan berniat menghindari dari hal-hal yang membatalkan puasa maka tidurnya adalah ibadah.
Adapun riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
نوم الصائم عبادة وسكوته تسبيح
" Tidurnya orang puasa itu adalah ibadah dan diamnya adalah tasbih "
Para ulama menyebutkan bahwa hadits tersebut adalah hadits maudhu' (palsu), yaitu hadits yang dibuat oleh manusia. Rasulullah saw tidak pernah bersabda seperti itu. Akan tetapi hal ini tidak menafikan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, sebagaimana yang diterangkan di atas. Wallahu A'lam.
Banyak orang yang ketika bulan Ramadhan tidak mau melaksanakan puasa, padahal dia tidak mempunyai udzur dan halangan. Bagaimanakah hukumannya, apakah dia harus mengganti puasa yang ditinggalkannya?
Jawaban :
Orang yang meninggalkan puasa Ramadhan tanpa udzur telah mengerjakan dosa besar. Hendaknya dia segera bertaubat kepada Allah SWT dan memperbanyak amal saleh untuk menutupi dosanya.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa dia harus mengganti puasa yang dia tinggalkan dengan sengaja. Dalilnya adalah sabda Rosulullah saw:
من ذرعه القيء وهو صائم ، فليس عليه قضاء ومن استقاء فليقض
"Orang yang muntah (tanpa sengaja) dalam keadaan puasa maka tidak ada kewajiban baginya untuk mengganti (puasanya). Dan barangsiapa sengaja muntah, dia harus mengganti puasanya" (hadits shahih, HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang sengaja muntah sehingga batal puasanya, diperintahkan untuk mengganti puasanya. Begitu juga yang sengaja tidak berpuasa atau membatalkan puasa tanpa udzur, diwajibkan mengganti puasanya. Wallahu A'lam.
Apakah benar ada hadits yang menyatakan bahwa amalan wajib pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya, sedangkan amalan sunahnya akan disamakan dengan yang wajib?
Jawaban :
Memang benar, ada riwayat yang menjelaskan bahwa amalan wajib pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya, sedangkan amalan sunahnya akan disamakan dengan yang wajib, riwayat tersebut berbunyi:
ومن تقرب فيه بخصلة كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه
"Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebaikan pada bulan Ramadhan, seakan-akan dia mengerjakan suatu kewajiban pada selain Ramadhan, dan barang siapa yang mengerjakan kewajiban pada bulan Ramadhan, bagaikan dia mengerjakan tujuh puluh kewajiban pada selain bulan Ramdlan. "
Hadits di atas adalah hadits mungkar yang tidak diketahui sanadnya, sehingga tidak bisa dijadikan sandaran. Akan tetapi, hal ini tidak menafikan jika dalam bulan Ramadhan amalan kebaikan akan dilipatkan gandakan, khususnya pada malam Lailatul Qadar yang ibadah di dalamnya sama dengan ibadah seribu bulan pada malam selainnya. Wallahu A'lam.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »