Shalat Ied Fitri bagian kedua
Ustadz, tolong jelaskan adab dan tatacara shalat Ied!
Jawaban :
1. Shalat Ied dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah.
2. Berniat untuk shalat Ied dua rakaat.
3. Rakaat pertama dimulai dengan takbiratul ihram kemudian diikuti dengan tujuh kali takbir tambahan, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat Qaf atau surat Al-A'la.
1. Rakaat kedua dimulai dengan takbir kemudian diikuti dengan lima takbir tambahan, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Qamar atau surat Al-Ghasiyah.
2. Shalat Ied dilaksanakan sebelum khutbah.
Dalil-dalilnya adalah sebagai berikut:
1. Hadits Aisyah r.a:
أن رسول الله كان يكبر في الفطر والأضحى في الأولى سبع تكبيرات، وفي الثانية خمساً
"Rasulullah saw bertakbir pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha pada rakaat pertama 7 kali takbir dan pada rakaat kedua 5 kali takbir." (hadits Shahih riwayat Abu Daud).
2. Hadits Nu'man bin Basyir r.a:
أن رسول الله كان يقرأ في العيدين بـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى و هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ
"Bahwasanya Rasulullah saw dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha membaca surat Al-A'la dan surat Al-Ghasyiah." (hadits shahih riwayat Ibnu Majah).
3. Hadits Umar bin Khattab ra:
أن عمر بن الخطاب سأل أبا واقد الليثي: ما كان يقرأ به رسول الله في الأضحى والفطر؟ فقال: كان يقرأ فيهما بـ ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ، واقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ
"Bahwasanya Umar bin Khattab pernah bertanya kepada Abu Waqid Al–Laitsi, ‘Apakah yang Rasulullah saw baca pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha?’ Beliau menjawab bahwasanya Rasulullah saw membaca surat Qaf dan surat Al Qamar." (HR. Muslim).
4. Hadits Ibnu Abbas ra :
شهدت صلاة الفطر مع نبي الله وأبي بكر وعمر عثمان، فكلهم يصليها قبل الخطبة
"Saya pernah menghadiri shalat Idul Fitri bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, dan Utsman. semuanya melakukan shalat sebelum khutbah." (HR. Muslim).
5. Hadits Ibnu Abbas ra :
أن رسول الله صلّى العيد بلا أذان ولا إقامة
" Sesungguhnya Rasulullah saw melakukan shalat Ied tanpa didahului dengan adzan dan iqamah." (hadits shahih riwayat Abu Daud).
Apakah ada doa yang harus saya baca diantara takbir dalam shalat Ied, dan apakah waktu takbir harus mengangkat tangan?
Jawaban :
Tidak ada riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw membaca doa tertentu di sela-sela takbir shalat Ied. Hanya saja ada riwayat dari Ibnu Mas'ud yang menerangkan hal tersebut:
عقبة بن عامر : سألت ابن مسعود عما يقوله بعد تكبيرات العيد ; قال : " يحمد الله , ويثني عليه , ويصلي على النبي
Uqbah bin Amir berkata, "Saya pernah bertanya kepada Ibnu Mas'ud ra tentang bacaan antara takbir dalam shalat Ied. Beliau berkata, ‘Memuji Allah serta bershalawat kepada nabi Muhammad saw’." (riwayat Baihaqi).
Begitu juga, tidak ada riwayat dari Rasulullah saw yang menjelaskan bahwa beliau mengangkat tangan di sela-sela takbir dalam shalat Ied. Yang ada hanya keumuman dalil bahwa Rasulullah saw mengangkat tangan pada setiap takbiratul ihram dalam setiap shalat. Juga ada riwayat dari Atha' bin Abi Rabah dalam masalah ini :
عن ابن جريج قال: قلت لعطاء : يرفع الإمام يديه كلما كبر هذه التكبيرة الزيادة في صلاة الفطر؟ قال: نعم ، ويرفع الناس أيضاً.
"Riwayat dari Ibnu Juraij, bahwa ia pernah bertanya kepda Atha, ‘Apakah seorang imam mengangkat tangannya pada setiap takbir tambahan dalam shalat Idul Fitri?’ ‘Iya dan makmum di belakangnya juga mengangkat tangan,’ jawab Atha.” (riwayat Baihaqi dan Ibnu Abi Syaibah dengan Isnad shahih).
Mengangkat tangan pada setiap takbir merupakan pendapat mayoritas Ulama. Wallahu A'lam
Dari dulu sampai sekarang, sehabis shalat Idul Fitri, kita selalu saling mengunjungi satu sama lain. Apakah hal itu disunahkan atau bagaimana? Apakah memang bersalam-salaman dan meminta maaf itu disyariatkan setelah shalat ied?
Jawaban :
Tidak ada dalil yang secara khusus memerintahkan kaum Muslimin untuk saling mengunjungi satu sama lain setelah shalat ied dan tidak ada dalil yang melarang juga. Akan tetapi, secara umum, silaturahmi dan saling mengunjungi antara sesama muslim diperintahkan oleh Islam, walaupun tidak harus dilakukan sehabis shalat Ied.
Jadi kebiasaan saling mengunjungi satu dengan yang lain kemudian meminta maaf adalah perbuatan yang dibolehkan, bahkan merupakan kebiasaan yang baik. Hal itu termasuk akhlak yang dianjurkan oleh Islam secara umum. Seandainya tidak mengerjakan hal tersebut maka tidak apa-apa juga. Masalah seperti ini dalam Syari’at Islam termasuk dalam kategori "Mashalih Mursalah"[1]. Wallahu A'lam
Apa hukumnya mengucapkan "Selamat hari raya", "Minal Aidin wal Faizin" dan sebagainya pada hari raya Iedul Fitri?
Jawaban :
Dibolehkan mengucapkan "Selamat hari raya" atau sejenisnya selama tidak mengandung hal-hal yang berdosa, karena hal ini bukan merupakan ibadah, tapi lebih dekat kepada permasalahan adat istiadat. Adat istiadat yang tidak bertentangan dengan syari'at Islam, hukumnya boleh dikerjakan, bahkan menjadi mustahab (dianjurkan) jika membawa maslahat yang lebih besar. Seperti menambah eratnya ukhuwah atau tali persaudaraan.
Atau, kita katakan bahwa masalah ini tidak ada dalil khusus yang melarang atau menganjurkannya. Akan tetapi secara umum terdapat dalil yang menganjurkan kaum Muslimin untuk saling menyapa dan mengucapkan selamat satu sama lain di kala mendapatkan nikmat atau sesuatu yang menggembirakan seperti halnya pada hari raya Idul Fitri.
Ada beberapa riwayat yang menguatkan bahwa mengucapkan salam atau selamat pada hari raya adalah sesuatu yang dibolehkan atau bahkan dianjurkan, diantaranya adalah :
عن جبير بن نفير رضي الله عنه قال : كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا التقوا يوم العيد ، قال بعضهم لبعض : تقبل الله منا ومنك.
"Diriwayatkan bahwa Jubair bin Nafir ra berkata, ‘Bahwa para sahabat jika bertemu satu dengan yang lainnya pada hari raya Id, mereka saling mengucapkan ‘Taqaballahu minna wa minka’ (mudah-mudahan Allah menerima ibadah kita bersama). " (Isnadnya hasan).
عن محمد بن زياد قال : كنت مع أبي أمامة الباهلى وغيره من أصحاب النبي فكانوا إذا رجعوا من العيد يقول بعضهم لبعض : تقبل الله منا ومنك
Muhammad bin Ziyad berkata, “Aku pernah bersama Abu Umamah Al- Bahily dan sahabat lainnya. Jika mereka pulang dari shalat Ied, satu dengan yang lainnya mengucapkan, ‘Taqaballahu Minna wa minka’ (mudah-mudahan Allah menerima ibadah kita bersama).” (Isnadnya Jayid).
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »