Jilbab Kewajiban Muslimah ( VIII. Tidak Mendukung Pendapat Para Ulama )
Pada tulisan-tulisan sebelumnya, telah kita ketahui bahwa Quraish Shihab walaupun tidak mau terus terang untuk mengatakan bahwa jilbab tidaklah wajib, akan tetapi disela-sela tulisannya menunjukkan bahwa beliau memang terkesan untuk memihak pendapat cendekiawan kontemporer dan memojokkan pendapat para ulama dulu. Diantara bukti-buktinya adalah sebagai berikut :
Pertama : Quraish Shihab menulis : « Penulis tidak cenderung mendukung pendapat yang mewajibkan wanita menutup seluruh tubuh badannya atas dasar bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat. Ini bukan saja karena lemahnya alasan-alasan yang mereka kemukakan, tetapi juga dengan tampil seperti yang mereka wajibkan itu gugurlah fungsi hiasan dan keindahan dalam berpakaian, padahal Al Qur’an sendiri menyebutkan bahwa salah satu fungsi pakaian adalah hiasan. « [1]
Dari tulisan Quraish Shihab di atas, secara jelas dan gamblang bahwa beliau tidak mendukung pendapat yang mewajibkan wanita menutup seluruh tubuh badannya, seraya memberikan alasan bahwa pendapat tersebut bertentangan dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa salah satu fungsi pakaian adalah hiasan.
Bukan sampai di sini saja, beliau lebih lanjut menukil perkataan kelompok yang sangat membenci pendapat ini- walau beliau tidak bermaksud untuk mengolok-ngoloknya . Beliau menulis : « Pakaian longgar, berwarna hitam yang tidak menampakkan kecuali sepasang- bahkan sebiji- bola mata yang juga tidak jarang ditutup dengan kaca mata hitam, sungguh tidak mengandung nilai-nilai kecantikan dan hiasan. Penulis tidak akan berkata seperti tulis beberapa orang bahwa pakaian seperti yang diwajibkan oleh sementara ulama itu, menjadikan wanita tampil seperti sosok hantu atau bahwa pakaian itu seperti kafan dan menjadikan pemakainya bagaikan mayat-mayat yang berjalan. Sama sekali penulis tidak akan berkata demikian. « [1]
Dari pernyataan tersebut bisa kita lihat bagaimana besarnya ke-tidaksetuju-annya terhadap pendapat yang mewajibkan wanita menutup seluruh tubuh badannya, bahkan sampai menyempatkan dirinya untuk menukil pernyataan yang sangat tidak etis dan secara jelas dan gamblang mengolok-ngolok wanita yang mengikuti salah satu pendapat ulama yang mu’tabar dengan menyebutnya sosok hantu dan mayat-mayat yang berjalan….subhanallah ! Seandainya Quraish tidak mau berkata demikian, kenapa pernyataan tersebut. harus dinukil di dalam bukunya, kemudian tidak membantahnya sedikitpun. Apa perlunya beliau menukil perkataan tersebut ? Mudah-mudahan beliau segera menyadari kesalahan fatal ini dan menghapusnya dari bukunya. Kedua : Di akhir bukunya Quraish Shihab membuat kesimpulan bahwa : " Wanita yang menutup seluruh badannya atau kecuali wajah dan telapak tangannya, telah menjalankan bunyi teks ayat-ayat Al Qur’an, bahkan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak wajar menyatakan terhadap mereka yang tidak memakai kerudung , atau yang menampakkan setengah tangannya, bahwa mereka secara pasti telah melanggar petunjuk agama . " [2] Kita bisa melihat dari pernyataan di atas, bahwa Quraish bukan hanya tidak setuju dengan pendapat yang mewajibkan wanita menutup seluruh tubuh badannya saja, bahkan beliau juga tidak setuju dengan pendapat mayoritas ulama yang lebih longgar yaitu yang mewajibkan menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Beliau menyatakan bahwa orang yang mengikuti pendapat ini telah berlebihan di dalam mengamalkan teks-teks Al Qur’an. Dalam pandangan Islam, orang yang berlebih-lebihan di dalam mengamalkan ajaran agama adalah orang yang tidak berjalan di atas jalan yang lurus, bahkan kelompok-kelompok sesat dan ahli bid’ah menjadi sesat karena berlebih-lebihan di dalam mengamalkan ajaran agama. Jika sifat berlebihan ini dicapkan dan ditempelkan kepada para wanita yang berjilbab sungguh merupakan suatu tuduhan yang keji, yang sebenarnya sangat tidak layak diucapkan oleh tokoh sekaliber Quraish yang telah bertahun-tahun mendalami ilmu agama di pusat peradaban Islam, Mesir dan di Universitas Islam tertua di dunia yaitu Universitas Al Azhar. Semoga Allah mengampuni kita semua dan menunjukkan kepada kita jalan yang lurus. |
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »