( Bab IV ) Neo –Nasionalisme
Neo Nasionalisme sangat banyak dan beragam, namun kali ini, kita hanya akan membahas tiga bentuk dari neo nasionalisme tersebut, yaitu Liga Arab, Nasionalisme Mesir dan Fir'aunisasi, serta Nasionalisme Indonesia :
( 1 ) Liga Arab
Pada hakikatnya Liga Arab ini adalah perpanjangan tangan dari “ Nasionalisme Arab”yang pernah ikut andil di dalam meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah. Sehingga sejarah berdirinya Liga ini, tidak bisa dilepaskan dari campur tangan musuh-musuh Islam, khususnya Barat.
Barat ternyata mempunyai kepentingan di dalam Liga ini, mereka mengharapkan agar liga Arab ini, mampu menopang penyebaran faham Nasionalisme di wilayah Timur Tengah. Ketika itu, tepatnya pada tahun 1945 Antonie Adien, Menlu Brithania terbang menuju Kairo untuk mengumpulkan para pemimpin Arab dan meletakkan batu pertama proyek Liga Arab, yang ditanda-tangani pada tanggal 22-3-1945 dan beranggotakan Mesir, Sudi Arabia, Lebanon, Syiria, Iraq, Yordan, dan Yaman.
Walaupun di dalam pertemuan itu disebutkan bahwa tujuan utamanya adalah membahas berbagai permasalahan yang menyangkut bangsa Arab dan mengadakan usaha-usaha nyata untuk kemajuan bangsa Arab. Namun di dalam prakteknya justru proyek tersebut banyak merugikan bangsa Arab, karena mereka secara mental harus terdepak dari dunia Islam, karena tidak bisa menyelesaikan permasalahan- permasalahan umat Islam itu sendiri.[1]
Bahkan Azumardi Azra menyatakan bahwa Nasionalisme Arab tidaklah lebih dari ideologi semu dan tidak pernah terwujud secara kongkrit dan stabil. Ideologi Arabisme Sekuler dalam awal perkembangannnya tidak efektif di dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia Arab. Ia tidak bisa menghapus kenyataan bahwa kawasan ini beragam dalam banyak hal dan setiap wilayah mempunyai sejarah sendiri.
Sathih Hushori (1880-1968), adalah orang asing yang dibesarkan Zionisme dan sangat benci terhadap Islam. Dia mempunyai peran besar di dalam menyebarkan faham Nasionalisme di tengah-tengah bangsa Arab.
Tokoh besar gerakan Nasionalisme Arab ini, adalah salah satu murid didikan Partai Persatuan Turkey yang mampu memindahkan pemikiran Nasionalisme Thouroniyah Turki ke pelataran dunia Arab. Dialah orang pertama kali yang mempunyai gagasan untuk menjadikan “ Etnis, Kebangsaan dan Keturunan”, sebagai alternatif pengganti ajaran Islam[1].
Tulisannya sekarang banyak mewarnai majalah Sekuler “ Arobi” terbitan Kuwait. Ia-pun mempunyai saham yang tidak sedikit di dalam proses terbentuk Liga Arab.
Berikut ini adalah salah satu tulisannya, yang sampai sekarang masih dijadikan slogan yang didengung-dengungkan para tokoh nasionalisme Arab:
“ Kemenangan bagaimanapun juga akan berada di tangan Nasionalisme Arab, ini merupakan analisa yang ditemukan oleh penelitian sejarah umum Nasionalisme “[2].
Begitu juga tulisan seorang penyair Al-Qori, yang tidak asing lagi bagi tokoh-tokoh Nasionalis Arab:
“ Berikan saya suatu hari, untuk memperingati kebangkitan bangsa Arab menjadi suatu Umat.
Dan berjalanlah dengan jasadku menuju agama burham.
Selamat atas kekafiran yang menyatukan kita .
Kemudian kita ucapkan ahlan wasahlan kepada neraka Jahannam.”
Proyek inilah yang akhirnya mengantarkan kekalahan total bangsa Arab pada perang 1969 dengan Israel, negara kecil yang jumlah penduduknya 1/35 % dari penduduk Arab.
Maka tak aneh, kalau Israel terus berusaha menopang tokoh-tokoh Nasionalisme, agar tetap memegang tampuk pemerintahan Negara-Negara Arab. Karena dengan mereka –lah Israel mampu mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Diantara keuntungan-keuntungan yang bisa dikeruk Israel, dengan bentuk kepemimpinan Nasionalisme Arab adalah sebagai berikut:
- Matinya ruhul Jihad Islami, yang selama ini sangat ditakuti Zionisme.
- Terbentuknya bangsa Arab sebagai bangsa yang selalu bergantung kepada bangsa lain. Karena bangsa yang tidak beraqidah tak akan mampu mandiri.
- Terbentuknya bangsa Arab sebagai bangsa yang terpecah-pecah.
Proyek ini jugalah, yang memaksa bangsa Arab untuk mengakui Israel sebagai bangsa berwibawa, yang mampu mempermainkan negara-negara Arab dan terus menerus melakukan penekanan terhadap segala usaha untuk menghubungkan bangsa Arab dengan Aqidah Islamiyah[3].
Perlu disebutklan di sini pokok-pokok pemikiran “Nasionalisme Arab”:
- Unsur-unsur terpenting yang menopang gerakan ini adalah kesatuan bahasa, sejarah dan tanah air.
- Bangsa Arab adalah bangsa yang satu, hidup di dalam satu wilayah, oleh karenanya batas-batas geografi yang ada sekarang wajib dihilangkan, sehingga bangsa Arab terkumpul di dalam satu Negara.
- Bangsa Arab hendaklah bisa membebaskan diri dari ajaran-ajaran khurafat, hal-hal yang ghoib, dan melepas diri dari ikatan agama yang akan membuat terpecahnya persatuan bangsa Arab.[1]
Nampaknya masih sulit bagi bangsa yang memegang “Faham Nasionalisme” untuk bisa bangkit dari perpecahan yang akan terus mewarnai kehidupanya sebagai bangsa, selama mereka tidak kembali kepada Islam.
[1] WAMY, Mausu’ah Al-Muyassirah fii al-Adyan wa al-Madzahib Al-Mu’ashirah, hal: 404. Lihat juga: Anwar Jundi, Rijal Ihktalafa fiihim ar ra’yu, Darul Anshar, hal: 73
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »