Tips Ke- 4: Membagi Waktu Dalam Berbagai Kegiatan
Seorang muslim hendaknya tidak hanya beramal dan bekerja dalam satu bidang saja. Tetapi hendaknya dia membagi waktu-waktu yang dimilikinya untuk mengerjakan banyak kewajiban. Seperti mengerjakan kewajibannya terhadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan memperbanyak sholat, dzikir, membaca al-Qur’an. Sekaligus juga bisa mengerjakan kewajibannya terhadap orang tua, keluarga, anak, istri, saudara, tetangga dan masyarakat secara umum.
Di dalam Suhuf Ibrahim ‘alaihi as-salam disebutkan :
” Orang yang berakal hendaknya membagi waktunya menjadi 4 bagian ; waktu untuk bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala, waktu untuk intropeksi terhadap diri sendiri, waktu untuk bertafakkur serta merenungi ciptaan Allah dan waktu untuk mengurusi kebutuhan hidupnya seperti makan dan minum” [1]
Berkata Salman al-Farisi kepada Abu Darda’ radhiyallahu 'anhuma yang kemudian disetujui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إنَّ لربِّكَ عليك حقًّا، وإنَّ لِنَفسكَ عليك حقًّا، ولأهلك عليك حقًّا، فأعْطِ كلَّ ذي حقٍّ حقَّهُ
”Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda tunaikan, maka berilah setiap bagian akan haknya” (HR. Bukhari )
Ini dikuatkan dengan hadist Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :
فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
“ Dan sesungguhnya pada jasadmu ada hak atas dirimu, dan pada matamu ada hak atas dirimu, dan pada isterimu ada hak atas dirimu dan pada pengunjungmu ada hak atas dirimu.” ( HR. Bukhari )
Begitu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ ، وَلَكِنِّي أُصَلِّي وَأَنَامُ , وَأَصُوْمُ وُأفْطِرُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى
”Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa dan berbuka, serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau mengikuti sunnahku, maka bukanlah ia dari golongan-ku“ (HR. Bukhari)
Para ulama pendahulu pun telah memberikan suri tauladan yang baik pada generasi sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir at-Thobari telah membagi kesehariannya menjadi beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya:
”Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur, beliau bangkit untuk sholat Dzuhur di rumahnya. Setelah itu, beliau menulis sebuah buku sampai datang waktu Ashar, kemudian beliau keluar untuk melakukan sholat Ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai Maghrib, kemudian beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar telah membagi waktu seharinya untuk; maslahat dirinya, agama dan masyarakat sekitarnya.” [2]
Begitu juga yang dilakukan oleh Abdullah al-Ghani al-Maqdisi, penulis buku “ Umdatu al-Ahkam “, di dalam membagi waktu-waktunya sebagaimana yang dijelaskan oleh muridnya Dhiya’ al-Maqdisi : “
Abdullah al-Ghani al-Maqdisi tidak sedikitpun menyia-nyiakan waktunya. Setelah sholat Subuh, beliau mengajarkan al-Qur’an dan Hadist. Setelah itu beliau bangun untuk berwudhu dan sholat hingga sebelum Dhuhur. Setelah Dhuhur beliau sibuk mengajar dan menulis buku hingga Maghrib. Kemudian sholat Isya’ dan tidur hingga pertengahan malam atau setelahnya. Setelah itu bangun, lalu berwudhu dan sholat hingga mendekati sholat Subuh. Beliau mungkin berwudhu hingga delapan kali dalam semalam atau lebih. Dia berkata : “ Sholat saya menjadi baik, selama anggota badan saya masih basah’ . Kemudian, beliau tidur sebentar sebelum Subuh. Itulah rutinitas yang dilakukannya setiap hari secara terus-menerus. “ [3]
[1]. Mahmud Misri, al-Waqtu Huwa al-Hayat, hlm: 56
[2]. Sayid Husain Al Affani,’ Imarat al-Auqat bi ‘Amali Ash-Sholihat, (Kairo, Dar Affani) hlm: 34-35
[3] Adz-Dzahabi, Tadzkiratu al-Huffadh, 4/1376
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »