Banyak Jalan Menuju Syurga: (9) Memperbanyak Sujud kepada Allah
Dari Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslami radhiyallahu ‘anhu dia berkata :
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
"Saya bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, 'Mintalah kepadaku.' Maka aku berkata, 'Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga -dia berkata, 'Atau dia selain itu'. Aku menjawab, 'Itulah yang dia katakan-maka beliau menjawab, 'Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud'." (HR. Muslim : 754)
Pelajaran dari Hadist :
Pertama : Memperbanyak sujud dalam hadits di atas maksudnya adalah memperbanyak sholat sunnah. Berkata an-Nawawi di dalam Syareh Shahih Muslim ( 4 / 206 ) :
“ Hadist di atas terdapat anjuran untuk memperbanyak sujud, dan yang dimaksud sujud di sini adalah sujud di dalam sholat. Hadist ini merupakan dalil bahwa memperbanyak sujud lebih utama dari memperpanjang ketika berdiri. “
Kedua : Bersujud menjadi salah satu jalan menuju syurga karena sujud merupakan posisi di mana seorang hamba paling dekat dengan Allah. Sebagaimana tersebut dalam hadist Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“ Posisi hamba yang paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika dia bersujud, maka perbanyaklah doa di dalamnya.” ( HR.Muslim, 483 )
Hadist ini sesuai dengan firman Allah :
وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ
“ Dan sujud dan mendekatlah . “ ( Qs. al-‘Alaq : 19 )
Ketiga : Sujud merupakan simbol tawadhu’ dan ibadah kepada Allah, karena ketika sujud seseornag meletakkan anggota badan yang paling dia muliakan dan yang paling tinggi posisinya, yang kemudian begitu saja diletakkan di atas tanah yang diinjak setiap hari.
Keempat : Hadist di atas menunjukkan bahwa seseorang yang menyatakan cintanya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam harus dibuktikan dengan memperbanyak sujud kepada Allah. Dan barang siapa yang menyatakan cintanya kepada Allah, maka harus mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Berkata al-Munawi di dalam Faidhu al-Qadir ( 4/440) :
وفيه أن مرافقة المصطفى صلى الله عليه وسلم في الجنة من الدرجات العالية التي لا مطمع في الوصول إليها إلا بحضور الزلفى عند الله في الدنيا بكثرة السجود انظر أيها المتأمل في هذه الشريطة وارتباط القرينتين لتقف على سر دقيق فإن من أراد مرافقة الرسول صلى الله عليه وسلم لا يناله إلا بالقرب من الله ومن رام قرب الله لم ينله إلا بقرب حبيبه (قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله) أوقع متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم بين المحبتين وذلك أن محبة العبد منوطة بمتابعته ومحبة الله العبد متوقفة على متابعة رسوله صلى الله عليه وسلم.
“ Dalam hadist tersebut diterangkan bahwa menemani Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di syurga merupakan derajat yang tinggi yang tidak bisa dicapai kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara memperbanyak sujud. Maka lihatlah, wahai pemerhati terhadap syarat ini dan hubungannya antara dua indikasi, agar anda mengetahui suatu rahasia yang sangat halus, bahwa barang siapa yang menginginkan untuk menemani Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, maka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah. Dan barang siapa ingin dekat dengan Allah, maka tidak akan mendapatkannya kecuali harus mendekati orang yang dicintainya ( yaitu nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ) Allah berfirman ( Qs. Ali Imran : 31 ) : ( Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." .) Di sini mencintai Rasul terletak antara dua kecintaan. Hal itu karena kecintaan hamba tergantung kepada keikutannya ( kepada Rasulullah ). Dan kecintaan Allah kepada hamba tergantung kepada keikutannya ( kepada Rasulullah ). “
Kelima : Memperbanyak sujud adalah salah satu aktivitas yang menyehatkan otak manusia. Dr. Fidelma O Leary, Ph d, Neuroscience dari St. Edward’s University, dalam penelitiannya menemukan sejumlah fakta, diantaranya bahwa aktivitas sujud ternyata membawa dampak positif di dalam kesehatan.. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa ada beberapa urat syaraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Urat syaraf ini baru bisa dimasuki darah pada saat manusia bersujud. Dan yang lebih mengejutkan lagi, bahwa urat syaraf ini hanya memerlukan darah pada waktu-waktu tertentu saja, yaitu pada waktu-waktu shalat lima waktu.
Menurut Prof. Hembing, bahwa jantung letaknya di bawah otak, maka dia hanya mampu menyalurkan 20% darah ke otak manusia, dengan memperbanyak sujud, apalagi jika sujudnya lama, maka hal itu akan menambah kekuatan aliran darah ke otak . Hal itu karena pada sujud, jantung manusia sedang berada di atas otak kepala, sehingga darah bisa mengalir ke otak secara maksimal.
Dr. Muhammad Dhiyauddin Hamid, seorang dosen ilmu biologi dan ketua departemen radiasi makanan di pusat teknologi radiasi Kairo, dalam penelitiannya menemukan bahwa sujud bisa menyembuhkan penyakit nervous, ( salah satu jenis penyakit penyimpangan perilaku, seperti grogi, gelisah, dan takut)
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »