Banyak Jalan Menuju Syurga: (12) Menjaga Shalat Rawatib
Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ
"Barangsiapa dalam sehari semalam shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di syurga; empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum subuh." ( HR. Tirmidzi, 380 )
Pelajaran dari Hadits :
Pertama : Hadist di atas menunjukkan keutamaan sholat sunnah rawatib, yaitu sholat yang dilakukan sesudah atau sebelum sholat fardhu.
Kedua : Lafadh hadist di atas secara dhahir menunjukkan bahwa barang siapa yang melakukan sholat sunnah rawatib sehari semalam sebanyak dua belas rekaat, maka Allah akan membangunnya baginya rumah di syurga. Ini tentunya sholat yang terpenuhi syarat dan rukunnya serta diniatkan karena Allah semata, serta direnungi bacaan-bacaan di dalamnya. Yaitu Sholat yang bisa menjauhkan pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
Ketiga : Tetapi di dalam riwayat lain disebutkan bahwa yang dijanjikan Allah baginya rumah di syurga adalah orang yang selalu menjaga sholat sunnah rawatib dua belas reka’at sepanjang hidupnya, bukan sekedar sehari saja. Hal ini sesuai dengan hadist Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلَّا بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“ Tiada seorang hamba muslim yang melaksanakan sholat karena Allah setiap hari dua belas rekaa’at sunnah yang bukan fardhu, kecuali Allah akan membangunkan baginya rumah di syurga atau akan dibangun untuknya rumah di syurga. “ ( HR. Muslim, 728 )
Di dalam hadits di atas ada lafadh “ kulla yaumin “ ( setiap hari ), hal itu menunjukkan bahwa yang dijanjikan Allah baginya syurga adalah orang yang melaksanakan sholat tersebut setiap hari, bukan hanya sehari saja. Dan di dalam hadist di atas juga terdapat lafadh “ lillah “ ( karena Allah ), hal ini menunjukkan bahwa sholat tersebut harus dilakukan secara ikhlas, dan tidak mengharap pujian atau balasan dari manusia.
Keempat : Para ulama ushul fiqh menyebutkan bahwa jika suatu lafadh hadist bersifat mutlak ( tidak terikat ), sedang hadits yang lain lafadhnya bersifat muqayyad ( terikat), maka yang tidak terikat harus dikembalikan kepada lafadh yang terikat. Maka dalam masalah ini, hadist tentang keutamaan orang yang melaksanakan sholat rawatib dua belas rekaat sehari semalam, harus dibawa kepada hadist yang menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah menjaga sholat sunnah rawatib tersebut setiap harinya, bukan hanya sekali saja.
Kelima : Sholat sunnah rawatib dibagi menjadi dua : muakkadah ( yang ditekankan ) dan ghoiru muakkadah ( tidak ditekankan ). Adapun yang muakkadah adalah dua belas rekaat sebagaimana yang disebut di dalam hadist di atas, dan yang dijanjikan rumah di syurga bagi yang menjaganya setiap hari. Adapun yang ghoiru muakkadah adalah selain itu, seperti sholat sunnah sebelum maghrib, atau sebelum ‘Ashar.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »