Bab 9 Ketika Ahli Tauhid Berkuasa
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(Qs. an-Nur: 55)
Pelajaran (1): Janji Allah Pasti Benar
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُم
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu.”
Ayat di atas menyebutkan bahwa Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dengan beberapa janji, dan janji Allah pasti benar adanya, sebagaimana yang tersebut di dalam firman-Nya,
رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (Qs .Ali Imran: 9)
Ini dikuatkan dengan firman-Nya,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah” (Qs. Fathir: 5)
Pelajaran (2): Iman dan Amal Shaleh yang diterima Allah
الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
“Orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh .”
Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal shaleh. Apa kriteria iman dan amal shaleh yang diterima Allah dan berhak mendapatkan janji Allah? Jawabannya terdapat di dalam firman-Nya,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. al-Mulk: 2)
Berkata al-Fudhail bin Iyadh,
أحسن عملاً أخلصه وأصوبه ، العمل لا يقبل حتى يكون خالصاً صواباً ، فالخالص إذا كان لله والصواب إذا كان على السنة
“Yang paling amalnya maksudnya adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Suatu amal tidaklah akan diterima oleh Allah, sampai mempunyai dua sifat; murni dan benar. Murni adalah jika amal itu dilakukan hanya karena Allah semata, sedang benar adalah jika amal tersebut berdasarkan sunnah.“ (M. Syarbini, as-Siraj al-Munir: 4/244)
Pelajaran (3): Tiga Janji Allah Kepada Orang Beriman
Pertama: Berkuasa di Muka Bumi
Allah menjanjikan orang-orang beriman bahwa mereka akan benar-benar berkuasa di muka bumi ini sebagaimana orang-orang sebelum mereka berkuasa. Ini sesuai dengan firman-Nya,
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".” (Qs. al-Baqarah: 30)
Begitu juga dengan firman-Nya,
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".” (Qs. al-Baqarah: 124)
Begitu juga dengan firman-Nya,
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ (55) وَكَذَلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (56)
“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja yang ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (Qs. Yusuf: 55-56)
Ini dikuatkan juga dengan firman-Nya,
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs. Shad: 26)
Ini juga dikuatkan dengan firman-Nya,
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
”Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Qs. Shad: 35)
Ayat–ayat di atas menunjukkan kebenaran janji-janji Allah, karena sejarah telah membuktikan hal tersebut, maka sebagai orang yang beriman tidak boleh ragu-ragu dengan janji Allah tersebut.
Menurut Imam Malik, ayat ini (Qs. an-Nur: 55) diturunkan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khattab. Berkata adh-Dhahak: “Ayat ini mengandung keabsahan kekhilafahan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, karena mereka adalah orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.”
Di dalam hadist Safinah disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الخلافة بعدي ثلاثون سنة ثم تكون ملكا
“Khilafah sesudahku tiga puluh tahun, setelah itu muncul kerajaan.” (HR. at-Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad, Baihaqi, Ibnu Hibban) Berkata Safinah: “Khilafah Abu Bakar dua tahun, Khilafah Umar sepuluh tahun, Khilafah Utsman dua belas tahun, Khilafah Ali enam tahun.”
Mayoritas ulama berpendapat bahwa ayat di atas berlaku bagi seluruh kaum muslimin yang berkuasa di muka bumi ini, dan tidak terbatas pada Khulafa’ ar-Rasyidin saja, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
زويت لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها وسيبلغ ملك أمتي ما زوي لي منها
“Diperlihatkan kepadaku bumi ini, maka saya melihat timur dan baratnya, dan kekuasaan umatku akan meliputi apa yang pernah diperlihatkan kepadaku.”
Ibnu ‘Athiyah di dalam tafsirnya memilih pendapat ini dan mengatakan bahwa umat Islam akan berkuasa di muka bumi ini, sebagaimana yang telah terjadi di daerah Syam, Iraq, Khurasan, dan Maghrib.
Kedua: Agama Islam menjadi Kuat
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
“Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.”
Jika umat Islam dan ahli Tauhid berkuasa, maka mereka akan menegakkan Syariat Islam dan menjadikan agama ini kuat, serta memerintahkan rakyatnya untuk melaksanakan ajarannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal Ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang dipegang orang beragama akan menopang tegaknya agama itu sendiri. Sebaliknya tanpa kekuasaan, akan sulit bagi umat Islam untuk menegakkan agamanya. Berkata Ustman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu,
إن الله ليزع بالسلطان ما لا يزع بالقرآن
“Sesungguhnya Allah bisa mencegah dengan kekuasaan apa yang tidak bisa dicegah dengan al-Qur’an.”
Arti perkataan Utsman bin Affan di atas, bahwa umat Islam jika memegang kekuasaan, maka akan mudah memberantas kemaksiatan dengan kekuasaan mereka. Sebaliknya jika tidak berkuasa, dan hanya mengandalkan ceramah, tausiyah, nasehat, dan pembacaan al-Qur’an saja, akan sulit memberantas kemaksiatan. Karena kebanyakan manusia itu akan takut dan berhenti jika dihukum oleh perangkat kekuasaan, sebaliknya akan sulit berhenti dari kemaksiatan kalau hanya dinasehati dan ditakuti-takuti adzab neraka saja.
Hal ini dikuatkan dengan pujian Allah kepada para penguasa yang menegakkan syariat-Nya dan akan memberikan pertolongan kepada mereka, sebagaimana firman-Nya,
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (40) الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”. (Qs. al-Hajj: 40-41)
Ketiga: Terwujudnya Rasa Aman
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
“Dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.”
Selanjutnya jika agama sudah tegak dan diamalkan oleh masyarakat, maka stabilitas keamanan akan terwujud dengan sendirinya, sebagaimana firman-Nya,
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (Qs. Quraisy: 1-4)
Ayat di atas menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan dua hal yang pokok di dalam hidup ini, yaitu;
(1) Makanan untuk menghilangkan rasa lapar.
(2) Rasa aman sehingga hidup mereka tidak ketakutan.
Ini bisa terwujud jika negara dipimpin oleh orang yang menegakkan tauhid dan memerintahkan rakyatnya untuk menyembah Allah.
Berkata al-Qurthubi: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah selama sepuluh tahun di Mekkah dalam keadaan takut, begitu juga para sahabatnya. Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi, kadang secara terang-terang. Setelah itu diperintahkan berhijrah ke Madinah. Di Madinah pun mereka masih merasa takut, sehingga mereka selalu memegang senjata, pagi dan malam untuk menjaga keamanan mereka. Sehingga para sahabat bertanya, “Kapan datang waktu kita tidak memegang senjata?” Beliau pun menjawab, “Tidak lama lagi.” Kemudian turunlah ayat ini.
Ayat ini (Qs. an-Nur: 55) merupakan bukti kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam karena memberitakan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Ini dikuatkan dengan hadist Khabab bin al-Art radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ، لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ، وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ
“Demi Allah, urusan (agama Islam) ini akan sempurna, sehingga seorang pengendara dari Shan’a menuju Hadramut merasa aman, tidak ada yang ditakuti kecuali Allah, dan serigala yang akan memakan kambingnya, akan tetapi kalian adalah kaum yang tergesa-gesa.” (HR. al-Bukhari)
Pelajaran (4): Kapan Janji Allah Terwujud?
Ketika umat Islam benar-benar menyembah Allah, takut kepada ancaman dan siksa-Nya, sehingga benar-benar mereka tunduk kepada-Nya dan taat kepada perintah-Nya, mengikut ajaran Rasul-nya, serta bersama orang-orang beriman dan orang-orang shaleh lainnya, saat itulah janji Allah akan terwujud, Allah berfirman,
وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ
“Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku". (Qs. Ibrahim: 14)
Allah juga berfirman,
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي
“Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. al-Mujadilah: 21)
Allah juga berfirman,
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ .
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (Qs. Ghafir: 51)
Allah juga berfirman,
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shaleh.” (Qs. al-Anbiya’: 105)
Allah juga berfirman,
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,(yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (Qs. ash-Shaffat: 171-173)
Mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang-orang yang takut kepada-Nya, Amien.
***
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »