Bab 8 Berlindung dari Empat Penyakit
وعن أنس - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يقول:
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رواه أَبُو داود بإسناد صحيحٍ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kusta, gila, lepra, dan dari penyakit yang buruk.”
(HR. Abu Daud, dengan sanad shahih.)
Pertama, Memohon Berlindung dari Penyakit Kusta
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kusta.”
(1) Barash adalah bercak putih (belang) yang terdapat pada kulit seseorang. Bentuknya tidak beraturan, terkadang bercak putih itu meluas di kulit atau hanya berupa bercak kecil-kecil yang menyebar di kulit.
(2) Penyakit barash ini kadang muncul karena faktor genetik (keturunan), atau karena penularan, dan salah satu penyebabnya adalah terkena terik sinar matahari dalam durasi yang lama.
(3) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari penyakit ini karena terlihat menjijikkan di mata manusia. Penyakit ini kalau terlihat secara nyata pada diri Nabi atau da’i akan bisa menyebabkan terhalangnya dakwah, karena masyarakat akan menjauhinya.
(4) Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencerai salah satu istrinya ketika mendapati pada diri istrinya penyakit barash.
يزيدُ بْنُ كَعْبٍ فَحَدَّثَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزَوَّجَ امْرَأَةً مِنْ بَنِي غِفَارٍ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهَا وَضَعَ ثَوْبَهُ وَقَعَدَ عَلَى الْفِرَاشِ أَبْصَرَ بِكَشْحِهَا بَيَاضًا فَانْحَازَ عَنْ الْفِرَاشِ ثُمَّ قَالَ خُذِي عَلَيْكِ ثِيَابَكِ وَلَمْ يَأْخُذْ مِمَّا أَتَاهَا شَيْئًا
“Yazid bin Ka'ab, dia menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menikahi seorang perempuan Bani Ghiffar, ketika beliau menemuinya dan meletakkan bajunya serta duduk di atas tempat tidur, beliau melihat bagian badan perempuan tersebut di sekitar pinggul berwarna putih, maka beliau bangkit dari tempat tidur dan berkata; "Ambillah bajumu" dan beliau tidak mengambil apapun dari yang telah beliau berikan kepadanya".” (HR. Ahmad, 15455. Al-Haitsami di dalam Majma az-Zawaid (4/300) hadits 1269 berkata, “Di dalam hadits ini terdapat perawi yang bernama Jamil, dia adalah dhaif.”)
(5) Penyakit barash sudah lama dibicarakan di dalam literatur fiqih, diantaranya bahwa penyakit barash ini adalah salah satu penyakit yang menyebabkan batalnya pernikahan. Dan ini menunjukkan bahwa Islam selain memperhatikan faktor agama, juga memperhatikan faktor psikologi dan sosiologi dari pasangan suami-istri.
(6) Di dalam al-Muwatha’ disebutkan bahwa ‘Umar bin al-Khattab pernah berkata, “Seorang wanita yang disembunyikan (cacatnya); penyakit gila, lepra, dan kusta (al-barash) dari laki-laki yang menikahinya, kemudian dia telah menggaulinya maka wanita tersebut mendapatkan mahar sempurna yang akan ditanggung oleh orang yang menyembunyikan penyakitnya.”
(7) Diriwayatkan ‘Uwais al-Qarni salah satu tabi’in yang pernah bertemu dengan ‘Umar bin al-Khattab. Beliau mempunyai barash lalu sembuh, dan hanya tinggal sebesar kepingan koin. Diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi w sallam bersabda,
يَأْتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ مِنْهُ إِلَّا مَوْضِعَ دِرْهَمٍ لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ
“'Uwais bin Amir akan datang kepadamu bersama rombongan orang-orang Yaman yang berasal dari Murad kemudian dari Qaran. Ia pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali tinggal sebesar uang dirham. Ibunya masih hidup dan ia selalu berbakti kepadanya. Kalau ia bersumpah atas nama Allah maka akan dikabulkan sumpahnya itu, maka jika kamu dapat memohon agar dia memohonkan ampunan untuk kalian, lakukanlah!” (HR. Muslim, 4613)
(8) Salah satu mukjizat Nabi Isa ‘alaihi as-salam adalah mengobati penyakit barash (kusta). sebagaimana dalam firman-Nya,
وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِ الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ
“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak (kusta); dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah.” (Qs. Ali Imran: 49)
Di dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa setiap nabi diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala diberikan mukjizat sesuai dengan masanya. Nabi Isa ‘alaihi as-salam diutus oleh Allah pada masa dimana pengobatan dan kedokteran sedang berkembang. Maka beliau dibekali mukjizat pengobatan yang di luar kebiasaan para dokter, yaitu bisa mengobati berbagai macam penyakit, diantaranya penyakit buta dan kusta.
Kedua, Berlindung dari Penyakit Gila
وَالْجُنُون
“(Berlindung dari) penyakit gila.”
(1) (Junun) dari tiga huruf (ج - ن - ن) berarti sesuatu yang tersembunyi dan tidak kelihatan. Dari tiga huruf ini muncul kata (junun atau majnun) yaitu orang yang akalnya tertutup, yang sering disebut dengan orang gila. Juga kata (janin) yang berarti bayi yang tersembunyi di balik rahim atau perut ibunya. Kata (jannatun) yang berarti taman atau kebun yang pohon-pohonya sangat rindang dan tinggi sehingga orang yang masuk ke dalamnya tidak terlihat dari luar. Kata (jinn) artinya makhluk halus yang tidak terlihat oleh mata manusia. Kata (junnatun) artinya perisai atau tameng, dimana seseorang yang membawanya akan tertutupi dan tidak kelihatan oleh musuh.
(2) Gila adalah salah satu penyakit dimana pernikahan bisa dibatalkan karenanya. Karena pasangan suami-istri tidak mungkin mendapatkan sakinah mawaddah wa rahmah jika salah satu pasangannya gila.
(3) Gila termasuk suatu penyakit yang bisa menggugurkan kewajiban agama, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Disebutkan di dalam hadits Ali bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ عَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ
“Pena pencatat amal dan dosa itu diangkat dari tiga golongan; orang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia bermimpi dan orang gila hingga ia berakal.” (HR. Abu Daud, 3825)
Ketiga, Berlindung dari Penyakit Lepra
وَالْجُذَامِ
“Dan (berlindung dari) penyakit lepra.”
(1) Di dalam KBBI disebutkan penyakit lepra, yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae merupakan penyakit menahun yang menyerang kulit dan syaraf, yang secara perlahan-lahan menyebabkan kerusakan pada anggota tubuh. Karena menyerang syaraf tepi mengakibatkan penderitanya mati rasa.
(2) Cara penularan penyakit ini melalui percikan droplet dari penderita lepra secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri penyebab lepra tidak dapat menular ke orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh penderita.
Seseorang tidak akan tertular lepra hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Lepra juga tidak ditularkan dari ibu ke janin yang dikandungnya. Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena lepra, di antaranya: (a) bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri lepra, seperti armadillo atau simpanse, (b) menetap atau berkunjung ke kawasan endemik kusta, (c) memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
(3) Gejala penyakit lepra pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri lepra berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20–30 tahun.
Beberapa gejala lepra yang dapat dirasakan penderitanya diambil dari situs alodokter.com antara lain;
(a) mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit,
(b) muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit,
(c) muncul luka tapi tidak terasa sakit, (d) pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut, Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan,
(d) kehilangan alis dan bulu mata,
(e) mata menjadi kering dan jarang mengedip,
(f) mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung
Jika lepra menyerang sistem saraf, maka kehilangan sensasi rasa termasuk rasa sakit bisa terjadi. Hal ini bisa menyebabkan luka atau cedera yang terdapat di tangan atau kaki tidak dirasakan oleh penderitanya, akibatnya bisa muncul gejala hilangnya jari tangan atau jari kaki.
Dahulu penyakit ini sempat menjadi salah satu penyakit yang sangat ditakuti. Meski demikian, penyakit kusta sebenarnya dapat diobati dan dicegah.
Keempat, Berlindung dari Penyakit-penyakit yang Buruk
وَمِنْ سَيِّئْ الْأَسْقَامِ
“Dan (berlindung dari) penyakit-penyakit yang buruk.”
(1) Penyakit buruk (sayyi-u al-asqam) mencakup penyakit-penyakit yang menular dan membahayakan, seperti: diabetes, kanker, jantung coroner, stroke, liver (hepatitis), HIV/AIDS, dan sebagainya.
(2) Umat Islam diperintahkan untuk selalu memohon keselamatan dan kesehatan, dan dijauhkan dari segala marabahaya. Sebagaimana di dalam hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi bersabda,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dalam menjalankan dienku, duniaku, keluargaku dan hartaku.” (HR. Ibnu Majah, 3861)
(3) Kesehatan sangat penting bagi kehidupan seorang muslim. Karena dengan bekal kesehatan, seseorang bisa optimal dalam beribadah kepada Allah, seperti: shalat, puasa, haji, umrah, menuntut ilmu, birrul walidain, membantu orang lain, dan lainnya.
***
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »