Bab 11 Berdoa seperti Doanya Rasulullah
وعن أَبي أُمَامَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: دعا رسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بدُعاءٍ كَثيرٍ، لَمْ نَحْفَظْ مِنْهُ شَيْئًا؛ قُلْنَا: يَا رسول الله، دَعَوْتَ بِدُعاءٍ كَثِيرٍ لَمْ نَحْفَظْ مِنْهُ شَيْئًا، فَقَالَ: ألا أدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَجْمَعُ ذَلِكَ كُلَّهُ؟ تقول
اللَّهُمَّ إنِّي أسَألُكَ مِنْ خَيْر مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ محمَّدٌ - صلى الله عليه وسلم؛ وأَعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا استَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ - صلى الله عليه وسلم - وأنتَ المُسْتَعانُ، وَعَليْكَ البَلاَغُ، وَلاَ حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بالله.
Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam berdoa dengan banyak doa, kami tidak hafal sesuatu pun darinya. Kami katakan; wahai Rasulullah, Anda berdoa dengan doa yang banyak, kami tidak hafal sedikit pun darinya. Kemudian beliau bersabda: "Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang menggabungkan hal itu semua? Kalian ucapkan;
“Ya Allah, kami memohon diantara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan yang Nabi-Mu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meminta perlindungan kepadanya, Engkau tempat meminta pertolongan, dan Engkau yang menyampaikan, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolongan-Mu”.
(HR. at-Tirmidzi, 3443. Abu Isa berkata; hadist ini adalah hadist hasan gharib.)
Pertama, Rasulullah Banyak Berdoa
Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan doa yang sangat banyak dan variatif, sampai-sampai sebagian sahabat tidak mampu menghafalnya. Kita sebagai seorang diperintahkan untuk mengikuti amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu berdoa dengan doa yang banyak dan variatif.
Sering berdoa adalah tanda kuatnya iman seseorang kepada Allah dan besarnya tawakkal kepada-Nya, karena segala problem yang dihadapinya baik kecil maupun besar selalu disampaikan kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya.
Inti daripada beribadah kepada Allah adalah meminta pertolongan kepada-Nya. Ini sesuai dengan firman-Nya,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.” (Qs. al-Fatihah: 4)
Pada ayat di atas digabung antara menyembah dan meminta pertolongan. Karena tidak akan sempurna penyembahan seseorang kepada Allah sampai seorang hamba selalu meminta pertolongan kepada-Nya. Inilah bentuk penghambaan yang paling tinggi; merasa diri lemah, rendah, faqir, tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan Dzat yang Maha Tinggi, Maha Kaya, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Para nabi adalah hamba-hamba Allah yang tinggi derajatnya karena ujian dan cobaan yang menimpanya sangat berat, sehingga mereka selalu berdoa kepada Allah. Di dalam surah al-Anbiya’ (para Nabi) dijelaskan dengan gamblang problematika yang mereka hadapi dan doa-doa yang mereka panjatkan. Mulai dari Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ayyub, Nabi Yunus, Nabi Zakaria. Ditambah dengan ayat-ayat di dalam surah lain, seperti surah al-A’raf ayat 23 (doa Nabi Adam), surah Ibrahim ayat 35-44 (doa Nabi Ibrahim), surah Hud (Nabi Nuh), dan lain-lainnya.
Kedua, Doa yang Ringkas dan Padat
Karena doa yang banyak dan variatif sulit dihafal oleh sebagian umat Islam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kemudahan kepada umatnya dengan mengajarkan doa yang ringkas dan padat, tetapi mewakili doa-doa yang panjang.
Ini pernah disampaikan sendiri oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits,
أنّ النّبيَّ صلى الله عليه وسلم قالَ لرجلٍ “ : ما تَقُولُ في الصّلاةِ"، قالَ: أتَشَهّدُ ثم أقولُ اللهم إني أسأَلُكَ الجنّةَ وأَعوذُ بكَ منَ النّار، ولا أُحسِنُ دَنْدَنتكَ ولا دَنْدَنةَ مُعاذ، قال: "حَوْلها نُدَندِن".
“Bahwasanya Rasulullah bertanya kepada salah seorang sahabatnya, “Bagaimana anda berdoa di dalam shalat? Dia menjawab, “Saya membaca tasyahud kemudian saya berdoa: ‘Ya Allah saya memohon kepada-Mu surga dan saya berlindung kepada-Mu dari api neraka’ dan saya tidak pandai berdoa seperti doamu dan doanya Mu’adz. Rasulullah bersabda, “Sekitar itulah kami berdoa.” (HR. Abu Daud, Shahih)
Begitu juga di dalam hadits bab ini sebagaimana sabdanya,
ألا أدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَجْمَعُ ذَلِكَ كُلَّهُ؟
“Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang menggabungkan hal itu semua?”
Ketiga, Meminta Kebaikan yang Diminta oleh Rasulullah
Kebaikan yang ada di dunia dan di akhirat sangatlah banyak. Seseorang tidak akan mampu menghitungnya walaupun dia mengerahkan seluruh ahli perhitungan di dunia ini. Seorang muslim yang cerdas akan mencari doa yang mencakup semuanya dengan ungkapan yang ringkas namun padat. Salah satunya adalah dengan berdoa,
اللَّهُمَّ إنِّي أسَألُكَ مِنْ خَيْر مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ محمَّدٌ - صلى الله عليه وسلم
“Ya Allah, kami memohon diantara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Doa yang ringkas dan padat seperti ini mirip dengan doa ‘Sapu Jagat’ yang terdapat di dalam surah al-Baqarah,
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jauhkan kami dari api neraka.” (Qs. al-Baqarah: 201)
Doa di atas disebut doa Sapu Jagat karena seluruh kebaikan di jagat raya ini dimintakan kepada Allah, begitu juga seluruh kebaikan di akhirat tercakup dalam doa ini, termasuk selamat dari api neraka.
Doa ini juga mirip dengan doa yang diriwayatkan oleh Syadad bin Aus radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
“Aku memohon kepada-Mu dari kebaikan yang Engkau mengetahuinya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang Engkau mengetahuinya. Dan aku memohon ampunan-Mu atas (dosa-dosaku) yang Engkau mengetahuinya, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui yang ghaib.” (Hadits Hasan. HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Hibban. Lafadh dari Ahmad)
Hadits ini juga bisa disebut doa Sapu Jagat, karena meminta segala kebaikan yang Allah ketahui dan meminta perlindungan dari segala keburukan yang Allah ketahui, serta meminta ampun segala dosa yang Allah ketahui. Hal itu karena banyak kebaikan yang kita tidak tahu, sedangkan Allah tahu. Begitu juga keburukan yang kita tidak tahu, sedangkan Allah tahu.
Keempat, Memohon Perlindungan dari Keburukan yang Rasulullah Berlindung darinya
Memohon perlindungan dalam bahasa Arab disebut isti’adzah. Dan ini hanya dibolehkan kepada Allah saja. Di dalam Islam disebutkan keburukan-keburukan yang diperintahkan kita berlindung darinya, diantaranya;
(1) Berlindung dari godaan syetan yang terkutuk.
(2) Berlindung dari kejahatan makhluk Allah.
(3) Berlindung dari kejahatan malam yang gelap gulita.
(4) Berlindung dari kejahatan tukang sihir yang menghembuskan buhul-buhul.
(5) Berlindung dari pendengki yang mendengki.
(6) Berlindung dari meminta sesuatu yang tidak memiliki ilmu di dalamnya.
(7) Berlindung dari binatang buas.
(8) Berlindung dari ‘ain (mata jahat), dan lain-lain.
Dalam doa ini, kita diperintahkan untuk berlindung dari apa-apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung darinya. Ini mencakup seluruh hal-hal yang membahayakan seorang mukmin di dunia dan di akhirat. Doa ini merupakan doa yang ringkas dan padat, karena tidak harus menyebut satu per satu hal-hal yang membahayakan kita.
Ini juga mirip dengan doa dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada beliau doa,
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآَجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لِي خَيْرًا
“Ya Allah, saya memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda. Apa yang saya ketahui maupun tidak saya ketahui. Saya berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang saya ketahui maupun yang tidak saya ketahui. Ya Allah, sungguh saya memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan saya berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan Nabi-Mu. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan saya berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya, baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan saya memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami’, 1276)
Al-Munawi di dalam Faidhu al-Qadir (2/162), “Kalau seseorang hanya berdoa dengan kebaikan saja atau berlindung dari keburukan saja, maka dianggap itu kurang.”
Kelima, Doa yang Dibaca Setelah Tasyahud
Dalam riwayat Ibnu Mas’ud, doa seperti ini dibaca di akhir shalat setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam. Dari Umair bin Sa’d biasanya Abdullah (maksudnya Ibnu Mas’ud) mengajarkan kepada kami tasyahud dalam shalat kemudian mengatakan, “Ketika salah seorang diantara kamu telah selesai dari tasyahud maka katakan,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُك مِنْ الْخَيْر كُلّه مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَم ، وَأَعُوذ بِك مِنْ الشَّرّ كُلّه مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَم . اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُك مِنْ خَيْر مَا سَأَلَك مِنْهُ عِبَادك الصَّالِحُونَ ، وَأَعُوذ بِك مِنْ شَرّ مَا اِسْتَعَاذَك مِنْهُ عِبَادُك الصَّالِحُونَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
“Ya Allah saya memohon kepada-Mu semua kebaikan apa yang saya ketahui dan apa yang tidak saya ketahui. Saya berlindung kepada-Mu dari semua keburukan apa yang saya ketahui dan apa yang tidak saya ketahui. Ya Allah saya memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba-Mu orang-orang sholeh dan saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang diminta berlindung oleh hamba-Mu orang-orang sholeh. Ya Allah Tuham kami keruniakan kepada kami kebaikan di dunia.”
Salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah di akhir shalat. Makna di akhir shalat (duburi kulli shalatin) ada dua; yaitu: (1) setelah membaca tasyahud al-akhir dan sebelum salam, seperti doa dalam hadits di atas, (2) setelah selesai shalat sebagaimana di dalam hadits dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ قرَأَ أَيَةَ الْكُرْسِي فيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَحُلْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ دُخُوْلِ اْلجَنّةِ إِلاَّ اْلمَوْتَ
“Barang siapa yang membaca ayat kursi setiap kali selepas shalat, maka tidak ada penghalang antaranya dan masuk surga selain kematian.” (HR. an-Nasai dan dishahihkan Ibnu Hibban)
***
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »