Bab 11 Teman Bermain
أَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.”
(Qs. Yusuf: 12)
Pelajaran dari ayat di atas
Pelajaran (1) Teman Bermain
أَرْسِلْهُ مَعَنَا
“Biarkanlah dia pergi bersama kami.”
Seorang anak membutuhkan teman bermain untuk melatih sifat sosial di dalam dirinya. Sebaik-baik teman bermain adalah saudaranya karena mereka lebih bisa dipercaya dan akan bertanggung jawab terhadap saudara yang lain. Khususnya jika keluarga tersebut lebih senior dan lebih dewasa dari anak yang diajak main. Ini menumbuhkan dua hal: (1) melatih tanggung jawab bagi yang lebih dewasa terhadap yang lebih kecil, (2) melatih penghormatan dari yang kecil kepada yang lebih besar. Ini sesuai dengan hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا
“Bukanlah dari golongan kami, yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan menghormati orang yang lebih besar.” (HR. At-Tirmidzi. Hadist Shahih)
Pelajaran (2) Bermain Pagi Hari
غَدًا
“Besok pagi.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa sebaik-baik waktu bermain adalah pagi hingga sore hari, bukan malam hari. Terdapat beberapa manfaat bermain di waktu tersebut, diantaranya;
(1) Udara di waktu pagi hari lebih bersih dan segar. Pada waktu pagi juga terdapat sinar matahari yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang seorang anak.
(2) Selain itu, pada waktu pagi hari banyak orang beraktifitas sehingga sosialisasi anak bisa lebih maksimal, dan teman bergaul akan menjadi lebih banyak.
(3) Waktu pagi hari keadaan lebih aman karena banyak masyarakat yang ikut mengawasinya sehingga orang-orang yang berniat jahat menjadi sedikit.
Di dalam hadist Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي في بُكُورِهَا
"Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku pada waktu pagi harinya." (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi, beliau mengatakan bahwa ini hadits hasan)
Pelajaran (3) Makan dan Olahraga
يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ
“Agar dia bisa bersenang-senang (makan) dan bermain.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa seorang anak membutuhkan dua hal ketika bermain;
Pertama: Membutuhkan makanan yang cukup dan bergizi. Ini sangat mempengaruhi perkembangan otak dan tubuh serta mental anak. (Yarta’) artinya bersenang-senang, termasuk di dalamnya makan makanan yang enak dengan sesuatu yang dia sukai. Di dalam Bahasa Arab, kata (Yarta’ْ) sering digunakan untuk binatang ternak yang sedang makan rumput.
Berkata Ibnu ‘Asyur di dalam at-Tahrir wa at-Tanwir (12/228),
.فَهُوَ حَقِيقَةٌ فِي أَكْلِ الْمَوَاشِي وَالْبَهَائِمِ وَاسْتُعِيرَ فِي كَلَامِهِمْ لِلْأَكْلِ الْكَثِيرِ لِأَنَّ النَّاسَ إِذَا خَرَجُوا إِلَى الرِّيَاضِ وَالْأَرْيَافِ لِلَّعِبِ وَالسَّبْقِ تَقْوَى شَهْوَةُ الْأَكْلِ فِيهِمْ فَيَأْكُلُونَ أَكْلًا ذَرِيعًا فَلِذَلِكَ شَبَّهَ أَكْلَهُمْ بِأَكْلِ الْأَنْعَامِ. وَإِنَّمَا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِأَنَّهُ يَسُرُّ أَبَاهُمْ أَنْ يَكُونُوا فَرِحِينَ.
“(Yarta’) hakikatnya digunakan untuk binatang ternak yang sedang memakan, lafadz ini dipakai di dalam pembicaraan mereka untuk menunjukkan makan yang banyak, karena manusia jika sudah keluar ke tempat olahraga dan lapangan untuk bermain dan berlomba, maka syahwat makan menjadi kuat, sehingga mereka akan banyak makan. Oleh karenanya disamakan dengan makan binatang ternak. Mereka menyebut hal itu karena bapak mereka akan gembira jika mereka berbahagia.”
Berkata Sayyid Thanthawi di dalam at-Tafsir al-Wasith (7/326),
والرتع والرتوع هو الاتساع فى الملاذ والتنعم فى العيش ، يقال : رتع الإِنسان فى النعمة إذا أكل ما يطيب له ورتعت الدابة إذا أكلت حتى شبعت
“(Ar-rat’u) wa (ar-rutu’) adalah berluas-luas di dalam kesenangan dan menikmati hidup. Dikatakan (rata’a al-insanu fi an-ni’mah) artinya dia menikmati makanan yang enak. (wa rata’at ad-dabah) artinya hewan makan sampai kenyang.”
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْلَا شَبَابٌ خُشَّعٌ، وَشُيُوخٌ رُكَّعٌ، وَأَطْفَالٌ رُضَّعٌ، وَبَهَائِمُ رُتَّعٌ، لَصَبَّ عَلَيْكُمُ الْعَذَابَ صَبًّا
“Kalau bukan karena para pemuda yang khusus’, orang tua yang ruku’, anak kecil yang lagi menyusu, serta binatang ternak yang sedang makan rumput, niscaya Allah akan menurunkan adzab kepada kalian dari langit.” (HR. Abu Ya’la di dalam Musnadnya, 6429. Hadits ini dhaif, karena di dalamnya terdapat rawi yang bernama Ibrahim bin Khutsaim sebagaimana yang disebutkan oleh al-Haitsami di dalam Majma’ az-Zawaid dan al-Hafidz Ibnu Hajar di dalam al-Mathalib al-’Aliyah)
Kedua: Membutuhkan olahraga dan permainan, agar perkembangan fisik dan otaknya berjalan dengan baik. Hal ini bisa terwujud dengan banyak bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Dalam dunia pendidikan anak, permainan fisik sangat diperlukan. Permainan di sini tidak sekedar bermain yang membuang-buang waktu, akan tetapi permainan yang diperlukan anak adalah permainan yang mendidik, seperti permainan yang menstimulasi anak untuk bekerja sama dengan temannya dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan padanya. Selain itu, permainan juga bisa merangsang otak untuk berpikir cepat dan tepat sehingga seorang anak tidak gagap ketika berhadapan dengan suatu masalah.
- Manfaat lain dari permainan adalah menghilangkan rasa jenuh dan bosan di dalam hidup ini, khususnya di kalangan anak-anak. Orang dewasa pun kadang memerlukan permainan, tetapi permainan yang bermanfaat.
Pelajaran (4) Menjaga yang Lebih Kecil
وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya (Yusuf).”
Ayat di atas menunjukkan dua hal;
(1) Kewajiban saudara-saudara senior untuk menjaga saudara yang lebih junior, sebagai bentuk tanggung jawab persaudaraan.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »