Tafsir An-Najah (Ta'awudz)
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.”
(1) Sebelum membaca al-Qur'an, kita diperintahkan untuk membaca “at-ta’awudz”, sebagaimana firman-Nya,
فَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Qs. an-Nahl: 98)
Hikmah diperintahkan membaca at-ta’awudz sebelum membaca al-Qur'an:
(a) Syetan akan berusaha menggoda manusia untuk tidak taat kepada perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Ini sesuai dengan firman Allah,
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ۞ ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ۞
“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Qs. al-A’raf: 16-17)
(b) Jika seorang muslim membaca al-Qur'an dan menjadi orang yang taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala, maka dia akan kuat dan syetan tidak akan mampu menggodanya lagi. Ini sesuai dengan firman-Nya,
إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (Qs. an-Nahl: 99)
(c) Syetan akan lari terbirit-birit ketika mendengar suara adzan, yang berisi tentang Tauhid. Ini sebagaimana tertuang dalam hadist ِAbu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نودي بالصلاة أدبر الشيطان وله ضراط حتى لا يسمع الأذان فإذا قضي الأذان أقبل فإذا ثوب بها أدبر فإذا قضي التثويب أقبل حتى يخطر بين المرء ونفسه يقول اذكر كذا وكذا ما لم يكن يذكر حتى يظل الرجل إن يدري كم صلى فإذا لم يدر أحدكم كم صلى ثلاثا أو أربعا فليسجد سجدتين وهو جالس
“Jika panggilan shalat (adzan) dikumandangkan, setan lari sambil mengeluarkan kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan tersebut. Apabila panggilan adzan telah selesai maka setan kembali. Dan bila iqamah dikumandangkan setan kembali berlari dan jika iqamah telah selesai dia kembali lagi hingga untuk mengganggu hatinya seseorang seraya berkata: ‘Ingatlah ini dan itu’, yang semestinya tidak diingat sehingga seseorang membayangkannya hingga akhirnya orang itu tidak tahu berapa raka'at shalat yang sudah dia laksanakan. Oleh karena itu bila seorang dari kalian tidak mengetahui berapa raka'at dari shalat yang sudah dikerjakannya, apakah tiga atau empat raka'at maka hendaklah dia melakukan sujud dua kali dalam posisi duduk.” (HR. al-Bukhari, 1155)
Syetan itu bernama “Al-Kinzib”.
(d) Ibnu al-Qayyim di dalam bukunya,
إغاثة اللهفان من مكايد الشيطان
“Pertolongan kepada orang-orang yang lemah dari tipu daya syetan.”
Menjelaskan secara panjang lebar tentang bentuk-bentuk godaan syetan kepada manusia dalam semua tingkatannya, dari para ulama, pejabat, orang kaya, orang awam, sampai kepada orang bodoh yang tidak punya ilmu.
(2) Membaca at-ta’awudz, hukumnya sunnah, baik sebelum membaca al-Qur'an maupun sebelum membaca al-Fatihah dalam shalat. Disunnahkan juga membaca ta’awudz dalam setiap rakaat, sebelum membaca al-Qur'an.
(3) Bentuk-bentuk godaan syetan kepada orang yang membaca al-Qur'an;
(a) Menggodanya agar malas membaca al-Qur'an dengan alasan tidak mempunyai waktu longgar untuk membaca al-Qur'an, karena kesibukan bekerja, kesibukan mengurusi bisnis, kesibukan mengurusi keluarga dan kesibukan-kesibukan lainnya.
(b) Menggodanya untuk tidak membaca al-Qur'an dengan alasan cepat lelah.
(c) Menggodanya untuk tidak membaca al-Qur'an karena susah belajarnya, sulit mengucap huruf-hurufnya, dan sangat lama waktunya untuk sampai derajat mahir membaca al-Qur'an.
(d) Menggodanya agar hanya sekedar membacanya saja, tanpa harus mengerti makna yang terkandung didalamnya. Membaca al-Qur'an hanya sekedar mengejar pahala setiap satu huruf mendapatkan sepuluh pahala, sebagaimana dalam hadist ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول الم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (al-Qur’an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi)
Jadi, di dalam pikiran pembaca al-Qur'an ketika membaca (الم) dia telah mendapatkan pahala 30 pahala sehingga terus-menerus ingin mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, tanpa harus memahami kandungan ayat tersebut.
(e) Menggodanya agar dia membaca al-Qur'an dengan memperhatikan makhraj huruf dan hukum-hukum tajwidnya. Setiap saat pikirannya hanya ingin memperbaiki bacaan al-Qur'an, tetapi lupa serta tidak menyempatkan diri untuk mempelajari makna dan kandungan al-Qur'an.
(f) Menggodanya agar dia ingin menghafal al-Qur'an secara mutqin, tidak lupa satu huruf pun. Dan bisa menghafal al-Qur'an sekali duduk. Kalau perlu bisa menghafal nomor surat dan nomor ayat, letaknya sebelah kanan atau sebelah kiri. Pikirannya bagaimana bisa ikut lomba Musabaqah Hifdzul Qur’an (MHQ) tingkat Nasional atau Internasional dan menjadi juara pertamanya serta mendapatkan hadiah yang sangat banyak. Tetapi sayangnya, dia tidak pernah serius mempelajari kandungan dan isinya.
(g) Menggodanya agar dia hanya sebatas mempelajari tafsirnya, tetapi tidak mentadabburi dan mengamalkannya. Tidak sedikit orang yang menguasai tafsir al-Qur'an, tetapi amal kesehariannya jauh dari tuntunan al-Qur'an.
Godaan syetan dalam berbagai bentuk di atas, terangkum di dalam firman-Nya,
وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِي ٱتَّخَذُواْ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورٗا
“Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".” (Qs. al-Furqan: 30)
***
Ahmad Zain An-Najah, PMJ 20/11/2021
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »