Karya Tulis
1133 Hits

Tafsir An-Najah (Qs. Al-Fatihah: 4)


 

مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ 

“Raja pada Hari Pembalasan” 

(Qs. Al-Fatihah: 4)

 

Terdapat dua pendapat di dalam membaca (مالك):

Pendapat pertama, membaca (مالك) dengan memanjangkan bacaan “Maaliki”  yang berarti “Raja”.

Pendapat kedua, membaca (ملك) dengan memendekkan bacaan "Maliki" yang berarti “Pemilik”.

Kenapa Allah disebut Raja pada Hari Pembalasan, padahal Allah juga Raja di dunia dan di akhirat?

Jawabannya: bahwa ketika Allah menyebut diri-Nya Raja di dunia ternyata sebagian makhluk-Nya juga mengaku dirinya Raja seperti Namrud adan Fir’aun. Sebagimana firman-Nya ketika menyebutkan kesombongan Namrud:

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِـۧمَ فِي رَبِّهِۦٓ أَنۡ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ إِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّيَ ٱلَّذِي يُحۡيِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحۡيِۦ وَأُمِيتُۖ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأۡتِي بِٱلشَّمۡسِ مِنَ ٱلۡمَشۡرِقِ فَأۡتِ بِهَا مِنَ ٱلۡمَغۡرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِي كَفَرَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٢٥٨  

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah: 258)

Allah juga menjelaskan kesombongan Fir’aun dalam beberapa ayat, diantaranya:

1) Firman Allah

فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٤ 

“(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (Qs. An-Naazi’aat: 24)

 2) Firman Allah

وَنَادَىٰ فِرۡعَوۡنُ فِي قَوۡمِهِۦ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَلَيۡسَ لِي مُلۡكُ مِصۡرَ وَهَٰذِهِ ٱلۡأَنۡهَٰرُ تَجۡرِي مِن تَحۡتِيٓۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ ٥١ 

“Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?” (Qs. Az-Zukhruf: 51)

Adapun pada hari Pembalasan, yaitu hari kiamat tidak satupun makhluk yang mampu mengatakan atau menyatakan dirinya sebagai Raja atau penguasa. Ini disebut di dalam Firman-Nya:

يَوۡمَ هُم بَٰرِزُونَۖ لَا يَخۡفَىٰ عَلَى ٱللَّهِ مِنۡهُمۡ شَيۡءٞۚ لِّمَنِ ٱلۡمُلۡكُ ٱلۡيَوۡمَۖ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ ١٦ 

“(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”  (Qs. Ghofir: 16)

 

Makna (Yaumi Ad-Din)

Yaumi Ad-Din adalah Hari Pembalasan. Asal (Ad-Din) dari kata دان – يدين – دين  yaitu hutang. Hutang itu harus dibalas atau dibayar.

Dain ( دائن ) orang yang mempunyai piutang (mengutangi orang lain), biasanya dia berkuasa atau menguasai orang yang berhutang kepadanya.

Sedangkan (مدين) adalah orang yang mempunyai hutang, biasanya dia dikuasai oleh orang yang menghutanginya.

Makna ini terdapat di dalam Firman Allah:

 فَلَوۡلَآ إِن كُنتُمۡ غَيۡرَ مَدِينِينَ ٨٦ تَرۡجِعُونَهَآ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٨٧ 

“Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Qs. Al-Waqi’ah: 86-87)

Ad-Din ( الدين ) selain bermakna pembalasan, dia juga bermakna “Agama, sebagaimana Firman-Nya:

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ  

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”   (Qs. Ali-Imran: 19)

Dan juga dalam Firman-Nya:

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٨٥  

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Qs. Ali-Imran: 85)

Kenapa agama disebut  ( الدين ) ?

Karena dalam beragama, setiap perbuatan akan dibalas baik di dunia dan akhirat. Maka akhirat dianggap menjadi Hari Pembalasan.

Dalam hal ini Allah berfirman:

فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ٧ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ ٨  

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”  (Qs. Az-Zalzalah: 7-8)

 

Tiga ayat pertama dalam surat Al-Fatihah yaitu, mewakili pujian kepada Allah atau sebagai bentuk pujian kepada Allah.

Hal ini mempunyai beberapa makna:

1) Bahwa tugas manusai pertama kali lahir di dunia ini atau tugas utama hidup di dunia adalah “memuji Allah, menyembah Allah, mengakui keagungan dan kebesaran Allah", sebagimana termaktub di dalam firman-Nya:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦  

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyat: 56)

2) Sebelum seseorang berdoa dan memohon sesuatu kepada Allah, dianjurkan untuk memperbanyak pujian kepada-Nya.

 

 ***

 

Ahmad Zain An-Najah, 22 November 2021

KARYA TULIS