Karya Tulis
1277 Hits

(Qs. Al-Baqarah: 1-2) Bab 1 - Al-Qur'an Tidak Ada Keraguan di Dalamnya


AL-QUR'AN TIDAK ADA KERAGUAN DI DALAMNYA


الۤمۤ ۞  ذَلِكَ ٱلۡكِتَـٰبُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ هُدى لِّلۡمُتَّقِینَ

“Alif Lam Mim. Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

(Qs. al-Baqarah: 1-2)

 

Firman-Nya,

(الم)

Ayat pertama diawali dengan "Alif Lam Mim", yakni huruf hijaiyyah. Disebut huruf muqatha'ah, dimana memiliki penjelasan bahwa Al-Qur'an itu terdiri dari huruf-huruf hijaiyyah yang dipakai orang Arab dalam percakapannya.

Ayat ini merupakan ayat tantangan bagi orang Arab untuk membuat ayat yang dapat menandingi al-Qur'an dengan menggunakan huruf-huruf hijaiyyah yang sama mereka gunakan setiap hari.

Allah menantang orang-orang Quraisy yang pandai membuat syair, untuk menyusun ayat yang dapat menandingi al-Qur'an. Dalam surah Yasin disebutkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidak dapat mengucapkan ataupun membuat syair. Hikmahnya adalah bahwa al-Qur'an benar-benar dari Allah, bukan buatan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang dituduhkan orang-orang kafir.

Firman-Nya,

(ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ)

"Inilah al-Kitab", maksudnya adalah Al-Qur’an.

(ذلك) sebenarnya digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jauh, tetapi dalam ayat ini maksudnya adalah sesuatu yan dekat. Ini juga mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an ini dekat. Dekat dengan orang-orang yang bertakwa, sehingga menjadi petunjuk bagi mereka.

Firman-Nya,

(لَا رَيۡبَ فِيهِ)

(1) "Tidak ada keraguan di dalamnya", yaitu tidak ada keraguan sedikit pun akan kebenaran Al-Qur’an. Ini sesuai dengan firman-Nya,

لَّا يَأۡتِيهِ ٱلۡبَٰطِلُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَلَا مِنۡ خَلۡفِهِۦۖ تَنزِيلٞ مِّنۡ حَكِيمٍ حَمِيدٖ ٤٢ 

“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (Qs. Fushshilat: 42)

(2) Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Al-Qur’an ini sempurna, tidak ada salahnya, tidak ada keraguan didalamnya. Sejak diturunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam 14 abad yang lalu hingga sekarang, terbukti tidak ada satu pun yang berhasil menemukan kekurangan Al-Qur’an.

Berbeda dengan buku yang ditulis oleh manusia, pasti penulisnya mengakui kekurangan karyanya, dan sering kali di dalam kata pengantar bukunya memohon kepada para pembaca untuk memberikan masukan guna kelengkapan dan kesempurnaan buku tersebut.

(3) Ayat di atas, juga menjadi penyebab Islamnya seorang Nasrani; yang dikemudian hari menjadi seorang muslim yang baik, bahkan menjadi salah satu dai yang selalu membela ajaran-ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat.

 

***

Ahmad Zain An-Najah

KARYA TULIS