Membaca Al-Quran dengan Langgam Jawa Tidak Boleh Jika Dibuat-buat
Pakar Fiqh, DR. Zain An-Najah menilai hukum membaca Al-Qur’an dengan menggunakan langgam Jawa harus dilihat dari beberapa sisi. Pertama, menurutnya harus dilihat apakah seseorang membaca Al-Quran dengan langgam tersebut karena ketidakmampuannya dalam membaca Al-Quran sesuai dengan logat Arab asli.
“Saya melihatnya ada dua hal, pertama kalau orang membaca Al-Quran dengan kemampuan yang ada dirinya. Misalnya orang Jawa, orang Sunda, atau orang India mampu membacanya seperti logat masing-masing, maka Islam memperbolehkannya karena Allah tidak membebani seorang hamba di luar kemampuannya,” katanya saat dihubungi Kiblat.net, pada Selasa (19/05).
Namun, lanjut Ustadz Zain, orang tersebut harus terus memperbaiki diri hingga berhasil membaca Al-Quran dengan lahjah arab atau sesuai ketika diturunkan.
“Bahkan, sebagian ulama bilang boleh-boleh (memakai langgam), itu maksudnya kalau orang itu mampunya ya cuma seperti itu, bukan dibuat-buat,” ujarnya.
Kata Ustadz Zain, hal kedua yang perlu diperhatikan adalah apakah seseorang membaca al qur’an dengan langgam Jawa mempunyai niat atau motif tertentu seperti niat pamer, maka hal tersebut tidak boleh. Atau apabila seseorang sebenarnya sudah bisa membaca al-Qur’an dengan lahjah Arab yang benar, akan tetapi dia membaca dengan langgam Jawa dengan maksud tertentu maka hukumnya tidak boleh.
“Sudah bisa baca Al-Quran yang benar tapi baca dengan langgam lain, itu tidak boleh, karena terkesan melecehkan Al-Quran,” jelasnya.
Lebih dari itu, kalaupun membaca Al-Quran dibolehkan dengan langgam tertentu. Itupun harus memenuhi syarat dan hukum tajwid sesuai yang ditetapkan oleh para ulama.
Selain itu, sambung Ustadz Zain, seandainya membaca Al-Quran dengan langgam Jawa dikatakan boleh oleh sebagian ulama. Bukan berarti itu harus dikerjakan, sebab untuk mengerjakan sesuatu harus melihat juga maqashidus syariah (tujuan-tujuan syariah diturunkannya).
“Kalau dibaca malah menimbulkan tidak sampainya tujuan syariat, maka itu tidak boleh. Atau malah menimbulkan mudharat yang lebih besar, seperti orang akan seenaknya membaca Al-Quran dengan irama lagu dangdut, lagu Rock, atau lainnya maka itu tidak boleh, karena menjauhkan dari tujuan syariat,” terangnya.
Lepas dari semua pendapat itu, menurut Ustadz Zain, sebaiknya membaca al-Qur’an dengan menggunakan langgam Jawa dihentikan. Karena, akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar.
“Terlepas pendapat boleh atau tidak boleh. Sudah distop sajalah dan jangan diulangi, sebab akan menimbulkan mudharat yang lebih besar,” pungkasnya. [Kiblat.net]
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »