Ilmu
1814 Hits

Memahami Perilaku Anak Saat Shalat


 عَنْ شداد رضي الله عنه قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعِشَاءِ وَهُوَ حَامِلٌ حَسَنًا أَوْ حُسَيْنًا، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَوَضَعَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ، فَصَلَّى فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا، قَالَ أَبِي فَرَفَعْتُ رَأْسِي وَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ سَاجِدٌ فَرَجَعْتُ إِلَى سُجُودِي فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الصَّلَاةَ قَالَ النَّاسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ قَالَ : ” كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ

"Syaddad radhiallahu ‘anhu mengatakan: Suatu ketika Rosulullah –shallallahu alaihi wasallam pernah datang kepada kami dalam salah satu sholat fardhu malamnya (maghrib atau isya’), sambil menggendong Hasan atau Husein, lalu Rosulullah -shallallahu alaihi wasallam- maju ke depan (untuk mengimami), beliau pun menurunkannya (Hasan atau Husein), lalu bertakbir untuk memulai sholatnya, di tengah-tengah sholatnya beliau sujud dengan sujud yang panjang. Syaddad mengatakan: maka aku pun mengangkat kepalaku, dan ternyata ada anak kecil (Hasan atau Husein) di atas punggung Rosulullah –shallallahu alaihi wasallam– yang sedang sujud, lalu aku kembali sujud.Setelah Rosulullah menyelesaikan sholatnya, para sahabatnya bertanya: Wahai Rosulullah, sungguh engkau telah bersujud dengan sujud yang panjang di tengah-tengah sholatmu, sehingga kami mengira terjadi sesuatu, atau ada wahyu yang turun kepadamu?Beliau menjawab: Bukan karena itu semua, akan tetapi cucuku (Hasan atau Husein) menunggangiku, dan aku tidak ingin segera menyudahinya sampai ia puas dengan keinginannya." HR. Nasa’i dan Hakim

Beberapa pelajaran dari Hadis

  1. Pemimpin negara yang ideal, dia mampu menjadi imam shalat bagi rakyatnya.
  2. Para sahabat sangat mencintai dan memperhatikan nasib pemimpinnya (Rasulullah).  Syadad bin Auz berusaha untuk bangkit dari sujud  mengetahui apa yang terjadi pada Rasulullah saat sujud panjangnya.
  3. Tingginya semangat para sahabat dalam mencari ilmu, ini dibuktikan dengan pertanyaan mereka  tentang kejadian di saat sujud yang lama.
  4. Bolehnya meninggalkan suatu rukun sholat jika hal itu darurat dan untuk kemashlatan sholat atau kemashlatan umum, sebagaimana Syadad yang mengangkat kepala dari sujud untuk mengetahui keadaan beliau.
  5. Pentingnya mengenalkan agama pada anak sejak dini, dan membawanya ke lingkungan yang baik (masjid), serta mengenalkan kepada orang-orang shaleh
  6. Seorang muslim dianjurkan berperilaku lemah lembut terhadap sesama muslim, khususnya  kepada anak kecil yang belum baligh.
  7. Dibolehkan untuk memperpanjang atau memperpendek  sholat demi suatu kemashlatan sholat atau di luar sholat, seperti anak yang sedang menaiki punggung, atau anak yang menangis, atau kejadian-kejadian lain yang memerlukan perubahan dalam panjang dan pendeknya sholat.
  8. Dibolehkan bergerak dalam sholat pada batas tertentu karena suatu mashlahat seperti menggendong anak, memegang atau melepas sesuatu. Sebagaimana beliau pernah melepas sandal waktu sholat, memindahkan Ibnu Abbas ke sebelahan kanan beliau, melangkah ke depan menghindari kambing dan lain-lainnya.

Wallahu a’lam.

KARYA TULIS