Ilmu
3142 Hits

Bulan-Bulan Hijriyyah


Allah SWT berfirman;

 

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ  ۗ  ذٰ لِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ  ۙ    فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ   ۗ  وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَآفَّةً   ۗ  وَاعْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

 

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa."

(QS. At-Taubah 9: Ayat 36)

 

Pelajaran dari ayat:

 

1⃣ Ayat ini turun berkenaan dengan cara bermuamalat dengan orang-orang musyrik pasca Fathu Makkah (pembukaan kota Makkah). Pada ayat sebelumnya Allah juga menerangkan cara bermuamalat dengan Ahlu Kitab, Allah SWT berfirman;

 

قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَ رَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَـقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْـكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ

 

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk."

(QS. At-Taubah 9: Ayat 29)

 

2⃣ Firman Nya (اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْر)

Menerangkan tentang jumlah bulan dalam satu tahun menurut kalender Hijriyah (kalender Islam) yaitu perhitungan waktu yang menggunakan pergerakan bulan sebagai acuan. Kalender Hijriyah berfungsi untuk menentukan waktu-waktu ibadah, seperti haji, puasa, dll. Sebagaimana firman Allah tentang haji;

 

يَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِ  ۗ  قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ  ۗ

 

"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 189)

 

Dan juga firman Nya

 

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ  ۚ 

 

"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 197)

 

Adapun firman Allah tentang puasa dan turunnya Al Qur'an adalah;

 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ  ۗ

 

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185)

 

3⃣ Firman Allah ( مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ )

Jumlah bulan dalam kalender Islam adalah dua belas bulan; Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Ula, Jumadil Tsani, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzul Qa'dah, Dzulhijjah. Diantara dua belas bulan tersebut terdapat empat bulan haram sebagaimana dalam hadist

 

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

 

Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana keadaannya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun ada dua belas bulan, darinya ada empat bulan haram, tiga diantaranya adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, sedangkan Rajab adalah bulan Mudhar yang terdapat diantara Jumadaats Tsaniy dan Sya’baan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Bulan haram adalah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan memiliki keutamaan khusus dibandingkan bulan lainnya. Salah satunya bulan Muharram, diantara keutamaan bulan Muharram adalah sebagaimana dalam hadist Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

 

“Puasa yang paling mulia setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharam” (HR. Muslim)

 

Dari hadist di atas dibolehkan seseorang berpuasa di bulan Muharram sejak tanggal satu, atau pada tanggal-tanggal lainnya berdasarkan keumuman hadist di atas. Termasuk berpuasa pada tanggal 09 dan 10 Muharram, sebagaimana dalam hadist Rasulullah bersabda;

 

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

 

Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim)

 

Walaupun dalam hadist di atas hanya disebutkan puasa pada tanggal 10, tetapi juga dianjurkan untuk puasa pada tanggal 09 guna menyelisihi orang Yahudi. Berdasarkan pada hadist;

 

 صَامَ رَسُولُ الهِع صَلَّى الهُت عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ الهِس إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الهَِ صَلَّى الهُم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ الهَِ صَلَّى الهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa. Para shahabat berkata: ”Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.”, tetapi sebelum datang tahun depan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” HR Muslim 2/796

 

4⃣ Firman Allah ( ذٰ لِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّم)

 

Islam adalah agama yang lurus, agama yang menghormati bulan-bulan haram dan tidak melanggarnya, bulan-bulan haram dalah salah satu diantara syiar Islam yang patut diagungkan, sebagaimana firman Allah

 

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَآئِرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ  تَقْوَى الْقُلُوْبِ

 

"Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati."

(QS. Al-Hajj 22: Ayat 32)

 

Ayat di atas menunjukkan bahwa diantara barometer Taqwa adalah pengagungan seorang terhadap syiar Islam, para sahabat ketika mendengar ayat ini mereka semangat mencari hewan kurban yang gemuk dan besar karena hal itu termasuk mengagungkan syiar Islam.

 

5⃣ Firman Allah (فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ)

Dilarang berbuat dhalim pada bulan-bulan haram yang empat, meski di bulan lain juga dilarang berbuat dhalim, akan tetapi kedhaliman di bulan haram dosanya berlipat ganda. (lihat catatan harian (No 131) 'Hukum Niat Buruk di Makkah')

 

6⃣ Firman Allah (وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْن)

Meskipun di bulan haram kita dilarang berbuat buruk dan berperang, namun jika umat Islam diserang terlebih dahulu maka dibolehkan untuk membela diri dan melawan. Allah SWT berfirman:

 

وَلَا  تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ  فِيْهِ ۚ  فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ ۗ  كَذٰلِكَ جَزَآءُ  الْكٰفِرِيْنَ

 

"...dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 191)

 

Lihat juga ayat serupa dalam QS. Al-Baqarah 2: Ayat 217.

 

7⃣ Firman Allah ( الْمُشْرِكِيْنَ)

Menunjukkan keumuman orang-orang Musyrik, maksudnya kita diperintah untuk memerangi semua orang musyrik, tetapi ayat ini turun pada kondisi perang maka tidak boleh diterapkan pada kondisi damai.

 

8⃣ Firman Allah (كَآفَّةً)

Maksudnya adalah perangilah orang-orang Musyrik dengan menyeluruh, yakni bersatu padu dan tidak berpecah belah, karena perpecahan menyebabkan kelemahan. Allah SWT berfirman:

 

وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْا   ۗ  اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

 

"Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar."

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 46)

 

9⃣ Perintah untuk menegakkan Islam dengan persatuan dan larangan untuk berpecah belah terdapat pada banyak ayat, diantaranya;

 

Allah SWT berfirman:

 

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ 

 

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai,"

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)

 

Dan firman Nya

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ  يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

 

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."

(QS. As-Saff 61: Ayat 4)

 

شَرَعَ لَـكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖۤ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَ لَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِ ۗ

 

"Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan 'Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya."

(QS. Asy-Syura 42: Ayat 13)

 

KARYA TULIS