Ilmu
5203 Hits

Tadabbur Qs. Yusuf: 4 - 5, Mimpi Para Nabi


اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰۤاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ  قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَـكَ كَيْدًا   ۗ  اِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

 

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. Dia (ayahnya) berkata, Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia. Qs. Yusuf: 4 - 5

 

*Pelajaran dari ayat di atas;*

 

1⃣  Firman Allah (اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْه) 

Ayat ini dimulai dengan perbincangan antara anggota keluarga, yaitu bapak dan anak. Menunjukkan, pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua. Hal ini akan menambah kedekatan emosional diantara mereka. 

 

FirmanNya (يٰۤاَبَت) menunjukkan adab dan sopan santun seorang anak pada orang tuanya, yaitu tidak memanggil dengan namanya langsung tapi dengan sebutan 'wahai bapak'.

 

Seorang anak jika mendapat permasalahan besar sebaiknya menyampaikan kepada orang tuanya terlebih dahulu sebelum kepada yang lain, karena orang tualah yang paling mengetahui mashlahat bagi anaknya dibanding orang lain. 

 

Renggangnya hubungan keluarga dan retaknya rumah tangga seringkali dipicu karena ketidakpercayaan seorang anak pada orang tuanya. 

 

2⃣  Firman Allah (اِنِّيْ رَاَيْت) "saya bermimpi" 

 

Mimpi yang dialami seseorang dibagi menjadi tiga macam;

 

1. Mimpi yang baik (الرأيا الصالحة). Ini berasal dari Allah. 

2. Mimpi yang jelek. Ini berasal dari setan. 

3. Mimpi yang berupa bunga tidur. Ini dipengaruhi oleh banyaknya pikiran sebelum dia tidur. 

 

Mimpi yang dialami Nabi Yusuf termasuk kategori mimpi jenis pertama, bahkan masuk dalam kategori mimpi para Nabi. 

 

3⃣  Nabi Yusuf bermimpi (... اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا) bahwa sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud padanya. 

 

Maksud kesebelas bintang adalah sebelas saudaranya, sedangkan matahari adalah ayahnya dan bulan adalah ibunya. Mereka itu, semuanya akan bersujud kepada Nabi Yusuf saat menjadi pejabat tinggi Mesir. 

 

Ini sebagaimana dalam Firman Nya di akhir surat Yusuf;

 

وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًا ۚ  وَقَالَ يٰۤاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ  قَبْلُ  ۖ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّا ۗ 

 

"Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan."

(QS. Yusuf: Ayat 100)

 

Sujud disini adalah sujud penghormatan, bukan sujud penyembahan. Ini merupakan kebiasaan orang-orang terdahulu, bahkan Allah pun memerintahkan Malaikat untuk bersujud pada Nabi Adam sebagai bentuk penghormatan. Allah berfirman:

 

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّاۤ اِبْلِيْسَ  ۗ  اَبٰى وَاسْتَكْبَرَ  ۖ  وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ

 

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 34)

 

 

Namun ketika Islam datang Allah melarang  untuk sujud kepada selain Nya, meskipun untuk penghormatan. 

 

Rasulullah bersabda;

 

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

 

“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.” 

 

4⃣  Firman Allah (قَالَ يٰبُنَي) 

 

Nabi Ya'qub memanggil anaknya dengan seruan 'Wahai Anakku' tidak memanggil dengan namanya langsung. Hal ini menunjukkan kedekatan seorang ayah pada anaknya dan bentuk kasih sayang yang mendalam. 

 

5⃣  Firman Allah

 (لا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِك) 

 

Larangan menceritakan mimpi pada orang yang tidak berkepentingan, terlebih jika akan mendatangkan bahaya bagi dirinya. Ini menunjukkan keluasan ilmu Nabi Ya'qub dan pengetahuannya yang dalam terhadap karakter anak-anaknya, dengan ilmu yang dimilikinya, beliau bisa memprediksi akibat dari sebuah perbuatan. 

 

6⃣  Kadang kala orang berbuat jahat karena iri dan dengki atas nikmat yang diperoleh orang lain. Seperti yang dilakukan saudara-saudara Nabi Yusuf, mereka iri dan hasad terhadap kenikmatan yang didapatkan Nabi Yusuf berupa kasih sayang dan perhatian dari orang tua nya.

Iri dan dengki ini berasal dari bisikan setan, karena setan ingin memperkeruh suasana keluarga yang tenang, memisahkan antara suami dan istri, mengganggu hubungan orang tua dan anak, dsb. Setan inilah musuh nyata nyata bagi manusia namun kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Wallahu A'lam 

 

Kajian MT Al Ishlah, Kebayoran - 25 Oktober 2017

_Resume by Rosyid A_

 

✔️ *Telegram:* https://telegram.me/zainannajah

✔️ *Website:* www.puskafi.com 

✔️ *Facebook:* https://www.facebook.com/zain.annajah

Catatan Harian, [31.10.17 08:20]
KARYA TULIS