Tadabbur Qs. Yusuf: 4 - 5, Mimpi Para Nabi
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰۤاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَـكَ كَيْدًا ۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. Dia (ayahnya) berkata, Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia. Qs. Yusuf: 4 - 5
*Pelajaran dari ayat di atas;*
1⃣ Firman Allah (اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْه)
Ayat ini dimulai dengan perbincangan antara anggota keluarga, yaitu bapak dan anak. Menunjukkan, pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua. Hal ini akan menambah kedekatan emosional diantara mereka.
FirmanNya (يٰۤاَبَت) menunjukkan adab dan sopan santun seorang anak pada orang tuanya, yaitu tidak memanggil dengan namanya langsung tapi dengan sebutan 'wahai bapak'.
Seorang anak jika mendapat permasalahan besar sebaiknya menyampaikan kepada orang tuanya terlebih dahulu sebelum kepada yang lain, karena orang tualah yang paling mengetahui mashlahat bagi anaknya dibanding orang lain.
Renggangnya hubungan keluarga dan retaknya rumah tangga seringkali dipicu karena ketidakpercayaan seorang anak pada orang tuanya.
2⃣ Firman Allah (اِنِّيْ رَاَيْت) "saya bermimpi"
Mimpi yang dialami seseorang dibagi menjadi tiga macam;
1. Mimpi yang baik (الرأيا الصالحة). Ini berasal dari Allah.
2. Mimpi yang jelek. Ini berasal dari setan.
3. Mimpi yang berupa bunga tidur. Ini dipengaruhi oleh banyaknya pikiran sebelum dia tidur.
Mimpi yang dialami Nabi Yusuf termasuk kategori mimpi jenis pertama, bahkan masuk dalam kategori mimpi para Nabi.
3⃣ Nabi Yusuf bermimpi (... اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا) bahwa sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud padanya.
Maksud kesebelas bintang adalah sebelas saudaranya, sedangkan matahari adalah ayahnya dan bulan adalah ibunya. Mereka itu, semuanya akan bersujud kepada Nabi Yusuf saat menjadi pejabat tinggi Mesir.
Ini sebagaimana dalam Firman Nya di akhir surat Yusuf;
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًا ۚ وَقَالَ يٰۤاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّا ۗ
"Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan."
(QS. Yusuf: Ayat 100)
Sujud disini adalah sujud penghormatan, bukan sujud penyembahan. Ini merupakan kebiasaan orang-orang terdahulu, bahkan Allah pun memerintahkan Malaikat untuk bersujud pada Nabi Adam sebagai bentuk penghormatan. Allah berfirman:
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّاۤ اِبْلِيْسَ ۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَ ۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 34)
Namun ketika Islam datang Allah melarang untuk sujud kepada selain Nya, meskipun untuk penghormatan.
Rasulullah bersabda;
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.”
4⃣ Firman Allah (قَالَ يٰبُنَي)
Nabi Ya'qub memanggil anaknya dengan seruan 'Wahai Anakku' tidak memanggil dengan namanya langsung. Hal ini menunjukkan kedekatan seorang ayah pada anaknya dan bentuk kasih sayang yang mendalam.
5⃣ Firman Allah
(لا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِك)
Larangan menceritakan mimpi pada orang yang tidak berkepentingan, terlebih jika akan mendatangkan bahaya bagi dirinya. Ini menunjukkan keluasan ilmu Nabi Ya'qub dan pengetahuannya yang dalam terhadap karakter anak-anaknya, dengan ilmu yang dimilikinya, beliau bisa memprediksi akibat dari sebuah perbuatan.
6⃣ Kadang kala orang berbuat jahat karena iri dan dengki atas nikmat yang diperoleh orang lain. Seperti yang dilakukan saudara-saudara Nabi Yusuf, mereka iri dan hasad terhadap kenikmatan yang didapatkan Nabi Yusuf berupa kasih sayang dan perhatian dari orang tua nya.
Iri dan dengki ini berasal dari bisikan setan, karena setan ingin memperkeruh suasana keluarga yang tenang, memisahkan antara suami dan istri, mengganggu hubungan orang tua dan anak, dsb. Setan inilah musuh nyata nyata bagi manusia namun kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Wallahu A'lam
Kajian MT Al Ishlah, Kebayoran - 25 Oktober 2017
_Resume by Rosyid A_
✔️ *Telegram:* https://telegram.me/zainannajah
✔️ *Website:* www.puskafi.com
✔️ *Facebook:* https://www.facebook.com/zain.annajah
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »