Qs. Al Maidah 82 - 92, Pengaruh Yahudi dan Nasrani
(Qs. 5: 82) menjelaskan bahwa orang yang paling keras permusuhannya terhadap umat Islam adalah orang Yahudi dan orang Musyrik.
Allah memberi kelebihan kepada orang Yahudi berupa; kecerdasan, kekayaan, dan kekuasaan. Mereka memusuhi Islam karena khawatir umat Islam mengambil alih kekuasaan dan kekayaan mereka.
2⃣ (Qs. 5: 82) Orang-orang Nasrani lebih dekat dengan umat Islam karena dalam diri mereka terdapat dua kelompok;
a. Qissis (para Pendeta) yang mempelajari Al Kitab
b. Ruhban (para Ahli Ibadah)
Kedua sifat itulah yang membuat mereka tidak takabbur.
3⃣ (Qs. 5: 83) Oleh karenanya banyak dari kaum Nasrani yang jujur, mereka tersentuh hatinya saat mendengar Al Qur'an dan akhirnya memeluk Islam.
4⃣ (Qs. 5: 84) Mereka menemukan kebenaran yang selama ini mereka cari, ternyata ada di dalam Islam dan berita tentang kedatangan Nabi Muhammad yang membawa kebenaran sudah tertulis dalam kitab mereka.
5⃣ (Qs. 5: 85) Maka Allah memberikan balasan pada mereka (orang Nasrani yang masuk Islam) pahala yang besar berupa surga.
6⃣ (Qs. 5: 86) Sedangkan sebagian lain yang tidak mau beriman pada Nabi Muhammad dan tidak mau masuk Islam maka Allah menyediakan bagi mereka neraka Jahim.
7⃣ (Qs. 5: 87) Karena banyaknya interaksi dengan Ahlu kitab, sebagian umat Islam terpengaruh dengan model ibadahnya para Ruhban (Ahli Ibadah Nasrani) yang cenderung meninggalkan dunia secara berlebihan sehingga mereka mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, seperti meninggalkan pernikahan, tidak mau memakai baju bagus, tidak mau makan makanan enak, dsb.
Maka Allah melarang umat Islam mengikuti gaya/pola berfikir mereka yang mengharamkan hal-hal baik yang dihalalkan oleh Allah sekaligus melarang untuk bertindak berlebihan dalam segala hal termasuk dalam beribadah, karena pada hakikatnya ajaran Islam adalah agama pertengahan.
Larangan berlebihan dalam agama ini juga Allah sebutkan dalam Qs. An Nisa: 71 dan Al Maidah: 77
8⃣ (Qs 5 : 88) Allah memerintahkan umat Islam untuk makan dari rezeki Allah yang halal dan thayyib.
Memakan yang halal dan tahyyib merupakan simbol ajaran Islam yang pertengahan. Maksudnya perintah menikmati rezeki (makanan) dengan dua syarat, halal dan tayyib.
Dari sini diketahui, bahwa Islam berada di tengah-tengah antara ekstrim kiri (Nasrani) yang mengharamkan sesuatu yang halal dan ekstrim kanan (Yahudi) yang menghalalkan sesuatu yang haram. Bersikap pertengahan seperti ini merupakan hakekat Ketakwaan kepada Allah.
9⃣ (Qs. 5 : 89) Allah memberikan pentunjuk pada umat Islam yang terpengaruh dengan ibadahnya umat Nasrani dan terlanjur bersumpah dengan nama Allah untuk mengharamkan pada dirinya apa yang dihalalkan Allah, agar mereka membayar kaffarah jika melanggar sumpahnya, yaitu memberikan makanan kepada 10 orang miskin, atau memberikan pakaian yang layak kepada mereka atau membebaskan budak. Jika tidak bisa memenuhi tiga pilihan di atas maka harus diganti dengan puasa tiga hari.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »