Tafsir An-Najah (Qs. 2:142) Bab 76- Pemindahan Arah Kiblat
PEMINDAHAN ARAH KIBLAT
سَيَقُوْلُ السُّفَهَاۤءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلّٰىهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَانُوْا عَلَيْهَا ۗ قُلْ لِّلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُۗ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
“Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, “Apakah yang memalingkan mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Muhammad), “Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.”
( Qs.Al-Baqarah [ 2 ] : 142 )
1. Sebab Turunnya Ayat.
1) Pada ayat ini Allah memberitahukan bahwa akan ada orang-orang yang kurang akal berkomentar tentang pengalihan kiblat Kaum Muslimin. Mereka berkata “ apakah yang memalingkan mereka ( umat Islam ) dari kiblatnya ( Baitul Maqdis ) ?”
Yang dimaksud “ Sufaha” ( orang-orang yang kurang akalnya ) disini adalah orang-orang Yahudi Madinah. Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah kaum Munafikin. Sebagian berpendapat
Mereka adalah Kaum Quraisy Mekkah.
2) Diriwayatkan Al-Bukhari dari Al-Bara’ berkata, “ Tatkala tiba di Madinah Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menunaikan shalat mengarah ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, sementara beliau ingin menghadap Ka’bah . Allah Subhanahu wa Ta’ala pun menurunkan ayat ,
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit,”
( Qs. al-Baqarah [ 2 ] : 144)
Para Sufaha yakni Kaum Yahudi lantas berkata,
مَا وَلّٰىهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَانُوْا عَلَيْهَا ۗ قُلْ لِّلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُۗ
“Apakah yang memalingkan mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Muhammad), “Milik Allah-lah timur dan barat;” ( Qs. al-Baqarah [ 2 ] : 141 )
2. Mukjizat Dalam Ayat
Pada ayat diatas terdapat mukjizat Al-Qur’an karena memberikan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang, dan ternyata hal itu terjadi benar, yaitu akan adanya orang yang menolak pemindahan kiblat dan menyatakan sesuatu yang sudah disebut di dalam Al-Qur’an.
Pada ayat diatas juga terdapat jawaban kepada orang yang membantah pemindahan kiblat bahwa semua arah adalah milik Allah, timur dan barat. Satu arah tidak mempunyai keistimewaan dari yang lain semuanya sama dan Allah berhak memerintahkan untuk menghadap kearah manapun yang di kehendaki-Nya dan seorang hamba harus melaksanakan perintah-Nya.
Yang penting itu bukan arah barat atau timurnya, tetapi yang penting itu adalah tunduk dan patuh terhadap perintah Allah.
3. Beberapa Pelajaran Terkait Pemindahan Kiblat
1) Pemindahan kiblat ini terjadi dua bulan sebelum perang Badar, yaitu pada bulan Rajab tahun 2 Hijriah.
2) Bolehnya terjadi Nasakh dan Mansukh ( penghapusan ) dalam Al-Quran dan kiblat adalah hal yang pertama kali yang dihapus dalam Al-Quran.
3) Bolehnya Al-Quran menghapus As-Sunnah yaitu perintah menghadap Baitul Maqdis. Waktu di Mekkah ditetapkan dengan As-Sunnah kemudian setelah hijrah ke Madinah dihapus dengan ketetapan dari Al-Quran.
4) Bolehnya diterima berita yang dibawa satu orang, selama orang tersebut terpercaya. Karena di dalam Hadist Ibnu Umar disebutkan bahwa ketika orang-orang sedang melaksanakan shalat subuh di Masjid Quba, seseorang mendatangi mereka dan berkata “ Telah turun ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada malam ini. Beliau diperintahkan menghadap Ka’bah, maka menghadaplah kalian kesana.” Orang- orang yang sedang shalat menghadap ke Syam ( Baitul Maqdis ) lantas memutar badan kearah Ka’bah ( kiblat yang baru ) .
5) Menunjukkan bahwa siapa yang belum sampai berita penghapusan arah kiblat, maka dia masih berkewajiban melaksanakan perintah yang lama.
6) Menunjukkan bahwa Al-Quran turun kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam secara berangsur-angsur.
7) Menunjukkan bahwa Umat Islam diperintahkan untuk menyelisihi orang-orang Yahudi dalam banyak hal, diantaranya dalam masalah pemindahan arah kiblat.
8) Sebagian Ulama mengatakan bahwa shalat pertama dalam pemindahan kiblat adalah shalat subuh, sebagaimana dalam Hadist Ibnu Umar. Sedangkan Ulama lain berpendapat bahwa shalat pertama yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah shalat ashar sebagaimana didalam Hadist Bara’ bin Azib yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, waktu itu beliau sudah melaksanakan shalat dzuhur di Masjid Bani Salamah, yang kemudian dinamakan Masjid “Qiblatain.” ( dua kiblat )
Adapun penduduk Quba menerima pemindahan kiblat itu dua hari setelahnya, yaitu ketika mereka sedang melaksanakan shalat subuh seperti di dalam Hadist Ibnu Umar diatas.
Wallahu A’lam
****
Jakarta, Jumat 21 Januari 2022.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »