Tafsir An-Najah ( QS. 2: 174) Bab ke- 87 Sabar di Dalam Neraka
SABAR DI DALAM NERAKA
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَشْتَرُوْنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًاۙ اُولٰۤىِٕكَ مَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَآ اَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ
“Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih. Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!”
(QS. Al-Baqarah [2]: 174)
1.Sebab turunnya ayat
Diriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenanan dengan pemuka Yahudi yang biasannya mereka mendapatkan berbagai macam hadiah dan keuntungan dari orang-orang awam mereka.
Mereka dahulunya berharap bahwa Nabi Akhir Zaman berasal dari kalangan Bani Israel, tetapi ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dari kalangan Bangsa Arab. Mereka khawatir sumber pemasukan mereka berkurang, dan kedudukan mereka akan tergeser. Untuk menghindari hal itu terjadi mereka merubah sifat-sifat Nabi Akhir zaman, sehingga tidak sesuai dengan sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, lalu turunlah ayat ini.
2.Memakan Api
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pemuka Yahudi mengambil hadiah dan uang iuran dari para pengikut mereka. Hal itu oleh Allah di anggap menjual ayat Allah dengan harga yang murah, walaupun mungkin bagi mereka jumlahnya banyak, murah kalau dibandingkan dengan Surga diakhirat, maka uang yang mereka terima tidak ada sebangding sedikit pun.
Kemudian Allah menganggap mereka telah memakan api kedalam perut mereka. Memakan disini maksudnya memanfaatkan uang haram tadi. Disebut memakan karena itu yang paling sering dipakai. Dikatakan “Fulan memakan harta haram, padahal maksudnya menggunakan harta haram untuk keperluan selain makan.
Disebut memakan api, karena harta yang merka makan adalah harta panas atau uang panas, yaitu uang haram. Ini mirip dengan orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim. Mereka dianggap juga memakan api di dalam perutnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa [ 4 ] : 10)
Juga mirip orang yang makan dan minum dalam bejana emas dan perak, sebagiaman yang tersebut dalam hadits,
الَّذِي يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ
“Orang yang minum dari bejana perak, maka sesungguhnya dia telah memasukkan api neraka ke dalam perutnya.”
Mereka pada hari kiamat, tidak diajak bicara oleh Allah, karena Allah murka kepada mereka. Dan mereka tidak disucikan dari dosa-dosa mereka dengan ampunan dan maaf serta akan mendapatkan adzab yang pedih.
3.Alangkah sabarnya di Neraka
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَآ اَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ
“Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!” (QS. Al-Baqarah [ 2 ] : 175)
1) Mereka membeli kesesatan dengan petunjuk. Petunjuk disini adalah perintah menyebarkan sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang terdapat dalam Taurat dan Injil dan kedatangannya sebagai Nabi terakhir serta kewajiban mengikutinya. Mereka menukarkan petunjuk tersebut dengan setan, yaitu mendustakan, mengingkari dan menyembunyikan sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
2) Mereka menukarkan ampunan dengan adzab. Padahal kalau mereka meminta ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka dan bertaubat kepada Allah, maka Allah akan mengampuni mereka. Tetapi mereka tidak mau mengerjakan hal itu, mereka lebih memilih adzab di neraka. Maka dikatakan kepada mereka. “Alangkah sabarnya mereka di dalam api neraka”.
Sebagaimana mengatakan “Alangkah beraninya mereka menantang api neraka”
Orang yang menyaksikan mereka sangat heran atas keberanian mereka menghadapi api neraka tersebut padahal siksaaan, hukuman, dan belenggu yang mereka jalani sangatlah berat. Semoga Allah melindungi kita dari api Neraka.
3) Hal itu, karena Allah telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dengan kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang kebenaraan (Al-Qur’an) akan terus dalam perpecahan yang jauh.
Wallahu A’lam
****
Jakarta, Rabu 26 January 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »