Tafsir An-Najah (QS. 2: 177) Bab ke-88 Kriteria Kebaikan
KRITERIA KEBAIKAN
لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 177)
1. Hubungan dengan ayat sebelumnya
Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa pengalihan ( pemindahan ) arah kiblat kaum muslimin dari Baitu Maqdis ke arah Kakbah. Kaum Yahudi berkeyakinan bahwa salat harus menghadap ke barat, sedang kaum Nasrani berkeyakinan bahwa salat harus menghadap ke timur. Sedangkan Kaum muslimin berkeyakinan bahwa salat harus menghadap ke Kakbah.
Allah pun menjelaskan kepada seluruh manusia bahwa sekedar menghadapkan wajah ke barat atau timur bukanlah inti dari kebaikan ( Al-birru ) dan tidak dianggap sebagai amal saleh.
2. Kriteria kebaikan
Kemudian pada ayat ini, Allah menjelaskan kebaikan yang hakiki dari kaidah agama yang penting dan bisa di ringkas sebagai berikut :
Bahwa kebaikan meliputi:
1) Keimanan yang ada di dalam hati.
Hal ini mencakup iman kepada Allah dan dari akhir, iman kepada Malaikat, kitab Kitab Suci, dan kepada para nabi atau lebih dikenal dengan rukun iman. Namun rukun iman disini jumlahnya hanya lima. Adapun rukun iman yang ke enam yaitu iman kepada Qada dan Qadar masuk ke dalam iman kepada Allah.
Rukun iman ini juga di jelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh” ( Qs. an-Nisa [ 4 ] : 136)
Di dalam surah Al-Anfal Allah menerangkan ciri-ciri Al-Mukminun yang dimulai juga dengan keimanan dalam hati. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,” (QS. Al-Anfal [8]: 2)
2) Berbuat baik kepada orang lain.
Yaitu memberikan harta yang di cintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, orang yang meminta minta dan untuk memerdekakan budak.
- Kerabat didahulukan, kalau mereka adalah orang orang yang paling dekat dengan kitab.
- Anak yatim didahukan daripada orang miskin, karena kehilangan orang tua dimasa kecil, berarti kehilangan kasih sayang. Ini lebih berat daripada orang miskin yang masih mempunyai orang tua. Tekanan psikologi jauh lebih berat dari kekurangan materi .
- Berbuat baik kepada orang lain lebih di dahulukan daripada salat, karena manfaatnya jauh lebih besar dan lebih merata kepada banyak orang. Sedangkan salat manfaatnya untuk dirinya sendiri, lagi pula mengorbankan harta yang dicintai untuk orang lain sangat berat dihati, sedikit orang yang bisa melaksanakannya .
Ini dikuatkan di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan,” (QS. Al-Insan [76] : 8 )
3) menegakkan salat dan menunaikan zakat.
Ini dilakukan setelah ada keimanan di dalam hati. Dan ini termasuk di dalam rukun Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menerangkan sifat Al Mukminun setelah menyebut keimanan dalam hati,
الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ
“(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al-Anfal [8]: 3 )
Ini dikuatkan juga didalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al- Baqarah [2]: 3)
Ayat diatas menjelaskan bahwa sifat Al-Muttaqin adalah beriman dengan yang gaib terlebih dahulu sebelum menegakkan salat dan menunaikan zakat atau dengan kata lain iman dahulu baru Islam.
4) Berakhlak Karimah.
Ini mencakup dua hal:
a) Menepati janji apabila berjanji. Ini dikuatkan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۖ
“Dan orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya,” (QS. Al-Ma’arij [70] : 32)
Juga dikuatkan di dalam firman-Nya,
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,” (QS. Al-Mukminun [23]: 8 )
b) Bersabar di dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada massa peperangan.
Orang orang yang mempunai emat sifat diatas atau mempunyai lima sifat secara rinci diatas adalah orang orang yang benar iman mereka dan merekalah orang orang yang bertakwa.
3. Cakupan anjuran islam
Dari ayat diatas bisa disimpulkan bahwa Islam mencakup aspek :
1) Aqidah ( Rukun Iman yang enam ).
2) Ibadah ( meliputi : Shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al Quran dan lain-lain).
3) Akhlak ( meliputi akhlak kepada Allah, kepada Rasul-Nya, keadaan diri sendiri, dan akhlak kepada orang lain.
4) Muamalah ( meliputi : jual beli, pernikahan dan hubungan antar sesama manusia ).
Wallahu Alam
****
Jakarta, Rabu 26 Januari 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »