Karya Tulis
134 Hits

Tafsir An-Najah (Qs.4:131-134) Bab 254 Allah Pemilik Langit Bumi


وَلِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۗ وَلَقَدۡ وَصَّیۡنَا ٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَإِیَّاكُمۡ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ وَإِن تَكۡفُرُوا۟ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِیًّا حَمِیدࣰا

“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”

(Qs. an-Nisa’: 131)

 

Pelajaran (1) Memperbarui Ketakwaan

(1) Ayat ini menegaskan ayat sebelumnya bahwa Allah yang memiliki perbendaharaan di langit dan bumi, berkuasa atas segala sesuatu. kalau ingin mengadukan tentang problematika hidup, termasuk di dalamnya problematika keluarga, mengadulah kepada Allah.

(2) Yang paling penting dan paling utama dalam hidup ini adalah memperbarui ketakwaan kepada Allah ﷻ. Ketakwaan ini telah diwasiatkan Allah kepada seluruh manusia sejak Nabi Adam ‘alaihi as-salam hingga sekarang. Karena dengan takwa akan menyelesaikan seluruh problematika yang dihadapi oleh manusia, termasuk di dalamnya problematika rumah tangga.

(3) Bandingkan urutan ayat-ayat ini dengan ayat-ayat di dalam (Qs. ath-Thalaq: 1-5) darinya berbicara tentang problematika rumah tangga termasuk masalah pereceraian. Setiap ayatnya selalu diiringi dengan penutup agar bertawakkal dan bertakwa kepada Allah. Begitu juga dengan ayat-ayat di dalam (Qs. an-Nisa’) di sini. Itu semua menunjukkan bahwa bertakwa kepada Allah merupakan solusi dari segala problematika kehidupan.

(4)  Oleh karenanya siapa yang berpaling dari peritah bertakwa, maka Allah tidak membutuhkannya, karena Allah Maha Kaya, Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِیًّا حَمِیدࣰا

“Maka sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”

Ini menunjukkan bahwa perintah bertakwa dan beribadah kepada Allah adalah kebutuhan manusia itu sendiri, karena manfaatnya akan kembali kepada manusia. bukan kebutuhan Allah.

(5) Ayat ini mirip dengan firman Allah ﷻ,

وَقَالَ مُوسَىٰۤ إِن تَكۡفُرُوۤا۟ أَنتُمۡ وَمَن فِی ٱلۡأَرۡضِ جَمِیعࣰا فَإِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِیٌّ حَمِیدٌ

“Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".” (Qs. Ibrahim: 8)

Kedua ayat di atas (Qs. an-Nisa’: 131) dan (Qs. Ibrahim: 8) menyebutkan dua asma Allah yaitu Al-Ghani dan Al-Hamid. Al-Ghani artinya Maha Kaya tidak membutuhkan makhluk-Nya. Al-Hamid adalah Maha Terpuji, baik dipuji oleh makhluk-Nya ataupun tidak dipuji, Dia tetap Maha Terpuji. Allah Maha Terpuji karena menciptakan langit dan bumi, menciptakan manusia dan memberikan petunjuk kepada mereka. Maha Terpuji karena Dia tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi para makhluk yang membutuhkan-Nya.

Ayat ini juga mirip dengan firman Allah ﷻ,

إِن تَكۡفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ عَنكُمۡۖ وَلَا یَرۡضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلۡكُفۡرَۖ

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya.” (Qs. az-Zumar: 7)

 

Pelajaran (2) Allah Sebagai Wakil

وَلِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِیلًا

“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” (Qs. an-Nisa’: 132)

Terjadi pengulangan kandungan ayat yang sedang disebut pada ayat sebelumnya. Ada dua hikmah dari pengulangan ini, yaitu:

(1) Untuk penegasan kembali agar manusia memperhatikan kekuasaan Allah yang begitu besar yang meliputi langit dan bumi. Hal ini untuk menambah ketakwaan mereka kepada Allah.

(2) Untuk memberikan pelajaran pada setiap masalah yang dibahas pada ayat-ayat sebelumnya dan ayat ini.

(a) Karena Allah akan memberikan kekayaan kepada yang bercerai karena Allah.

(b) Karena Allah tidak membutuhkan kepada mereka yang kafir.

(c) Karena Allah menjadi wakil bagi hamba-Nya.

 

Pelajaran (3) Ancaman kepada Para Penguasa

إِن یَشَأۡ یُذۡهِبۡكُمۡ أَیُّهَا ٱلنَّاسُ وَیَأۡتِ بِـَٔاخَرِینَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ ذَ ٰلِكَ قَدِیرࣰا

“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.” (Qs. an-Nisa’: 133)

(1) Ayat ini sebagai benatuk ancaman kepada siapa saja yang tidak mau beriman kepada Allah dan mengkufuri ayat-ayat-Nya. Apalagi yang merasa bangga dengan kekuasaan yang dimilikinya, kedudukan tinggi yang disandangnya, kekayaan yang dimilikinya di dunia ini. Allah mampu menghancurkan mereka dalam sekejap.

(2) Hal ini menunjukkan bahwa panjangnya umur kekuasaan seseorang, atau banyaknya kekayaan yang dimilikinya atau besarnya kekuatan militer yang dimiliki oleh suatu negara, bukan berarti Allah tidak mampu menghancurkan mereka. akan tetapi Allah membiarkan mereka berkuasa dalam waktu yang lama, atau memberikan kepadanya kekayaan yang begitu melimpah, sebab ada hikmah di balik itu semua. Di antara hikmah tersebut adala memberikan kesempatan mereka untuk bertaubat kepada Allah dan menguji kesabaran hamba-hamba-Nya yang shalih.

Ini sebagaimana yang terjadi pada kekuasaan Fir’aun yang begitu besar ketika menindas Bani Israel dan orang-orang beriman. Semuanya berujung pada kehancuran Fir’aun dan bala tentaranya, serta selamatnya Nabi Musa dan para pengikutnya dari kalangan Bani Israel. Peristiwa ini menjadi pelajaran yang berharga bagi orang-orang yang datang sesudahnya.

(3) Ayat ini mirip dengan firman Allah ﷻ,

هَـٰۤأَنتُمۡ هَـٰۤؤُلَاۤءِ تُدۡعَوۡنَ لِتُنفِقُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ فَمِنكُم مَّن یَبۡخَلُۖ وَمَن یَبۡخَلۡ فَإِنَّمَا یَبۡخَلُ عَن نَّفۡسِهِۦۚ وَٱللَّهُ ٱلۡغَنِیُّ وَأَنتُمُ ٱلۡفُقَرَاۤءُۚ وَإِن تَتَوَلَّوۡا۟ یَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَیۡرَكُمۡ ثُمَّ لَا یَكُونُوۤا۟ أَمۡثَـٰلَكُم

“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (Qs. Muhammad: 38)

Juga mirip dengan firman Allah ﷻ,

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَن یَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِینِهِۦ فَسَوۡفَ یَأۡتِی ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ یُحِبُّهُمۡ وَیُحِبُّونَهُۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِینَ یُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَلَا یَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَاۤىِٕمࣲۚ ذَ ٰ⁠لِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ یُؤۡتِیهِ مَن یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (Qs. al-Ma’idah: 54)

(4) Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ayat ini turun, Rasulullah ﷺ menepuk tangannya ke punggung Salman al-Farisi seraya bersabda, “Mereka adalah dari bangsa orang ini,” maksudnya orang Persia.

 

Pelajaran (4) Pahala Dunia dan Akhirat

مَّن كَانَ یُرِیدُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡیَا فَعِندَ ٱللَّهِ ثَوَابُ ٱلدُّنۡیَا وَٱلۡـَٔاخِرَةِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِیعَۢا بَصِیرࣰا

“Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. an-Nisa’: 134)

Terdapat dua penafsiran terhadap ayat di atas:

(1) Sindiran kepada orang yang hanya meminta kepada Allah kebaikan dunia, padahal Allah memiliki kebaikan di dunia dan akhirat. Sekaligus motivasi kepada mereka agar meminta kebaikan dunia dan akhirat.

Ini seperti di dalam firman Allah ﷻ,

وَٱبۡتَغِ فِیمَاۤ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡـَٔاخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِیبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡیَاۖ وَأَحۡسِن كَمَاۤ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَیۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِی ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِینَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. al-Qashash: 77)

Begitu juga di dalam firman Allah ﷻ,

فَإِذَا قَضَیۡتُم مَّنَـٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَاۤءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرࣰاۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ رَبَّنَاۤ ءَاتِنَا فِی ٱلدُّنۡیَا وَمَا لَهُۥ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنۡ خَلَـٰقࣲ ۞  وَمِنۡهُم مَّن یَقُولُ رَبَّنَاۤ ءَاتِنَا فِی ٱلدُّنۡیَا حَسَنَةࣰ وَفِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ حَسَنَةࣰ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ۞

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".” (Qs. al-Baqarah: 200-201)

(2) Ayat ini diturunkan kepada kaum munafik dan orang-orang kafir yang dalam hidupnya hanya mencari keuntungan dunia, tanpa mau memperhatikan kepentingan akhirat sama sekali.

Ayat ini mirip dengan ayat-ayat lain, diantaranya:

(a) Firman Allah ﷻ,

مَن كَانَ یُرِیدُ حَرۡثَ ٱلۡـَٔاخِرَةِ نَزِدۡ لَهُۥ فِی حَرۡثِهِۦۖ وَمَن كَانَ یُرِیدُ حَرۡثَ ٱلدُّنۡیَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَا وَمَا لَهُۥ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِن نَّصِیبٍ

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (Qs. asy-Syura: 20)

(b) Firman Allah ﷻ,

مَن كَانَ یُرِیدُ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا وَزِینَتَهَا نُوَفِّ إِلَیۡهِمۡ أَعۡمَـٰلَهُمۡ فِیهَا وَهُمۡ فِیهَا لَا یُبۡخَسُونَ ۞ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ لَیۡسَ لَهُمۡ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِیهَا وَبَـٰطِلࣱ مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ ۞

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Hud: 15-16)

(c) Firman Allah ﷻ,

مَّن كَانَ یُرِیدُ ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُۥ فِیهَا مَا نَشَاۤءُ لِمَن نُّرِیدُ ثُمَّ جَعَلۡنَا لَهُۥ جَهَنَّمَ یَصۡلَىٰهَا مَذۡمُومࣰا مَّدۡحُورࣰا ۞ وَمَنۡ أَرَادَ ٱلۡـَٔاخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡیَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ كَانَ سَعۡیُهُم مَّشۡكُورࣰا ۞

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Qs. al-Isra’: 18-19)

***

Jakarta, Rabu, 18 Mei 2022

KARYA TULIS