Karya Tulis
4885 Hits

Bab 3: Beristighfar adalah Kebiasaaan Para Rasul, Nabi dan Ulama

Beristighfar adalah kebiasaan para nabi dan rasul, serta para ulama. Beristighfar adalah sarana yang paling efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menjadi para wali Allah dan orang-orang shaleh.

          Pertama : Nabi Adam ‘alaihi as-salam, sebagaimana firman Allah :  

قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“ Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”  (Qs. al-A’raf : 23 )

          Kedua : Nabi Nuh ‘alaihi as-salam, sebagaimana firman Allah :  

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلاَّ تَبَارًا

“ Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan." ( Qs. Nuh : 28 )

Dan juga firman Allah :

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

          “ Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.“ ( Qs. Hud : 47 ) ."

          Ketiga : Nabi Musa ‘alaihi as-salam, sebagaimana firman Allah :  

 
 قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

          “ Musa mendoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku." Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. al-Qashas : 16 )

          Keempat : Nabi Syuaib ‘alaihi as-salam, sebagaimana firman Allah :  

  وَاسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ

“ Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih” ( Qs. Hud : 90 )

          Kelima : Nabi Shaleh ‘alaihi as-salam, sebagaimana firman Allah :   

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ

          “ Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya))."  Qs. Hud : 61 )

          Keenam : Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dalam hadist Abu Hurairah  bahwasnya ia mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

وَاللَّهِ إِنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

           “ Demi Allah, sesungguhnya saya beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 70 kali. “ ( HR. al-Bukhari )

          Begitu juga di dalam hadits Tsauban radhiyallahu’anhu dia berkata :

كَانَ رَسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاثَاً

           “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam jika selesai melaksanakan shalat beristighfar tiga kali”.( HR. Muslim ( 591 )) 

Ketujuh : Para sahabat dan ulama beristighfar, sebagaimana yang tersebut di dalam hadist Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu :

وَعَنْ أَبِي بَكْرٍ اَلصِّدِّيقِ رضي الله عنه أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي . قَالَ قُلْ : " اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا , وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ , فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ , وَارْحَمْنِي , إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ

“ Dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam sholatku.”. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ucapkanlah : “ Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( HR al-Bukhari dan Muslim )

          Berkata Qatadah :

  إن هذا القرآن يدلكم على دائكم ودوائكم ، فأما داؤكم : فالذنوب ، وأما دواؤكم : فالاستغفار

          “ Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan penyakit kalian dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa, sedangkan obat kalian adalah al-Istighfar. “

          Berkata al-Hasan al-Bashri :

  أكثروا من الاستغفار في بيوتكم ، وعلى موائدكم ، وفي طرقكم ، وفي أسواقكم ، وفي مجالسكم ، أينما كنتم فإنكم ما تدرون متى تنزل المغفرة.

           “ Perbanyaklah al-Istighfar di rumah-rumah, di atas meja-meja makan, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di pertemuan-pertemuan, di mana saja kalian, sesungguhnnya kalian tidak mengetahui kapan turunnya ampunan.” 

          Berkata Abu al-Minhal :

 ما جاور عبد في قبره من جار خير من استغفار كثير

          “ Tidak ada tetangga yang mendampingi seorang hamba di kuburan yang lebih baik dari istighfar yang banyak. “

KARYA TULIS